Ac 9

6 2 0
                                    

Hari hari berlalu begitu cepat bagi meera, tak terasa ia berada dimana ia adalah mahasiswa akhir yang sebentar lagi akan lulus. Hari ini adalah jadwal meera untuk pergi ke kampus, setelah kegiatan biasa yang ia lakukan di pagi hari, hari ini ia harus berangkat dengan di jemput salsa.

Sang abang tidak bisa mengantarnya karena harus kerja di pagi-pagi buta, semenjak kejadian itupun meera tidak pernah mengobrol lagi dengan sang abang ataupun ibunya sendiri. Meera punya tempat untuk pulang, tapi rasanya bukan seperti rumah yang dulu ia tempati.

Tok
Tok
Tok

"Asalamualaikum meera"panggilnya yang menunggu sekitar beberapa menit untuk di bukakan pintu.

Ceklek

"Waalaikumsalam maaf ya sa nungguin lama"jawabnya dengan wajah sedikit rasa bersalah.

"Gapapa santai aja, udah semua kan? Kita berangkat sekarang."

"Sebentar kunci pintu dulu"kata meera dan setelah selesai mengunci rumah ia masuk kedalam mobil dan duduk di sampingnya.

Perjalanan cukup macet karena hari ini, hari senin. Banyak orang yang berlalu lalang untuk sekolah, kerja, dan masih banyak lagi di antaranya. Mereka hanya membutuhkan waktu setengah jam perjalanan untuk sampai ke kampus dan tak lupa mereka memparkirkan mobilnya terlebih dahulu setelah itu mereka berdua berjalan masuk kedalam kelas.

Di tempat yang tak jauh dari parkiran, seorang pria tengah menatap kedua perempuan itu dengan pikiran yang ntah apa yang ia pikirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tempat yang tak jauh dari parkiran, seorang pria tengah menatap kedua perempuan itu dengan pikiran yang ntah apa yang ia pikirkan. Ia tersenyum sebentar sebelum kembali memasang wajah datarnya setelah sadar apa yang ia lakukan tadi, setelah melihat kepergian dua wanita itu ia bergumam dalam hatinya.

"Dia sulit untuk di miliki apalagi didekati. lebih baik aku memilih mundur, sebelum rasa ini melayang lebih jauh lagi"gumamnya yang pergi begitu saja masuk ke kelas yang berbeda.

Memang repot ya mencintai dalam diam tuh. Harus rela menahan sakit jika harapan kita tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan selama ini, kalau remaja zaman sekarang bilangnya tak sesuai realita.

Pelajaran hari ini di kumpulkan bersama di aula dengan jurusan bisnis, kedokteran, keagamaan, dan jurusan yang lain. Mereka berkumpul di gedung yang cukup luas untuk menampung beberapa mahasiswa, tidak ada pelajaran hanya di ganti dengan sharing bareng antar dosen dan mahasiswa.

"Baik anak anak kita tidak ada pelajaran untuk hari ini, maka bapak mengajak kalian untuk bisa sharing bareng di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baik anak anak kita tidak ada pelajaran untuk hari ini, maka bapak mengajak kalian untuk bisa sharing bareng di sini. Untuk sharing kita masing masing membutuhkan satu orang yang bertanya dan menjadi perwakilan dari kelas, dan bapak akan pilih pertanyaan kalian akan di jawab oleh siapa kaian paham?"Tanya dosen yang umurnya sudah masuk kepala 5.

"Paham pak"seru mereka.

"Baik dari jurusan keagamaan silahkan ada pertanyaan?"Tanyanya.

Salah satu di antara jurusan keagamaan itu ada yang menunjuk tangannya lantas maju ke depan. Sebelum memulai pertanyaannya mereka di haruskan perkenalan nama diri, dan dari jurusan apa, baru setelah itu di persilahkan bertanya.

"Saya mau tanya pak, orang bilang takdir itu milik allah tapi doa adalah milik kita. Lantas apakah takdir kita bisa di ubah dengan doa?"Tanya pria dari jurusan keagamaan tadi.

Bapak yang mereka kenal dengan sebutan pak hanif itu menganggukan kepalanya dan memilih siapa yang akan menjawab pertanyaan pria tersebut. Dan pak hanif memilih meera untuk menjawabnya.

"Silahkan meera bantu jawab pertanyaan dari dika, bisa?"

"Insyallah saya bisa jawab pak, begini apakah doa bisa merubah takdir? Jawabannya bisa/mungkin. Karena takdir adalah kehendak allah sedangkan doa adalah milik kita, dan selagi doa kita baik maka allah kabulkan. Selagi kita tidak tergesa gesa dan selepas dari itu, kita ridho atas ketentuan allah maka allah akan bantu merubah takdir itu. Jika allah kabulkan itu baik, dan jika tidak di kabulkan berarti allah tau yang terbaik untuk kita. Karena kita hanyalah perencana tapi allah sebaiknya-baiknya kendali di kehidupan kita"jawab meera dengan tegasnya, dan mereka mendengarkan jawaban dari meera dengan seksama dan tidak ada satu pun orang yang berisik/ngobrol didalam gedung itu. Seketika mereka merasa di alihkan begitu saja ketika meera mengeluarkan suaranya.

"Bagaimana dika, apa bisa di pahami?"Tanya pak hanif lagi.

"Sebentar pak saya ingin bertanya satu lagi, saya janji ini yang terakhir"ujarnya dan pak hanif serta meera menganggukan kepalanya tidak keberatan.

"Coba saya minta kamu jelaskan perintah jihad dalam konteks modern yang sering kali dikaitkan dengan tindakan kekerasan atau terorisme?"tantang pria itu dengan senyum remeh yah. Meera membalas senyuman itu di balik Niqobnya.

"Perintah jihad dalam Islam sering kali disalahpahami dan disalahgunakan, terutama dalam konteks modern yang kerap mengaitkannya dengan tindakan kekerasan atau terorisme. Jihad, dalam pengertian yang lebih luas, berarti "berjuang" atau "berusaha dengan sungguh-sungguh" untuk mencapai tujuan yang baik dan benar di jalan Allah. Dalam konteks ini, jihad dapat mencakup berbagai bentuk usaha, seperti memperbaiki diri sendiri (jihad nafs), menyebarkan pengetahuan, atau berkontribusi positif dalam masyarakat. Namun, ada juga konsep jihad dalam bentuk pertahanan diri (jihad qital), yang mengacu pada perjuangan bersenjata dalam keadaan yang sangat khusus dan dengan syarat-syarat tertentu yang ketat. Dalam konteks modern, penting untuk menekankan bahwa jihad qital atau jihad dalam bentuk perang hanya dapat dilakukan sebagai upaya terakhir dan harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam syariah. Ini termasuk, tetapi tidak terbatas pada, harus adanya serangan terhadap umat Islam, kepemimpinan yang sah, dan penerapan aturan etika perang yang ketat, seperti tidak boleh menyerang non-kombatan, tidak merusak lingkungan, dan menghormati hak-hak tawanan perang. Tindakan kekerasan atau terorisme yang menyasar warga sipil tidak pernah dibenarkan dalam ajaran Islam dan bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan dan keadilan yang diajarkan oleh agama ini. Cukup sekian dan terima kasih"jawab meera kembali yang mampu membuat mereka bertepuk tangan karena jawaban cepatnya, sedangkan pria itu sedikit malu karena gagal mempermalukan meera di hadapan semua orang. Malah diri sendiri yang kena imbas, begitulah sistem alam bekerja.

Setelah itu pertanyaan tetap berlanjut dan di jawab oleh mereka yang ada di dalam, hingga tak terasa semua sudah di bubarkan kembali ke kelas masing masing untuk persiapan pulang. Tidak ada yang bisa merubah wajah cuek meera, siapapun itu. Salsa yang berteman pun sulit untuk bisa merubahnya, hingga tiba di waktu dimana meera bertemu dengan....

Almeera Chairunnisa(si pemilik mata teduh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang