10 : Buka Masker

32 4 0
                                    

Malam itu Naya bermain hpnya seperti biasa. Pukul 10.00, tetapi ia tidak bisa tidur, karena teringat Novan yang akan ultah.

Notifikasi berbunyi.

novan

Eh Nay
Besok km pake baju adat apa
😭😭

Bugis
Knp emg

Fotbarkah besok?

Seriuskah ini

Km ngapain

Kesambet apa lu

Ga lagi ngapain-ngapain

BUKAN
Tampilnya maksudnya

Oh nari
Lu kalau ngetik yang bener

😭🙏

Astaga aku kesambet apa kemarin

Hah

Gatau

Kesambet gledek

Bukan itu

Lah

Jujur pls, lu beberapa hari ini datang kemimpi gwe terus
Gatau kenapa😏😏

Dih

Hei serius ya

Jodoh kali ya
Canda

Serahmu

Jadi ga

Ya jadilah

Jadikan aja
Dimana

Knp you ngajak dah

Dihatimu tapi boong

Diatas

Jangan co

Trs
Dekat klsku?

Di Kantin atas

Yaudah

Knpa km ngajakin aku fotbar pls

Gpp

Aku mau ngajakin anak SD yang lain juga

Kalo mereka mau

Bentar lagi u ultah kan?

😘😘

Besok

Kan bentar lagi 2 jam lagi

Oh iyaa

“Km ga tidur kah dek?”

Nayapun menoleh pada sang pemanggil, yaitu mamanya sendiri.

“Iya tidur bentar!”

Setelah tidur, Naya malah kebangun jam 12 Malam. Ia kembali mengingat, tepat pada hari ini Novan berulangtahun.

Rasa hati ingin ngucapin, tapi kalah dengan gengsinya.

Naya menghela napas. Kembali ia lanjutkan tidurnya.

***

Keesokan harinya...

Akibat dari dirinya yang begadang, membuat Naya 'sedikit' bangun telat.

“Ma! Adakah jilbab merah pasmina itu?” tanya Naya pada sang Mama

“Gaada! Pake aja dulu yang ada itu! Yang jilbab langsung aja!”

Jelek banget sumpah! Ga pede! Mana besok fotbar lagi!

Dengan berat hati, Naya tetap menggunakan jilbab langsung bewarna merah itu. Dengan tergesa, Nayapun berangkat ke sekolahnya.

***

“Langsung aja ke Lapangan, Nak!” perintah Pak Harto —Kepala sekolah—

Naya hanya tersenyum. Tak menghiraukan omongan pria itu, karena ingin menunggu Elza.

Nayapun lewat depan ruang guru. Tidak sengaja, Naya bertemu dengan Novan.

“GILA CANTIK BANGET!” seru Novan sembari menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Naya mungkin hanya menggeleng, tapi sungguh hatinya sedang tersalting-salting saat ini.

Iapun kekelas untuk menunggu Elza. Setelah beberapa, akhirnya kelapangan.

Disitu penampilan P5 dari kelas 7 dan 8.

Lalu Naya bertemu Lucas dan Manda dengan berpayungan sembari duduk² mesra mereka menggambar.

Dasar bucin!

***

“Coba senyum kaya Manda itu loh, jangan cemberut!” ucap Novan saat melihat wajah cemberut Naya.

Naya seolah tidak mendengar itupun menyueki Novan.

“Masih ga nyangka, kamu buka masker.”

“Weh, temenin gue ambil hp di ruang guru," ucap Novan.

Tidak berucap apapun, Nayapun mengikut Novan.

“Van, kita ngapain kesini?” ucap Naya, saat Novan mengajaknya ke kelas atas.

“Lo lupa? Kita 'kan mau fotbar,” ujarnya masih memegang tangan Naya.

Lah seriusan? Gue kira bercandaan aja njir

“Jadikan ini?”

“Jadilah,” jawab Naya spontan.

Setelah itu, merekapun mencari tempat yang pas untuk fotbar.

Jadilah mereka potbar di belakang kelas 8E.

Betapa kagetnya mereka bertemu dengan Manda dan Lukas.

“Loh, kalian fotbar juga?” tanya Novan. Sementara, yang ditanya hanya cengengesan.

Sebelum itu, mereka memutuskan membuat sebuah TOS.

“Jangan harap tosnya ada lope-lopenya!” ucapnya saat melihat tosan sepasang remaja itu terdapat lope-lopenya.

Setelah telah berhasil membuat tosan, akhirnya sesi fotbarpun tiba

Tiba-tiba telepon Novan berbunyi.

“WOY VAN! MENTANG-MENTANG YANG LAGI FOTBAR SAMA CEWEKNYA,SAMPE LUPAIN TEMAN SEKELASNYA, CIELAH!”

“Bacot lu, Fal!”

“Ke Kelas ga lu! Bu Fatimah ngajakin fotbar sekelas!”

“Cielah sabar napa Fal!”

“SEKARANG NOVAN AZZAM!”
Suara dibalik telepon tidak hanya mengejutkan Novan tapi juga Ketiga remaja itu.

“Ck! Panik ga tuh! HAHAHAHAA!”

“BERISIK!” ucap Novan mematikan telepon itu secara sepihak.

“Sebelum itu ayo kita Poto keluarga!”

“Nay! Lo yang potoin kita ya!” seru Novan.

Nayapun mengangguk. Lalu mengambil handphone Novan.

Entah mengapa, saat ia ingin memoto tangannya tiba-tiba bergetar. Novan yang melihat itupun memegang kameranya.

“Maudy! Potoin dong!” ucap Novan saat melihat ada Maudy yang memerhatikan mereka.

“Oke!”

NOVANDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang