"Kak Alga, lepasin!"
Alga bergerak gelisah. Suara-suara Kanin memenuhi Indra pendengarnya. Suara beruntun yang membuat kepala Alga semakin sakit.
Alga menulikan telinganya. Semakin menunduk dalam meninggalkan jejak cumbuan pada leher jenjang Kanin. Alga benar-benar tidak mendengarkan tangisan histeris Kanin. Mencekal kedua tangan Kanin yang terus memberontak.
"Kanin mohon Kak. Lepasin."
Alga menatap bola mata Kanin yang sebab karena tangis. Menunduk menatap bibir gadis itu yang bengkak karena ulahnya. Jempolnya mengusap kasar bibir Kanin yang basah karena air liurnya. Hasil cumbuannya.
Alga bisa melihat tatapan tidak percaya Kanin atas kelakuan bejatnya.
"Kenapa menangis? Bukannya, harusnya kau terlihat senang seperti yang kau tunjukkan pada lelaki-lelaki di club malam?"
Kanin membuang muka. Membuat bibir Alga meleset pada pipi tirus gadis tersebut. Alga tidak berniat menjauh. Alga malah sengaja menjatuhkan kepalanya.
"Benci. Aku benci sama Kakak," gumam Kanin terus menerus saat Alga mulai melesatkan tangannya masuk kedalam baju Kanin.
"Berikan aku permainan terbaikmu."
"Henghh, Kanin!" Bola mata Alga membuka seketika. Dadanya bergemuruh hebat. Alga tidak bisa mengontrol dadanya yang langsung naik keatas. Sesekali bola mata Alga mengejang ke atas.
"Kanin." Alga terus menggumamkan nama Kanin.
Alga yakin. Sebagian wajahnya masih di bekap oleh alat bantu nafas. Tapi kenapa, ia masih merasakan sesak. Tangan Alga mencengkeram sisi ranjang, menyalurkan rasa sakit di dadanya.
Dengan gerakan kaku. Alga menoleh. "Henghh...."
Dimana gadis itu.... Alga ingin minta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE
Short StoryKarena sebuah insiden kecelakaan semuanya berubah. Setelah tahu, Alga, Kakak tirinya mengalami kecelakaan, Kanin orang pertama yang akan bersorak gembira atas insiden tersebut. Tapi, setelah diketahui Kakak tirinya masih hidup, Kanin berniat untuk...