Izmi lahir di sebuah Kota Indah di pulau bagian tenggara ibu pertiwi yang tenang, dengan harapan dan doa-doa dari keluarga yang penuh cinta. Matahari pagi yang menyinari kamarnya seolah membawa janji akan masa depan yang cerah. Ibunya, Maya, menyambutnya dengan penuh kebahagiaan dan harapan. Namun, seiring berjalannya waktu, kehangatan tersebut mulai memudar, digantikan oleh kegelapan yang tak terhindarkan.
Ayah Izmi, Rudi, adalah pria yang dulunya penuh semangat dan harapan. Namun, ia dengan cepat terjerumus ke dalam kebiasaan buruk. Mabuk-mabukan dan berjudi menjadi rutinitasnya, menyebabkan rumah tangga mereka semakin berantakan. Keberadaan Rudi di rumah semakin jarang dan kehadirannya hanya menyisakan ketegangan dan ketidakamanan.
Maya berjuang sendirian untuk menjaga rumah dan keluarga, meskipun beban yang ia tanggung semakin berat. Rudi sering pulang dalam keadaan mabuk, dan kemarahannya sering kali meledak tanpa ampun. Ia sering memukul Maya dengan brutal, dan sebuah malam, kemarahannya mencapai puncaknya ketika ia hampir membakar Maya dan rumah mereka, berteriak dalam kemarahan yang tak terkendali. Maya berhasil melarikan diri dan membawa Izmi jauh dari rumah yang mengerikan itu.
Dalam upayanya untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi Izmi, Maya terpaksa meninggalkan tanah airnya dan bekerja sebagai tenaga kerja wanita di luar negeri. Keputusan ini adalah pilihan terakhir untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan memastikan Izmi memiliki kesempatan untuk masa depan yang lebih baik. Keluarga Maya yang lainnya, yang juga terpecah-pecah, tidak mampu memberikan bantuan yang berarti.
Ketika Maya pergi, Izmi hanya seorang anak kecil yang tidak mengerti apa-apa tentang dunia di sekelilingnya. Ia tinggal bersama neneknya yang sudah lanjut usia dan sering sakit-sakitan. Dalam kesendirian dan kesulitan yang dihadapi, Izmi tidak hanya harus menghadapi kurangnya perhatian dan kasih sayang, tetapi juga efek dari ketidakstabilan emosional dan finansial semenjak ayahnya menikah lagi.
Hari-hari berlalu dengan cepat, dan meskipun Izmi tumbuh di lingkungan yang penuh ketidakpastian dan kesulitan, harapan di matanya tidak pernah sepenuhnya pudar. Maya mengirimkan uang setiap bulan.
Kehidupan Izmi adalah gabungan dari cinta yang hangat dan kegelapan yang mendalam. Di luar jendela kamarnya, matahari pagi tetap bersinar, mengingatkan Izmi bahwa di tengah segala kesulitan, ada secercah harapan yang mungkin suatu hari nanti akan menerangi jalan hidupnya. Namun, saat ini, dia hanya bisa menghadapi hari demi hari, menunggu saatnya untuk meraih mimpi-mimpinya yang mungkin masih jauh di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Rasa di Titik Nadir
RandomJejak Rasa di Titik Nadir: Menceritakan kisah Izmi, seorang gadis di sebuah kota di salah satu pulau bagian Tenggara Ibu Pertiwi yang lahir dalam keluarga yang terpecah. Dikelilingi oleh kekacauan emosional dan konflik keluarga, Izmi berjuang untuk...