BAB 6

755 42 7
                                    

Karena likenya udah 20, aku harus update. 😖

Happy reading

Flashback.

"Alga, sepulang sekolah, kamu ke ruangan saya, ya, ada wawancara tentang olimpiade."

Detik itu juga, bahu yang sebelumnya kokoh merosot lesu. Alga hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban, sopan. Melirik kaca besar tepat disisinya. Sejak dulu, ia memang selalu mengambil tempat duduk yang dekat dengan jendela. Karena dengan itu, ia merasa sedikit kebebasan tentang apa itu kehidupan, selain belajar.

Alga menunduk, membolak-balik selembar kertas untuk kembali mempelajari tentang perusahaan, Ayah tirinya. Sangat membosankan.

Sementara tepat di bangku belakang Alga, terdapat gadis berambut kuncir kuda tengah mengemut permen hingga sebelah pipinya mengembung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara tepat di bangku belakang Alga, terdapat gadis berambut kuncir kuda tengah mengemut permen hingga sebelah pipinya mengembung. Dahinya mengerut, menatap punggung kokoh Alga intens. Apa lelaki didepannya itu tidak pernah merasa sakit punggung, kah? Jam istirahat saja, lelaki itu gunakan untuk belajar.

"KATE SIALAN, SINI KAMU!" Alga mendongak, Kepalanya seperti ditarik magnet untuk menoleh ke arah kaca besar disampingnya, yang langsung memperlihatkan lapangan luas sekolahnya.

Kanin, dengan rambut terurainya, terdapat jepit berbentuk strawberry tengah berlari mengejar temannya. Gadis itu tengah ancang-ancang untuk melepas sepatunya berniat melempar temannya yang terus berlari.

"HAHAHA." Bahkan saat Alga berada di lantai tiga, suara tawa menggelar Kanin masih terdengar.

Tanpa sadar, tangannya mengepal, ini tidak adil. Alga bisa melihat raut bahagia adik tirinya itu dalam menjalankan hidup layaknya remaja pada umumnya, tidak seperti dirinya yang terus dibebani dengan, belajar, belajar, belajar.

"Hei, halo!" Alga tersentak kaget.

"Sorry, kaget ya? Kenalin, gue Alura, btw lo engga laper apa? Mau ke kantin engga, bareng gue." Alga meneguk ludahnya, menatap dingin Alura. Gadis itu berisik. Padahal Alga belum mengatakan sepatah kata apapun, tapi gadis tersebut sudah cerocos tanpa henti. Tatapan berbinar dari gadis tersebut terlihat jelas di mata coklatnya, menunggu jawaban darinya.

"Gah."

Flashback off.

Suster dua yang tengah membantu Alga pindah ruangan saling bertatapan. Mereka baru selesai memindahkan pasien ini.

"Kenapa dia meneteskan air mata terus." Seru salah satu suster, mengusap air mata yang menetes di ujung kelopak mata Alga yang menutup.

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang