8

14 1 0
                                    

Setelah hari-hari penuh petualangan dan tawa di resor pantai, Gita dan teman-temannya kembali ke kehidupan kampus mereka. Keseruan dan kebersamaan yang mereka rasakan selama liburan tampaknya membawa perubahan dalam dinamika kelompok mereka. Mereka tidak hanya kembali dengan kenangan indah, tetapi juga dengan pemahaman yang lebih dalam tentang satu sama lain.

Pagi itu, di kampus, Gita berjalan bersama Freya menuju ruang klub selam. Mereka berbicara tentang tugas-tugas kuliah dan rencana kegiatan klub, tetapi di antara percakapan ringan itu, ada perasaan yang lebih dalam yang menggantung di udara. Gita merasa lebih dekat dengan Freya daripada sebelumnya, tetapi ia masih tidak yakin bagaimana mengungkapkan perasaannya.

Setibanya di ruang klub, mereka bertemu dengan Eli dan Muthe, yang sudah berada di sana. Eli sedang mempersiapkan peralatan selam, sementara Muthe, seperti biasa, terlihat sibuk dengan teleponnya. Semua orang tampak sibuk, tetapi ada suasana kegembiraan yang menyelimuti mereka.

"Hei, kita harus mengadakan pesta BBQ di pantai lagi suatu waktu," usul Eli. "Itu bisa menjadi cara yang bagus untuk merekatkan anggota klub dan memperkenalkan mereka yang baru."

Muthe mengangguk setuju. "Setuju, itu ide yang bagus! Aku bisa membawa gitarku dan kita bisa menyanyi bersama."

Freya, yang tampak sedikit lebih pendiam hari ini, tersenyum tipis. "Aku setuju. Itu bisa menjadi momen yang menyenangkan."

Gita merasakan perubahan suasana hati Freya dan merasa khawatir. Ia bertanya-tanya apakah ada sesuatu yang mengganggu temannya itu, tetapi tidak ingin memaksanya untuk berbicara. Sebagai gantinya, ia berfokus pada rencana untuk pesta BBQ yang akan datang.

Hari-hari berikutnya diisi dengan persiapan untuk acara tersebut. Mereka membagi tugas: Gita dan Freya bertanggung jawab untuk membeli bahan makanan, Eli akan mengatur peralatan BBQ, dan Muthe bertugas mengundang anggota klub lainnya. Semua orang tampak antusias.

Pada hari pesta BBQ, mereka berkumpul di pantai yang sama dengan yang mereka kunjungi sebelumnya. Gita dan Freya menyiapkan meja dengan berbagai makanan, termasuk daging, sayuran, dan makanan penutup. Eli menyalakan panggangan, sementara Muthe mengatur musik dan hiburan.

Saat malam mulai tiba, para anggota klub selam mulai berdatangan. Mereka membawa berbagai makanan tambahan dan minuman, dan suasana menjadi semakin hidup. Api unggun dinyalakan, memberikan kehangatan dan cahaya yang lembut di pantai. Semua orang terlihat bahagia, bercanda, dan tertawa bersama.

Di tengah pesta, Gita memperhatikan Freya yang duduk sendirian di tepi pantai, memandang laut dengan tatapan melamun. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dan memutuskan untuk mendekatinya.

"Freya, kamu baik-baik saja?" tanya Gita dengan lembut, duduk di sebelahnya.

Freya tersenyum, tetapi senyum itu tidak sampai ke matanya. "Aku baik-baik saja, Gita. Hanya saja... aku sedang memikirkan banyak hal."

Gita merasakan ada sesuatu yang lebih dalam di balik kata-kata itu. "Kamu tahu, kamu bisa menceritakannya padaku. Aku di sini untukmu."

Freya terdiam sejenak, kemudian menghela napas. "Aku merasa sedikit bingung dengan masa depanku. Kita sudah hampir lulus, dan aku tidak yakin apa yang ingin aku lakukan setelah ini. Semua orang tampak memiliki rencana yang jelas, tapi aku merasa masih mencari arah."

Gita mengangguk, memahami perasaan Freya. "Aku rasa semua orang merasakan hal yang sama pada suatu titik. Tapi kamu tidak perlu terburu-buru. Kamu akan menemukan jalanmu pada waktunya."

Freya tersenyum lebih tulus kali ini. "Terima kasih, Gita. Kamu selalu tahu cara membuatku merasa lebih baik."

Gita merasa hangat mendengar kata-kata Freya. Ia merasakan dorongan untuk melakukan sesuatu yang spesial untuk menghibur Freya. "Hei, aku punya ide. Bagaimana kalau kita jalan-jalan sedikit? Cuma kita berdua. Mungkin kita bisa menemukan tempat yang tenang untuk berbicara lebih lanjut."

Freya mengangguk setuju, dan mereka berdua berjalan menjauh dari keramaian, menuju tempat yang lebih sepi di pantai. Mereka berjalan beriringan, menikmati suara ombak yang lembut dan angin malam yang sejuk.

Setelah beberapa saat, mereka menemukan sebuah batu besar yang menghadap ke laut. Gita duduk di sana, diikuti oleh Freya. Mereka duduk dalam keheningan, menikmati pemandangan laut yang indah di bawah sinar bulan.

Freya membuka percakapan. "Kamu tahu, aku selalu merasa tenang saat berada di dekat laut. Seperti semua kebingungan di dalam diriku menghilang."

Gita tersenyum. "Aku merasakan hal yang sama. Laut selalu punya cara untuk menenangkan pikiran."

Mereka berbicara tentang banyak hal, dari kenangan masa kecil hingga harapan mereka di masa depan. Percakapan mereka mengalir alami, dan mereka merasa semakin dekat satu sama lain. Saat malam semakin larut, Gita merasa bahwa inilah saat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya.

"Freya," kata Gita pelan, "Aku sudah lama ingin mengatakan sesuatu padamu. Aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya, tapi aku merasa harus jujur padamu."

Freya menatapnya dengan penuh perhatian, menunggu kelanjutan kata-kata Gita.

"Aku merasa ada sesuatu yang spesial antara kita," lanjut Gita. "Aku tidak tahu apakah kamu merasakan hal yang sama, tapi aku merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar persahabatan."

Freya terdiam sejenak, lalu tersenyum lembut. "Gita, aku juga merasakannya. Tapi aku tidak tahu apakah kita harus... Aku tidak ingin merusak persahabatan kita."

Gita merasa lega mendengar pengakuan Freya, tetapi juga memahami keraguannya. "Aku juga takut tentang itu. Tapi aku pikir kita harus jujur pada diri kita sendiri dan melihat ke mana perasaan ini membawa kita."

Freya mengangguk setuju. "Mungkin kita bisa mengambil waktu untuk memikirkan semuanya. Aku tidak ingin terburu-buru dan membuat keputusan yang kita sesali."

Mereka setuju untuk meluangkan waktu untuk mempertimbangkan perasaan mereka, tanpa tekanan. Mereka kembali ke kelompok dengan perasaan lebih ringan, meskipun ada banyak hal yang masih harus dipikirkan dan dihadapi di masa depan.

Pesta BBQ berakhir dengan nyanyian di sekitar api unggun. Muthe, dengan gitar di tangannya, memimpin mereka dalam lagu-lagu yang mereka semua kenal. Suara ombak yang menghantam pantai, api unggun yang hangat, dan tawa teman-teman membuat malam itu terasa ajaib.

Saat malam semakin larut, mereka mulai membereskan barang-barang mereka dan bersiap untuk kembali ke asrama. Gita merasa puas dengan bagaimana malam itu berakhir, meskipun ada banyak hal yang masih harus dipikirkan dan dihadapi di masa depan.

Mereka semua kembali ke kampus dengan kenangan indah dan perasaan hangat di hati mereka. Meskipun ada ketidakpastian di masa depan, Gita dan teman-temannya tahu bahwa mereka memiliki satu sama lain untuk menghadapi apa pun yang datang.

Dan dengan demikian, hari yang dimulai dengan rencana sederhana untuk pesta BBQ berakhir dengan momen-momen yang penuh makna. Gita merasa bahwa mereka telah tumbuh bersama sebagai kelompok dan sebagai individu. Mereka semua sedang menjalani perjalanan mereka sendiri menuju kedewasaan, dan mereka melakukannya dengan dukungan dan cinta dari teman-teman yang mereka sayangi.

Saat mereka berjalan kembali ke kampus, Gita dan Freya berjalan berdampingan, kadang-kadang tangan mereka bersentuhan secara tak sengaja. Meskipun belum ada kata-kata lebih lanjut yang diucapkan tentang perasaan mereka, ada kenyamanan dalam keheningan mereka. Mereka tahu bahwa perasaan mereka adalah sesuatu yang harus dijelajahi perlahan, tanpa terburu-buru.

Malam itu, di asrama, Gita merenungkan percakapannya dengan Freya. Ia merasa tenang, meskipun ada ketidakpastian tentang masa depan hubungan mereka. Yang penting adalah bahwa mereka telah jujur satu sama lain, dan itu adalah langkah pertama yang besar. Gita tersenyum saat mengingat senyum lembut Freya, merasakan kehangatan dalam hatinya.

Begitu pula Freya, yang berbaring di tempat tidurnya, merasa hatinya lebih ringan. Malam itu, ia merasa lebih dekat dengan Gita daripada sebelumnya. Meskipun ada ketidakpastian, ia merasa optimis tentang masa depan, baik dalam hal persahabatan mereka maupun apa pun yang mungkin berkembang dari itu.

Dan dengan demikian, malam itu berakhir dengan perasaan yang tenang dan damai. Di bawah langit malam yang berbintang, mereka berdua menyimpan harapan dan impian mereka, menunggu apa yang akan datang di masa depan. Perjalanan mereka masih panjang, tetapi mereka tahu bahwa mereka akan menjalani setiap langkah dengan keberanian dan cinta yang baru ditemukan.

-_---
Hehe sorry ya lagi fokus cerita sebelah 😁😁😁

Musim Panas dalam KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang