11 🍃Tawaran Dan Bertiga. . .

2.8K 127 12
                                    

🔞

PERTEMUANNYA kembali dengan Tohir dan langsung memadu kasih di pinggir Kali ternyata membuat Haris jadi ketagihan, dan terobsesi untuk berpacu nikmat lagi sama Kuli bangunan itu.
Sampai ketika Haris melihat sosok bapaknya sendiri yang baru pulang dari ladang, malahan kepengen mengajaknya juga buat sekalian maen mesum bertiga!

"Bapak pasti mau kalau diminta buat ngewe bertiga sama Tohir!" gumam Haris yakin sambil menunggu jam pulang Tohir yang biasanya lewat depan rumahnya.

"Apalagi udah lama kan bapak jadi Duda, dan pria mana yang tahan gak mengasah keperkasaannya selama bertahun-tahun? Walaupun gak tau juga selama aku di Kota bapak ada maen sama siapa buat menyalurkan gejolak nafsu seksualnya itu..."

"Lho kamu ngapain di sini Ris? Kayak lagi nungguin seseorang?" tegur Parsidi kelar mandi dan mendapati anaknya yang badan gedenya mewarisi dirinya itu terlihat gelisah seperti menanti sesuatu... atau lebih tepatnya seseorang.

Haris yang sudah kepalang basah karena kemaren bapaknya sempat tercengang waktu anaknya bilang kalo maen sama Tohir di pinggir Kali, akhirnya mengakui saja kalau ia lagi nungguin kuli bangunan yang kekar dan atletis itu.

"Wahh mau pergi bareng ke kali ya?" tanya Parsidi setengah meledek.

"Hmm gak pak, di rumah aja... sekalian cobain maen bertiga sama bapak...!" ungkap Haris, langsung membuat Parsidi terperanjat. Dan tepat ketika yang ditunggu-tunggu akhirnya muncul juga.

Tapi kali ini Tohir nampaknya lagi mikirin sesuatu, terlihat ketika ia dipanggil Haris malah tetap fokus pada HP yang entah lagi menghubungi siapa.

"Mampir kang, sekalian ngaso di sini aja." tawar Haris dengan lebih mendekati Tohir dan meraih lengan tangan kekar berototnya.


"Heghh...Anjing..., emang mantep banget kuli bangunan ini...!" gumam Haris sampai akhirnya Tohir masuk juga ke teras rumah Parsidi, dan langsung diajak masuk saja ke dalam.

"Ehh iya, maaf... lagi bales chattnya kang Firman, katanya Kodir di rawat di RSUD."

"Lho kenapa sama Kodir, Hir?" tanya Parsidi yang tau juga kalau Tohir dekat sama Kodir. Makanya ia merasa gak enak kalau anaknya malah ada affair sama kuli bangunan ini.

Tapi ketika Tohir duduk di sofa ruang tamu dan makin terpampang jelas tubuh perkasanya, pikiran Parsidi tentang Kodir jadi dikesampingkan dulu. Dan seperti menerima ajakan dari anaknya buat maen bertiga sama laki-laki super tangguh ini, Parsidi langsung cepat-cepat mengalihkan perhatiannya dari kawan kulinya yang lagi sakit itu.

"Yaudah kayaknya kamu lagi capek banget Hir, ayo masuk saja ke kamar biar aku enakkin sama Haris. Nanti kita cari tau lagi soal Kodir...,"

Tohir langsung menoleh penuh ke arah Parsidi seakan mau menanyakan apa maksud dari 'dienakkin' itu, sebelum Haris langsung mendekapnya dan melepasi baju itemnya, serta menyingkirkan dulu HP yang daritadi tak lepas dari perhatian mangsangnya ini.

"Hegghh... Haris? Mau ngapain...? Ada bapakmu lho...!"

Tohir mencoba menepis perlakuan dari Haris, tapi ketika melihat Parsidi ikutan melucuti pakaiannya sendiri, mau tak mau Tohir jadi terangsang juga. Dan pasrah saja ketika dirinya mendapatkan serangan cumbuan serta lumatan dari bapak-anak yang ternyata sama-sama menginginkan dirinya untuk maen 3some atau ngewe bertiga sekaligus!

"Mmmm mmmm mmmm slllrppss slllrppss slllrppss sllrppss...mmmmm mmmm...!"

"Sshhh errghh... ffckkk... mmm mmmm sllrpss slllrppss...!"

Dari posisi dipangkunya, Haris menikmati lumatannya pada bibir Tohir, sekalian mulai ia remasi dada bidang dan puting coklat gelapnya... sampai Tohir makin menyerah kalau harus mendapatkan kenikmatan lagi dari kawan lamanya ini.

Sementara itu Parsidi tak mau kalah dengan mengusapi rambut Tohir dan ikut menciumi bibirnya dari samping.... Hingga untuk pertama kalinya Tohir berpagutan panas dan mesra dengan pria modelan bapak-bapak perkasa seperti Parsidi ini.... Dan lanjut ketiganya pindah tempat buat bermesraan di dalam kamar Haris yang lebih luas dan lebar ketimbang kamar bapaknya.

"Akhh... udah lama gak maen bertiga sama dua pria kekar kayak kalian...!" desah Haris dengan jongkok di bawah hadapan Tohir dan Parsidi, lalu membebaskan kontol ngaceng Tohir yang masih terkungkung celana dan sempak ketatnya,

PLOPPPHHH...!!

"Ohh wow...! Pantesan dari tadi Haris udah gak sabar nungguin kamu ya Hir! Ketagihan sama kontol supernya Kuli ternyata...!" seringai Parsidi dengan mencuatkan juga batang kejantanannya yang sebenarnya tadi sudah ia kocoki sendiri waktu sange di ladangnya setelah teringat sama preman-preman kampung yang pernah dikencaninya.

Hmm... tau gini tadi gak usah coli ya!

"Hegh... punyamu juga gak kalah gede mantep Pak!" balas Tohir dengan ketagihan berciuman sama pria kekar di sampingnya ini, hingga duda dan kuli bangunan itu terlibat saling berciuman mesra kembali... tepat ketika Haris mulai mengulumi dan mengisepi kontol Tohir... dengan tangan kanannya juga mengocoki kontol tegang bapaknya.

"CLOK CLOKK CLOKK CLOKK CLOKK!!

SLLURPPSS SLLLURPPSS SLLURPSS SLLURPSS... SLRPSS SLLRPSS

"Mmmm mmmm sllrpss sllrppss... glok glokk glokk... sllrppss sllrpss...!"

"HOKKHH OKHHH GLOKK GLOKK... SLLRPS SLLRPS... KLOK KLOK KLOKK!"

Seakan baru pertama kalinya ngisepi kontol jumbo Tohir, Haris sampai begitu rakus dan lahapnya melumati batang gelap berurat itu... hingga dimaksimalkan kolohannya sampai hidungnya bisa mencium aroma jantan dari jembut lebat yang membusur sampai ke bawah pusar!

"HOKKHH OKKHHH... SLLURPPSS SLLURPPSS... GLOKK GLOKK... SLLRPPSS SLLRPSS!"

"Mmmm mmmmm mmmm slllrppss slllrppss slllrppss... mmm slllrppss...!!"

"CLOK CLOK CLOKK CLOKK CLOKK CLOKK!!"

"Akhh... nafsuin banget ngeliat anak sendiri lagi ngisepi kontol laki-laki jantan sepertimu Hir...!" dengus Parsidi dengan tiba-tiba saja ia menggantikan posisi Haris untuk mengulumi serta mengisepi kontol ngaceng Tohir... sementara Haris lanjut saling duduk bersebelahan dengan Tohir di tepi ranjang kasurnya.

"Hmm... doyan ngisepi kontol juga kau Pak!?" ujar Haris, hingga terlintas ide biar mereka sama-sama saling ngenakin ; Haris meminta Tohir buat telentang di ranjang... dan dari samping Parsidi bisa lanjut mengulumi kontol akang kuli itu... sementara Haris juga kebagian kontol bapaknya untuk diisepi dengan sama-sama posisi menyamping.

"Gantian kamu yang gak mau rugi ya Ris!?" desah Parsidi dengan tak sabar buat menikmati kontol Tohir di dalam isepan mulutnya. Sekalian melegakan rasa hausnya akan bayang nikmat dari preman-preman kampungnya tadi.

SLURPPSS SLLLURPPS SLLURPPS... SLURPSS...

"GLOK GLOKK GLOKK GLOKK... HOKKHH OKKHHH... SLRPSS SLLRPSS...!"

"Mmmm mmmm slllrusps sllrurpss... mmmm mmmmm...!"

Walaupun ngisepi kontol Tohir dengan posisi menyamping, tapi Parsidi tak merasa kesulitan! Dan Tohir juga tetap keenakan, apalagi ia seperti mendapati sensasi kenikmatan yang baru lagi dari Duda perkasa yang diam-diam maniak sama kontol juga!

"Sshhh errghh... bener-bener gak nyangka selama dua hari bisa ketemu bapak-anak yang sange sama kontolku ini..." racau Tohir sambil mengusapi hamparan tubuh perkasanya sendiri... Dan setelah lebih dari lima menitan, Tohir tak tahan lagi buat menjebloskan kontolnya ke lubang senggama Haris. Yang mungkin saja nanti bakal gantian sama bapaknya...

TOHIR & KODIR 🔞 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang