Hari yang cerah menyambut Gita, Freya, dan Muthe ketika mereka bangun pagi itu. Setelah penyelaman kemarin, mereka merasa energik dan penuh semangat. Freya menyarankan agar mereka menikmati hari libur dengan cara yang berbeda: menjelajahi kota dan mencicipi makanan lokal. Gita dan Muthe dengan cepat setuju, dan mereka semua sepakat untuk mengunjungi ramen shop yang terkenal di kota ini.
Saat mereka berjalan menuju ramen shop yang terletak di sudut kota, Freya tidak bisa menahan senyum. “Tempat ini sangat terkenal dengan ramen mereka. Banyak orang bilang, ramen di sini adalah yang terbaik di kota ini.”
Gita, yang belum pernah mencoba ramen Jepang asli, merasa antusias. “Aku tidak sabar untuk mencobanya! Apa yang membuat ramen di sini begitu istimewa?”
Freya menjelaskan, “Mereka menggunakan bahan-bahan segar dan resep rahasia yang sudah diwariskan turun-temurun. Setiap mangkuk ramen di sini dibuat dengan penuh cinta dan perhatian. Kita pasti akan mendapatkan pengalaman kuliner yang luar biasa.”
Muthe, yang terlihat cukup lapar, menambahkan, “Aku sudah tidak sabar! Aku mendengar bahwa kuahnya sangat kaya rasa dan mie-nya lembut. Ini pasti akan menjadi pengalaman yang menyenangkan.”
Sementara mereka berencana untuk makan di ramen shop, mereka bertemu dengan Eli, seorang pemuda ceria yang juga merupakan anggota klub selam mereka. Eli tampaknya sedang dalam suasana hati yang baik saat dia menghampiri mereka. “Hey, teman-teman! Ke mana kalian pergi?”
Freya menyapanya dengan senyum. “Eli! Kami sedang menuju Kaito’s Ramen. Ini adalah ramen shop terkenal di kota ini. Kamu ingin bergabung dengan kami?”
Eli tampak sangat senang dengan undangan tersebut. “Tentu saja! Aku selalu siap untuk makan ramen. Ayo, aku ikut.”
Ketika mereka tiba di ramen shop, suasana di dalamnya hangat dan mengundang. Papan kayu yang mencolok dengan tulisan besar "Gracia’s Ramen" menyambut mereka saat mereka memasuki ruangan. Aroma harum dari kuah ramen yang menggugah selera menyambut mereka.
Seorang wanita paruh baya dengan rambut hitam yang mulai memutih dan apron putih di sekitar pinggangnya sedang berdiri di belakang meja. Dia menyambut mereka dengan senyuman ramah. “Selamat datang di Gracia’s Ramen! Apa yang bisa saya bantu hari ini?”
Freya menyapa dengan senyum, “Kami ingin mencoba beberapa ramen, tolong. Apa rekomendasi Anda?”
Gracia, sang pemilik, tersenyum lebar. “Tentu saja. Kami punya beberapa jenis ramen yang bisa Anda coba. Yang paling populer di sini adalah Tonkotsu Ramen, dengan kuah babi yang kaya rasa. Ada juga Shoyu Ramen, dengan kuah kedelai yang ringan namun sangat lezat. Anda bisa memilih sesuai selera.”
Gita dan Muthe saling berpandangan dan setuju untuk memesan kedua jenis ramen tersebut. Freya juga memesan satu porsi ramen Tonkotsu untuk dirinya sendiri. Eli memutuskan untuk memesan Tonkotsu Ramen juga setelah mendengar rekomendasi tersebut. Mereka duduk di meja kayu yang terletak dekat jendela, menikmati pemandangan jalanan kota yang sibuk.
Sementara menunggu pesanan, mereka berbincang-bincang tentang berbagai hal, dari pengalaman penyelaman mereka hingga rencana mereka untuk hari berikutnya. Freya tampak semakin ceria saat dia berbicara tentang tempat-tempat yang ingin mereka kunjungi di kota.
“Aku benar-benar ingin mengunjungi taman kota yang terkenal itu,” kata Freya dengan semangat. “Katanya ada festival bunga yang akan berlangsung minggu depan. Itu pasti akan sangat indah.”
Muthe tampak antusias. “Festival bunga? Itu terdengar seperti acara yang sangat menarik! Kita harus mencobanya jika ada kesempatan.”
Gita, yang merasa semakin nyaman di sekitar Freya dan Muthe, mengangguk setuju. “Aku juga ingin melihat festival itu. Tapi untuk saat ini, aku benar-benar tidak sabar untuk mencoba ramen ini!”

KAMU SEDANG MEMBACA
Musim Panas dalam Kenangan
Short StoryKisah seseorang yang masuk kedunia selam Mc nya Gita Up nya selang Seling x dan chapter nya bakal dikit