BAB 1

1K 52 8
                                    

"Semua baik-baik saja, hanya sedikit terganggu saluran pernafasannya, mungkin, karena banyaknya air yang pasien minum saat tenggelam."

Kanin hanya menganggukkan kepalanya secara teratur seperti orang bodoh, mendengarkan seorang Dokter perempuan menjelaskan keadaan Alga.

Kanin, benar-benar ingin memukul kepalanya sendiri sampai gegar otak. Bagiamana bisa, dirinya malah memanggil Dokter. Shit!

Terlihat jelas, jejak jari tangannya pada leher lelaki itu. Kanin, meneguk ludah, dirinya yakin, Dokter di depannya ini tidak sebodoh itu, tidak menyadari semua perbuatannya.

"Anda, membutuhkan bantuan?"

Kanin tersentak, mendongak, menatap lamat-lamat Dokter di depannya yang tengah tersenyum samar.

"Berapa?" Seru Kanin, dingin, mendekat. "Berapa yang anda butuh kan?"

"Maksud, Nona?"

Kanin berdecih, melirik Alga yang masih tidak sadarkan diri, dengan mulut setengah terbuka, lingkup masker oksigen yang dipenuhi uap nafas lelaki tersebut.

"Aku akan membawa lelaki ini, pergi," seru Kanin tanpa berbasa-basi. Dan, lihat lah, Dokter tersebut tidak lagi menyembunyikan senyum samarnya itu.

RAVENGE

Alga Pov.

Aku berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa tubuhku tidak bisa aku gerakan, bahkan, untuk bernafas saja, aku kewalahan, rasanya, seperti terdapat bongkahan batu menghadang jalur pernafasanku. Sesak.

Klik.

Suara itu...Aku memejamkan mataku, kepalaku pusing. Sebuah ingatan kecil, berputar apik tanpa bisa aku hentikan.

"ENGHH!" Aku mengingat dengan jelas, seorang gadis menghampiriku dan hampir saja membunuhku.

"to-longhh." Itu seperti nyata, aku benar-benar merasa kesakitan. Bagaimana gadis itu mencekik leherku tanpa ampun.

Kanin, saudara tiriku.

Aku berusaha membuka mataku, ketika aku merasakan guncangan kecil dibahuku. Samar-samar, aku melihat suster bergerak sigap untuk menenangkan diriku, yang bernafas cepat. Aku berusaha menggapai tangan suster tersebut, yang tengah mengatur saturasi oksigen untuk aku hirup.

"A-pa, ya-ng kau la-kukan." Aku bergerak panik saat suster tersebut menyuntikan sesuai pada lenganku. Melepas infus, lalu mencabut selang oksigenku, beberapa detik aku merasa seperti benar-benar kehilangan pasokan udara. Sebelum suster tersebut menyambungkan kembali pada tabung oksigen yang di taruh dibawah samping brankar dan mendorong brankarku keluar.

Aku merasa tubuhku kaku sulit untuk bergerak. Sial, aku tidak pernah merasa selemah ini seumur hidupku. Siapa yang tengah bermain-main denganku. Brengsek!

"Cepat bawa di masuk ke dalam ambulance, Nona Kanin, sudah menunggunya."

Kanin? Sial, dia sepertinya ingin bermain licik, mengambil kesempatan, saat aku terlihat lemah. Pandanganku memburam, aku merasa kesadaranku mulai menurun.

Samar-samar, aku melihat seorang gadis dihadapanku. Tentu saja, aku tahu, siapa gadis tersebut walaupun pandanganku buram.

Gadis itu menepuk-nepuk pipiku, hingga kepalaku bergerak miring tanpa bisa aku tahan. Aku benar-benar berasa lemas, setelah suster sialan, menyuntikan sesuai pada tubuhku.

Kepalaku mendongak ke atas saat Kanin menekan dadaku hingga sesak. Tanganku mengepal tanpa sadar. Menatap tajam gadis itu, yang terlihat kesenangan melihatku tersiksa.

"Ah, aku tidak sabar, bermain-main denganmu, Alga."

Kanin menjauh, dan detik itu juga brankarku kembali bergerak dengan gadis itu membututinya dibelakangku. Setelahnya, aku tidak tahu, karena kesadaran lenyap, aku tidak sadarkan diri.

Author Pov.

Kanin menghentikan langkahnya, mengambil ponsel di saku yang terus berbunyi tanpa henti.

"Kanin, temui Ibu sekarang."

Ujung Bibir Kanin tanpa sadar tertarik, tersenyum miring.

Kanin menatap datar proses pengangkatan mobil hitam yang tengah terjadi dihadapannya. Tersentak, saat Ibu tirinya, Shinta, mengajaknya bicara.

"Alga, sampai sekarang belum ditemukan, tidak ada yang tahu. Dia, anakku, Alga, masih hidup atau tidak." Kanin, bisa merasakan tatapan frutasi di wajah Ibu tirinya.

Kanin mengusap punggung Ibu tirinya iba. "Semuanya akan baik-baik saja."

Kanin sedikit terkejut saat secara mendadak Ibu tirinya memeluk tubuhnya erat. "Polisi sudah mengatakan, kemungkinan, Alga, sudah tidak bernyawa, Ibu tidak bisa membayangkannya, Ibu-"

Kanin tidak lagi mendengarkannya, ia sama sekali tidak peduli. Membiarkan manusia tua bangka ini terus memeluknya, dan menangis histeris.

Bagaimana jika, Shinta tau. Bahwa anak kesayangan ini tengah di sekap olehnya?

 Bahwa anak kesayangan ini tengah di sekap olehnya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC

Like and komen, jangan lupa.

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang