Chapter 10

1.5K 194 22
                                    

"Irene Bae!!"

Irene menoleh saat mendengar seseorang berteriak.

"Jennie?"

Gadis berpipi mandu itu berlari kecil menghampirinya.

"Astaga, kau ini pendek tapi jalan mu cepat sekali" Kesal Jennie terdengar mengomeli Irene.

"Kau mencari ku hanya untuk menghina ku ya?" Irene juga terdengar kesal.

"Eoh, aku ingin menghina mu, memaki mu dan banyak lagi. Kenapa kau tidak datang hah?! Aku kan meminta mu berpura pura jadi kekasih ku. Gara gara aku tidak membawa kekasih, orang tua ku menjodohkan ku dengan seorang pria. ya ampun Irene kau tau sendiri tipe ku itu sweet taste. Dan pria itu.. astaga dia terlihat seperti fuckboy sangat sangat jauh dari tipe idealku, Tolong aku Irene, Aku tidak mau di jodohkan dengan pria itu, lagipula aku tidak suka pria. Bantu aku membatalkannya Irene ah" Jennie terdengar merengek saat meminta bantuannya, gadis itu bahkan memegang tangannya.

"Kenapa kau tidak minta sweet taste mu itu saja membantu mu?" Kesal Irene, entahlah hari ini dia sepertinya sedang sensitif. Dia sedang red day jadi semakin sensitif apalagi mendengar nama sweet taste.

Biasanya jika bad mood Irene akan menemui salah satu dari kekasih kekasihnya, dan mengajak mereka bersenang senang. Tapi sekarang dia tidak memiliki kekasih lain lagi selain Seulgi. Dan Kang Seulgi bukanlah orang yang pintar mengajaknya bersenang senang seperti kemauannya.

Dia jadi teringat 2 hari yang lalu di mana sang kekasih datang ke apartemennya. Itu pertama kalinya dia melihat Seulgi dengan ekspresi playfull-nya serta banyak bicara, tatapan dan seringai Seulgi bahkan masih dia ingat.

Entah keberuntungan atau kesialan baginya karena hari itu dia mendapatkan menstruasinya. Seulgi jadi tidak bisa melakukan lebih, sehingga Irene terbebas dari dominasinya.

"Ya Jennie ah" Irene menatap Jennie sepenuhnya

"Wae? Kenapa menatap ku begitu? Kau terlihat menyeramkan" Jennie mundur satu langkah menjauhi Irene.

"Jawab dengan jujur, apa aku terlihat seperti submissive?"

Jennie mengerutkan keningnya bingung. Apa apaan pertanyaan temannya itu.

"Submissive? Kau ingin jadi submissive juga?" Tanya Jennie ragu

"Tentu saja tidak" decak Irene kesal.

"Aku kan hanya bertanya, begitu saja marah. Kau dominant paling aneh yang pernah ku kenal, mudah sensitive dan merajuk, manja pada Wendy, dan sering bertingkah menggemaskan. Kenapa tidak jadi submissive saja? Tubuh mu bahkan mendukung sekali" omel Jennie di sertai kekesalan.

Irene yang mendengar itu jadi cemberut. Semua yang di ucapkan Jennie benar tapi dia membantahnya.

"Tapi kan tubuh Wendy juga tidak tinggi, harusnya dia submissive dan Joy dominantnya"

"Irene, ini bukan tentang tinggi badan saja, ini lebih ke bottoms and top aura. Lihat Wendy dan joy, Joy terlihat seperti dominant bottoms, powerfull. sedangkan Wendy lebih ke cute, soft top dan terlihat penurut. Jika di publik orang orang melihat Joy seperti gadis alpha, dia bahkan terlihat bisa mengendalikan Wendy, tapi saat bersama Wendy dia sangat manja dan penurut, Wendy juga memanjakannya dengan senang hati, dan lebih terlihat gentle saat bersama Joy. Kau juga melihatnya kan? Joy jika bersama wendy terlihat clingy"

"Dominant tidak bisa dilihat dari tinggi badan seseorang, tapi liat dia di kesehariannya atau cara dia mengendalikan pasangannya, i mean saat berhubungan, tapi untuk tinggi badan memang akan lebih bagus jika dom lebih tinggi dari sub nya, itu akan terlihat cocok sekali apalagi saat berpelukan, misalnya seperti aku dan sweet taste" Jennie terkekeh membuatnya Irene menatapnya malas.

Give Me a Taste || SeulReneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang