Chapter 23

1 1 0
                                    

Setelah membuat salsa tenang dan akhirnya tertidur pulas, mereka kembali ke kamar masing masing. Salsa di jaga salah satu santriawati yang cukup dekat dengan dirinya. Banyak yang zaki ucapkan ketika sedang menenangkan salsa, tak sekali dua kali zaki akan memberikan nasihat yang membuat salsa sadar dan kembali mencoba baik baik saja. Dan itu terbukti ampuh untuk dirinya.

Pak hakim masuk ke dalam kamar dan melihat sang istri yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Dari mana?"Tanya dingin pak hakim.

"Luar"jawab bunda ratu dengan enteng.

"ibu macam apa kamu ini! Anak sedang mengalami kesedihan, kamu malah enak enakan di luar sana"marah pak hakim.

"Ya terus, salah aku dimana? Ingat ya mas, kita sudah pernah bahas tentang ini. Jadi jangan cuma salahin aku, kamu juga salah!"jawab tegas bunda ratu yang langsung merebahkan badannya ke kasur dan menyelimutinya dengan selimut.

"Aku belum selesai bicara mah!"tegas pak hakim.

"Besok masih ada waktu, aku cape."jawabnya kembali enteng

Huffthhhh

Pak hakim menghela nafas kasar dan berusaha menenangkan diri agar tidak terbawa emosi. Ia ingin masalah ini terselesaikan dengan cepat tanpa harus ada drama yang lain. Sungguh pak hakim tak tega melihat keadaan sang anak ketika mengalami trauma seperti kejadian itu.

Andai waktu bisa di putar, ia tidak ingin ada perjanjian seperti ini. Pak hakim ingin mengubah semuanya yang sudah berantakan sedari dulu. Tapi nasi sudah menjadi bubur, sekarang ia harus berjuang ekstra agar masalah segera terselesaikan.

Keluarga tidak ada yang membantu karena memang masalah ini terjadi karena kesalahan mereka berdua.
Sungguh miris, karena perjanjian kedua orang tua, anak menjadi korban. Anak tidak bisa memilih ia akan lahir di keluarga seperti apa, ia belum bisa menentukan masa depannya ketika lahir ke dunia. Sebaliknya orang tua, harus bisa menjadi panutan dan bisa merangkul sang anak untuk kebahagiaannya.

Pak hakim masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah itu ia naik ke kasur untuk istirahat. Ia berkali kali menghembuskan nafas kasarnya agar bisa tenang, dan memilih untuk tidur agar bisa menghadapi hari esok.

Ayam berkokok serta adzan subuh berkumandang. Membuat salsa menggeliatkan badannya, ia membuka mata perlahan dan menatap sekeliling kamar.n

"Tra---uma, itu-----"ujar salsa terbata yang kembali mengingat kejadian semalam.

"Huh, aku merepotkan zaki lagi"gumamnya yang menghembuskan nafas kasar karena merasa membuat zaki kerepotan sedari dulu.

Ia bangun dari tidurnya dan berjalan masuk ke kamar mandi. Setelah itu salsa mengambil wudhu dan melaksanakan shalat shubuh. Suara ayat ayat suci Al Qu'ran mulai ramai terdengar di speaker masjid yang mana para santri sedang mensetorkan hafalannya ke para pembimbing mereka.

Salsa berjalan keluar dari kamar menuju dapur. Ia harus melewati kamar orang tuanya yang membuat ia harus berkali kali menghembuskan nafas. Ketika hendak melangkahkan kakinya ke dapur, salsa tidak sengaja bertemu dengan ibunya.

"Bu"panggil salsa.

Tidak ada jawaban dari bunda ratu selain hanya suara deheman.

"ibu mau kemana, pagi pagi gini?"Tanya salsa.

"Kantor"jawab bunda ratu yang akhirnya mengeluarkan suara, tetapi dengan wajah yang dingin.

"Salsa ganggu ibu?"Tanya salsa yang senang karena sang ibu akhirnya merespon pertanyaannya.

"Tidak"ketus bunda ratu.

"Ibu hati hati ya, ibu sudah makan kan?"Tanya salsa dan sang ibu hanya diam tidak menjawab.

Setelah itu bunda ratu langsung pergi begitu saja meninggalkan salsa seorang diri, dan salsa menatap kepergiaan ibunya dengan perasaan senang.

"Apa ini mimpi? Akhirnya ibu menjawab pertanyaanku ya Allah"gumam salsa yang tersenyum manis.

Salsa kembali berjalan ke dapur dengan perasaan senang. Walaupun sang ibu hanya mengobrol dengannya sebentar, itu sudah membuat ia bahagia. Setelah sekian lama salsa tidak berani mengobrol dengan ibunya sendiri, sampai akhirnya ia bisa memberanikan diri untuk bertanya lebih dulu.

Dan ini pertama kali salsa bisa sedekat itu dengan sang ibu, bahkan sampai bisa mengobrol berdua seperti tadi. Sungguh ini adalah momen yang selalu salsa impikan, walaupun belum sepenuhnya tercapai.

Almeera Chairunnisa(si pemilik mata teduh)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang