Ac 12

6 2 0
                                    

Bandung, apa yang bagus untuk mengekspresikan kota tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bandung, apa yang bagus untuk mengekspresikan kota tersebut. Wisata yang bagus? Atau makanan yang enak? Setiap kota pasti mempunyai ciri khas tersendiri bukan? Begitu pun dengan kota tersebut.

Lahir di kota bandung, yang mempunyai ciri khas berbahasa sunda, tapi tidak untuk meera. Meera sendiri sedari kecil tidak bisa berbahasa sunda, berbeda dengan sang abang yang sedikit tau dan bisa untuk menggunakan bahasanya. Meera hanya bisa berbahasa indonesia dan sehari hari pun hanya bahasa itu yang ia gunakan.

Suasana malam yang syahdu, di tambah rintik rintik hujan yang membasahi bumi, membuat kesan yang sangat bagus untuk kita nikmati di malam hari. Satu keluarga tengah berkumpul di ruang makan dengan porsi yang lengkap.

"Kapan pulang?"Tanya pria berwajah datar dengan ciri khas lesung pipinya.

"Tadi siang"jawabnya dan sang kakak menganggukan kepalanya.

Khoirul Ikhsan merupakan kakak pertama dari adik yang bernama Muhammad Ilham Al Hafsi, Ayahnya bernama Khoirul Azka dan ibu bernama Syifatul Qolbi atau sering di sebut bunda syifa.

Di ruang makan, mereka berempat telah selesai dengan makan malamnya. Mereka memilih berkumpul di ruang tamu untuk mengobrol sebentar.

"Gimana dengan pekerjaan kakak?"Tanya ilham.

"Alhamdulillah lancar, walaupun kadang ada yang gak paham"ujar sang kakak dan ilham menganggukan kepalanya.

"Oh iya bund, bunda masih ingat teman ikhsan yang waktu kecil?"Tanya pak azka.

"Teman yang mana yah?"Tanya ikhsan dan sang bunda berbarengan.

"itu yang dulu kamu kecil sering main, anak tetangga sebelah kontrakan kita dulu"ceritanya.

"Oh anak itu, ayah tau sekarang mereka dimana?"Tanya bunda syifa lagi dengan wajah berbinar.

"Ayah tau bund, yang lebih kagetnya lagi dia mahasiswa di kampus ayah. Ternyata selama ini dia dekat di antara kita"ujarnya.

"Ayah, ikhsan mau ketemu sama Ica"ujarnya yang mengebu.

"Besok kan libur, gimana kalau kita semua kesana"usulnya dan bunda syifa serta ikhsan menganggukan kepalanya.

"Tunggu-tunggu ini maksudnya gimana? ilham belum paham apa yang ayah maksud"ujarnya yang tak mengerti apa yang mereka obrolkan sedari tadi.

"Jadi gini nak...."

Di sebuah kontrakan kecil nan sempit, hiduplah satu keluarga yang terdiri dari empat orang. Mereka serba kekurangan dari segi ekonomi dan beruntungnya mereka memiliki tetangga yang selalu membantunya dan tulus menolong mereka.

Hari demi hari berlalu, anak anak mereka pun kian dekat. Ikhsan yang waktu itu usianya lebih tua dari ica, selalu mengajak gadis kecil tersebut untuk main. Seperti sekarang ini, ikhsan menghampiri gadis itu dan berakhir main tanah dan mengotori baju mereka berdua.

 Seperti sekarang ini, ikhsan menghampiri gadis itu dan berakhir main tanah dan mengotori baju mereka berdua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana ca, seru kan hahaha?"Tanyanya sambil tertawa yang berhasil menjahili ica.

"Huaaaa bunda, abang jahat"tangis kencang ica dan ikhsan kelimpungan sendiri karena tidak menyangka ica malah menangis.

"Ca jangan nangis dong, abang minta maaf ya"bujuknya.

"Gamau abang jahat"ujarnya yang tiba tiba berhenti nangis, dan langsung pergi meninggalkan ikhsan begitu saja.

"Caa"panggilnya, tapi tak ada hirauan dari ica yang sudah berlalu pergi.

Ikhsan bingung harus bagaimana membujuk ica yang sedang marah. Ia menjambak rambutnya frustasi, ia pasti akan di marahi sang bunda jika belum dapat maaf darinya. Sejak saat itu mereka lebih dekat dan ikhsan kapok untuk menjahili ica kembali, mereka akan bertemu hanya untuk sekedar main dan bersepeda bareng.

ilham menganggukan kepalanya dan paham dengan cerita sang ayah, sedangkan ikhsan tertawa mendengar ceritanya dulu bersama ica. Sungguh ia ingin bertemu dengan ica setelah bertahun-tahun lamanya mereka berpisah.

Keluarga ilham memang bukan dari kalangan berada saat itu, dan setelah pindah kontrakan, barulah mereka mempunyai ekonomi yang bagus. Sehingga bisa membangun kampus dan menyolahkan anak-anaknya. ilham bisa jadi pilot, dan ikhsan menjadi seorang pengusaha, itu semua tak lepas dari bantuan keluarga ica yang dulu selalu membantunya ketika susah.

Almeera Chairunnisa(si pemilik mata teduh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang