Hari demi hari berlalu, dan Izmi semakin merasakan beban di pundaknya. Meski begitu, di tengah-tengah kesulitan dan tekanan yang mengintai setiap langkahnya, ia mulai menemukan sesuatu yang belum pernah ia sadari sebelumnya—kekuatan dalam dirinya sendiri. Seiring waktu, dia menyadari bahwa tidak hanya bergantung pada orang lain, tetapi juga pada kemampuan dan ketangguhannya sendiri, adalah kunci untuk mengatasi tantangan yang ada.
Izmi memutuskan untuk mengambil langkah mundur sejenak dan merenungkan tujuan utamanya. Ia duduk di ruang belajarnya dengan penuh ketenangan, mencoba untuk menyusun kembali prioritas dan menghilangkan semua gangguan mental yang menghambatnya. Dengan sebuah tekad yang baru ditemukan, ia mulai menyusun rencana yang lebih terstruktur untuk menyelesaikan pendidikannya.
Setiap pagi, Izmi bangun lebih awal untuk memulai harinya dengan meditasi singkat, yang membantunya untuk menenangkan pikirannya dan memfokuskan energi. Dia juga mulai melatih jurus dan latihan pernafasan yang dia dapat di tempat latihan, mencatat kemajuan dan refleksi harian yang membantunya menyadari betapa banyak kemajuan yang telah dicapainya. Setiap kali rasa putus asa menghampiri, Izmi membuka kembali catatannya dan membaca catatan tentang perjalanan dan pencapaiannya.
Izmi juga mulai menyadari betapa pentingnya kesehatan mentalnya dalam menghadapi semua tantangan ini. Dia mengatur waktu untuk beristirahat dan tidak lagi memaksakan diri untuk bekerja tanpa henti. Berbicara dengan seorang pelatihnya di kampus membantu Izmi mengelola stresnya dan memberikan perspektif baru tentang bagaimana mengatasi masalah.
Dia jadi sering cerita tentang perasaan, mimpi-mimpinya dan juga masalah-masalah yang dia alami kepada pelatih pencak silatnya.Satu demi satu, Izmi menghadapi tugas-tugas dan ujian dengan semangat yang lebih tinggi. Dengan fokus baru pada tujuannya untuk menjadi seorang guru, dia menemukan kebahagiaan dan kepuasan dalam belajar. Setiap pencapaian kecil, mulai dari mendapatkan nilai yang lebih baik hingga berhasil menyelesaikan proyek dengan baik, memberikan dorongan tambahan untuk terus maju.
Izmi merasa semakin percaya diri dan kuat. Meskipun kesulitan masih ada, dia kini memandangnya sebagai bagian dari proses belajar dan pertumbuhan. Dengan tekad yang kuat dan keyakinan dalam diri sendiri, dia semakin dekat dengan impiannya untuk mendapatkan gelar sebagai guru. Dalam perjalanan ini, Izmi tidak hanya menemukan kekuatan dalam dirinya tetapi juga sebuah kesadaran bahwa dia mampu mengatasi apa pun yang menghadang di depannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/374516854-288-k961996.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Rasa di Titik Nadir
RandomJejak Rasa di Titik Nadir: Menceritakan kisah Izmi, seorang gadis di sebuah kota di salah satu pulau bagian Tenggara Ibu Pertiwi yang lahir dalam keluarga yang terpecah. Dikelilingi oleh kekacauan emosional dan konflik keluarga, Izmi berjuang untuk...