“Eh, Nay! Gue mau nunjukin Lo sesuatu!” ucap Novan dengan senyuman.
Gantungan kunci rajut ubur-ubur
“IH! LUCU!” Naya yang melihat itu teriak histeris.
“Mau pegang?” ucap Novan mengulum senyuman.
Tanpa mengucapkan sepatah kata, Naya mengangguk.
Tidak hentinya, Naya tersenyum. Melihat selucu apa gantungan itu.
“Ini namanya gantungan kunci rajut ubur-ubur.” Novan menjelaskan pada Naya.
“Rajut?” Dahi Naya mengernyit mendengar kata yang cukup asing ia dengar.
“Iya! Rajut! Lo pasti penasaran 'kan?” ucap Novan.
Naya mengangguk semangat.
“Kalau Lo penasaran. Gue mau ngajak Lo, untuk belajar Ngerajut bareng gue dan Samuel. Lo mau ga?”
“Gue—”
“Oke berarti kita ngerajut hari Minggu di taman dekat rumahnya Lukas, ya?”
“Enak aja! Orang aku mau—”
“Tenang aja, Nay, dia mau kok!” ucap Novan sembari menyikut Lukas.
“Rada ga percaya, tapi yaudahlah!”
“Minggu ya, Nay!”
Nayapun berjalan meninggalkan Novan dan Lukas, untuk kembali kekelasnya.
***
novannn
Ayaaaa
Bisa ketemuan dikantin gaada, ada yg mau gue omonginSekarang?
Tapi sorry banget gue ada janji sama nalaIHHH
Ini lebih penting dari urusan Lo sama NalaOk
———
“Nal ... Sorry banget gue gabisa nemenin Lo ke kantin atas, soalnya gue—”
“Lo mau ketemu Novan 'kan? Udah apal bet gue sama alasan Lo!”
“Yaelah, untuk cowo lu maka ada waktu, sementara untuk sahabat sendiri ... Dahlah!” ucap Nala memasang wajah cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOVANDRA
أدب المراهقينSelamat datang dikisah Novandra! Menyukai sahabatnya sendiri adalah hal yang tidak pernah ia sangka. Ah, ternyata benar tidak ada pertemanan tulus laki-laki dan perempuan tanpa campur tangan cinta. *** "Lo kapan pekanya sih, Nay? Jelas-jelas Novan i...