Ac 1

11 3 0
                                    

Almeera Chairunnisa
Si pemilik mata teduh.

Di sebuah desa daerah jawa barat yakni bandung yang lebih tepatnya desa mekarwangi. Terdapat seorang gadis cantik yang memiliki mata yang mampu meneduhkan setiap kali orang yang melihatnya, tapi sayang, di balik mata yang teduh itu tidak sembarang orang bisa melihatnya. Keteduhan mata yang ia punya hanya bisa di lihat oleh keluarganya. Gadis itu bernama Almeera Chairunnisa Pratama, merupakan anak kedua dari ayah yang bernama Bayu Handika Pratama dan Ibu bernama Dwi Kusuma Hanania. Dari pernikahan keduanya, mereka memiliki sepasang putra dan putri. Putra pertama mereka di beri nama Muhammad Azzam Pratama sedangkan putrinya di beri nama Almeera Chairunnisa Pratama atau sering di sebut Meera. Selisih jarak di antara keduanya hanya berbeda sekitar 3 tahun, yang mana sang abang sekarang berumur 26 tahun dan sang adik berumur 23 tahun.

Keluarga cemara? Apa yang bisa kalian katakan untuk seseorang yang memiliki keluarga yang lengkap dan harmonis, bahagia bukan? Tentu. Meera kecil pernah merasakan kebahagiaan itu walaupun kini perlahan pudar bergantikan dengan keadaan yang cukup berbeda setelah kepergian sang ayah.

Seperti sekarang, mereka bertiga sedang sarapan pagi bersama. Biasanya sarapan pagi mereka akan di selingi canda tawa, tapi sekarang hanya ada keheningan di dalamnya. Ketika sarapan sudah selesai, meera pamit kepada ibunya untuk berangkat kuliah. Dan di susul sang abang yang akan mengantarkan meera terlebih dahulu baru setelah itu pergi bekerja.

"Meera pamit kuliah dulu bu"ucap meera yang menyalami tangannya.

"Iya hati hati"jawab sang ibu.

Meera sekarang sedang menganyam pendidikan terakhirnya di universitas di salah satu kota bandung. Sedangkan sang abang berkerja di sebuah perusahaan milik temannya. Sehari hari mereka bertiga akan sibuk dengan urusannya masing masing. Meera yang sibuk dengan kuliah terakhirnya, sang abang yang sibuk dengan pekerjaannya, dan sang ibu yang sedang sibuk mengurus sebuah resto makan.

"Abang juga sekalian pamit mau anterin meera, terus nanti langsung berangkat kerja"kata sang abang yang ikut menyalami tangan sang ibu.

"Iya kalian hati hati di jalan"ujarnya dan mereka berdua menganggukan kepala.

Mereka berdua pun keluar dari rumah dengan mengendarai sepeda motor. Yang mana motor itu mereka pakai untuk sehari hari mengantarkan meera pergi kuliah dan sang abang bekerja. Ketika sudah menyalakan motornya, mereka berdua pun meninggalkan halaman rumah.

Selama di perjalanan, kakak beradik itu hanya terdiam dan menikmati perjalanan tanpa satu kata pun yang keluar. Hingga tidak terasa meera sudah sampai di depan gerbang kampusnya, segera ia turun dari motor dan berpamitan kepada sang abang.

"Adek masuk dulu bang, makasih sudah di anterin"ujar meera yang selalu berterima kasih ketika di antarkan pergi ke kampus.

"Iya sama sama, belajar yang bener jangan mikirin cowo dulu"nasihat sang abang dan meera menganggukan kepalanya.

"Abang pergi ya, mau langsung ke kantor."

"Iya abang hati hati"ujar meera yang menyalami tangan sang abang.

"Assalamualaikum"pamitnya

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"

Meera yang ketika melihat abangnya sudah pergi, lantas berjalan masuk ke dalam kelas. Suasana kampus terlihat ramai karena mahasiswa dan mahasiswi sudah berdatangan. Meera di kampus terkenal memang dengan sifat cueknya. Karena saking cueknya meera terhadap sekitar, terdapat beberapa sosok pria yang diam diam mengaguminya.

Meera berjalan seorang diri untuk sampai ke kelas. Dan ketika sudah sampai, ia mengucapkan salam seperti hari hari biasanya.

"Assalamualaikum"salamnya ketika masuk ke dalam kelas dan segera menaruh tasnya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"jawab mereka semua yang ada di kelas.

Tak lama setelah meera masuk, dosen pertama pun datang dan segera memulai kelasnya.

Almeera Chairunnisa(si pemilik mata teduh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang