BAB 13

336 32 6
                                    

Sebenarnya apa yang sedang dipikirkan Alga sih? Dua hari terakhir ini, kakak tirinya itu terus berulah, padahal Dokter sudah mengatakan belum bisa melepas ventilator mekanik dimulutnya sementara waktu, tetapi Alga terus menolak dan membantah. Hingga pada akhirnya kaki dan tangannya harus diikat dan jika Alga kembali memberontak lelaki itu harus mendapatkan suntikan penenang.

Seperti hari-hari sebelumnya, Kanin berjalan mengendap endap mendekati meja kecil samping ranjang Alga. Dia menaruh beberapa keperluan yang dibutuhkan Kakak tirinya itu, seperti handuk kecil dan printilan-printilan lainnya.

Ohiya, setelah kejadian beberapa minggu yang lalu. Ia tidak lagi pernah menampakkan dirinya langsung dilihat oleh kedua mata Alga. Jujur, Kanin sangat malu sekali sampe sekarang.

"Iya mah, Kak Alga masih tidur pulas kok." Melirik jam di pergelangan tangannya menunjuk pukul 10:30 pagi. Lagi pula jika Alga sadar ia tidak akan berani untuk masuk.

 Lagi pula jika Alga sadar ia tidak akan berani untuk masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanin mencuri pandang pada Alga hati-hati, sebisa mungkin ia juga mengecilkan suaranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kanin mencuri pandang pada Alga hati-hati, sebisa mungkin ia juga mengecilkan suaranya. "Em, Mamah kapan ke Indonesia lagi?"

"Sebentar lagi. Tolong jagain Alga dulu yah."

"Iya," Singkat Kanin lalu memutuskan telfonan.

Sebentar lagi. Ia sebentar lagi. Dan Kanin harus mencari ide untuk Alga tidak memberitahu soal niat jahatnya dulu. Dengar kan itu, dulu. Karena sekarang Kanin sudah tidak mempunyai pikiran buruk melukai saudara tirinya ini.

Ternyata sejahat- jahatnya Kanin, ia masih mempunyai rasa kasihan. Lihat saja sekarang. Alga dulu yang terlihat gagah dan berwibawa, beberapa bulan terakhir ini hanya berbaring di ranjang pesakitan. Pasti Kanin yakin sekali, dalam lubuk hati terdalam lelaki tersebut pasti sudah meledak-ledak atas takdir buruk yang menimpanya.

 Pasti Kanin yakin sekali, dalam lubuk hati terdalam lelaki tersebut pasti sudah meledak-ledak atas takdir buruk yang menimpanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Engghhh."

Karena sebuah lenguhan lirih berhasil membuat kepalanya bergerak memutar dan yah! Kanin menemukan Alga yang sudah membuka matanya. Rasanya, Kanin seperti mati kutu. Diam tidak bisa bergerak, bernafas saja ia malu-malu.

"Eh, Ha-lo!" Sapa Kanin yang bisa terbilang APAAN DAH!

Dari raut wajah Alga, ia terlihat kesal. Mungkin jika tidak ada ventilator mekanik dimulutnya sepertinya akan ada ucapan yang terlontar untuknya.

Lelaki itu berkedip beberapa kali mengusir poni depannya yang sudah memanjang. Kanin sama sekali tidak bergerak untuk membantu. Menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Aku keluar dulu yah, sekalian panggilin Dokter?" Entah perasaannya saja atau tidak. Rasanya mesin di sampingnya berbunyi sedikit nyaring dan cepat. Alga juga langsung bergerak meronta di atas brankar seperti tanda ia menolak atau tidak mengizinkannya.

Oke, hari ini Kanin buang deh ego tingginya. Menepuk bahu Alga pelan berusaha menenangkan Kakak tirinya ini. "Kak, tenang lah."

Rasanya sangat-sangat canggung sungguh. Sampai Kanin harus memutar otaknya mencari topik pembicaraan. Ruangan hanya didominasi oleh suara dentingan jam dinding dan nafas Alga dibalik ventilator mekanik. "Kau tidak mau aku panggilkan Dokter?"

Diatas ranjang, Alga menggeleng lemah. Dia terus menatapnya dan membuat Kanin salah tingkah. Padahal kebiasaan Alga ini sudah terjadi pada beberapa bulan yang lalu juga, tetapi rasa gugup dan salting pada dirinya tetap saja terjadi.

Kadang Kanin bertanya-tanya. Kenapa Alga menatapnya terus?

"Kak Alga masih kesulitan nafas tidak?" Tanya Kanin mencari topik juga memanfaatkan pertanyaannya dengan mengusap dahi Alga mengusir poni lelaki tersebut. Lama-lama Kanin yang risih.

Alga kembali menggeleng sebagai jawaban. Bola matanya bergerak menurun pada kedua tangannya yang diikat. Kanin diam saja, tidak ada niatan dirinya membantu melepaskan.

"Kalau aku lepas, kau harus janji dulu tidak akan meronta, lagi pula jika memang nafasmu sudah membaik, Dokter juga akan melepas benda itu dari mulutmu," ucap Kanin panjang lebar. Alga hanya diam saja dan Kanin mulai melepaskan ikatan dengan hati-hati tanpa menyakiti pergelangan tangannya Alga. Sebuah lingkaran merah membekas disana. Sudah Pasti atas tindakan Alga yang mengamuk.

Padahal kalau sebenarnya Kanin tahu. Alga sama sekali tidak memperdulikan selang panjang dimulutnya, ia meronta karena merasa kesal tidak bisa memberitahu apa yang sebenarnya ia inginkan. Maksudnya, seperti bertanya. Dimana Kanin? Kemana gadis ini beberapa minggu? Dia benar-benar merasa sendiri di dalam ruangan besar rumah sakit ini. Dan itu menyiksanya.

Catat! Yang dicari Kanin, Alga bahkan lupa dengan Ibu kandungnya sendiri.

Kanin berdehem kecil menghilangkan sunyi yang melanda. Menyelipkan buku kecil dan juga bolpoin. "Kau berniat memberitahu Ibu?" Seru Kanin ragu-ragu. Dahi Alga berkerut tidak mengerti.

"Kau bisa menjawab melalui buku kecil ini." Menunjuk pada buku di genggaman Alga, tapi Alga tidak bergerak untuk menulis. Ia juga masih bingung atas ucapan Kanin.

"Aku yang berniat membunuhmu. Tapi Kak, pikiran jelek itu sudah tidak ada, sungguh. Aku sudah sadar, aku tidak akan melakukan hal itu lagi padamu."

Alga menatap cukup lama wajah Kanin. Terlihat raut wajah bersalah di sana. Huh, Alga ingin mengatakan sesuatu.

"Tolong maafkan aku." Kanin bisa melihat Alga yang menganggukkan kepalanya pelan. "Ini tandanya iya akan memberitahu atau iya tidak akan memberi tahu?"

Akhirnya Alga lebih memilih menulis walaupun butuh effort tinggi untuk menulisnya.

'Tidak'

Senyum Kanin merekah membaca tulis jelek Alga. Rasanya ia sekarang sudah bisa bernafas lega dan tenang.

"Terima kasih Kak."

TBC

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang