Disepanjang perjalanan, tidak ada interaksi sama sekali diantara kedua orang ini. Zian dan Hendra bahkan tidak saling bertatapan. Zian melihat keluar melalui kaca mobil, sementara Hendra fokus menyetir mobil.
Sesampainya di kediaman Hendra, begitu terkejutnya Zian melihat rumah semegah itu, tidak itu bukan rumah melainkan mansion.
"B-besar sekali, pasti begitu banyak maid di rumah ini, sebenarnya dia ini siapa? kenapa dia memiliki harta yang tidak berkesudahan seperti ini?"ucap zian dalam hati.
"Kita sampai, segera bawa barang-barang mu" ucap Hendra.
Dengan cepat, Zian bergegas mengambil barang-barang nya, dan ada maid yang membantu nya untuk membawa barang serta menunjukkan jalan kepada Zian.
Zian dituntun menuju sebuah kamar besar yang berada dirumah itu, kamar itu begitu besar bahkan lebih besar dari rumah Zian, dilengkapi dengan kasur king size yang elegan dengan nuansa berwarna silver dan gold. Sofa putih dengan meja kaca dan beberapa lemari besar serta meja belajar.
Zian merasa kamar itu seperti sudah disiapkan sebelumnya. Perlengkapan belajar lainnya tampak sudah tersusun rapi di meja belajar.
"Baik tuan, biar saya ajak tuan berkeliling" ucap seorang wanita yang merupakan maid di mansion itu, wajahnya tampak masih berumur 27 tahun.
"Baik..." ucap Zian yang bingung hendak memanggil nya apa.
"Tuan dapat memanggil saya Qela" Ucap Qela sang maid.
"Baik nona Qela" ucap Zian.
"silahkan tuan ikuti saya" ucap Qela
Akhirnya keduanya berjalan-jalan mengelilingi ruangan-ruangan mansion itu, Qela mengenalkan semua bagian-bagian mansion itu tanpa tertinggal sedikit pun dari lantai 1 hingga lantai 3. Tak lama kemudian Zian berhenti di salah satu ruangan yang berada di samping kamar Hendra.
"ruangan apa ini?" tanya Zian.
"saya pun tidak tau tuan, karena seluruh pekerja dan semua orang dilarang untuk memasuki ruangan ini oleh tuan Hendra, hanya beliau lah yang boleh memasuki ruangan ini, tepat disebelah ruangan ini adalah kamar beliau, mungkin beliau sedang berada di kamarnya saat ini" Ucap Qela
"oh, jadi ruangan ini adalah ruangan pribadi, sebaiknya aku tidak macam-macam" ucap Zian.
"Baik tuan, beristirahat dulu ke kamar tuan, biar saya antarkan" ucap Qela
"Tidak usah, aku bisa sendiri" ucap Zian
"Baiklah tuan, selamat beristirahat" Ucap Qela pada Zian
Zian pun pergi menuju kamarnya, ia segera merebahkan tubuhnya di kasur king size itu.
"aahhh, kasur ini sangat nyaman, empuk sekali, aku jadi mengantuk" ucap Zian, tak lama kemudian matanya terpejam dan tertidur.
Zian tidur begitu pulas, hingga hari menjadi gelap. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar yang memanggil Zian.
tuk... tuk...tuk...
"Tuan Zian...." Panggil salah seorang maid berulang-ulang.
mendengar panggilan itu, Zian pun terbangun dan menghampiri sang maid.
"hoahhh, ada apa?" tanya Zian dengan setengah sadar.
"Tuan Zian, saya hanya ingin mengantarkan makan malam ini" ucap maid itu dengan nampan penuh makan malam yang cukup mewah dan zian bahkan jarang bisa makan seperti itu disetiap makan malamnya.
"i-ini makan malam ku??" tanya Zian
"iya tuan, ada makanan sehat dan bernutrisi serta makanan penutup juga dengan teh hangat dan buah" ucap maid itu.
"Ahh baik lahh, akan ku makan nanti, dimana Pak Hendra?" ucap Zian.
"Tuan Hendra tengah pergi keluar, tuan Hendra memang selalu keluar tiap malamnya" ucap Maid.
"baik lah kalau begitu, aku akan memakan makanan ini nanti setelah aku selesai membersihkan tubuhku" ucap Zian
"baiklah tuan, saya permisi dulu" Maid itu pun segera bergegas pergi dan turun ke lantai bawah.
Zian kembali kedalam kamarnya dan meletakkan makan malamnya di meja belajarnya kemudian pergi membersikan dirinya.
Sementara itu Hendra tengah berada di sebuah gudang terbengkalai dengan seorang pria yang bercucuran darah didepannya.
"HAHAHAHAHA, kau masih mau kemana ha?" ucap Hendra dengan nada menyeramkan.
"kumohon jangan, tidak jangan kumohon jangan lakukan itu, aku masih ingin hidup akan ku lakukan semuanya untukmu" ucap pria itu
"yang harus kau lakukan hanyalah membiarkan nyawamu habis di tangan ku" Hendra berjalan pelan kepada sang korban dengan pedang samurai yang begitu tajam di tangannya.
"Aghh, kumohon..." Pria yang menjadi mangsa Hendra memohon dengan sangat, agar Hendra mengampuni nya.
"permohonan mu tidak terkabulkan" dengan cepat Hendra menusukkan pedang panjang yang ada ditangannya tepat ke kepala pria asing itu hingga tembus kebelakang.
seketika pria itu tidak berdaya dan menghembuskan nafas terakhir nya. Melihat itu Hendra merasa sangat senang, puas, serta hasrat ingin membunuhnya begitu puas sekali.
"AKU SUKA KARYA SAYATAN-SAYATAN KU PADA TUBUHMU, HAHAHAHAH" Hendra tertawa terbahak-bahak dengan sangat senang dan merasa sangat puas.
Di mansion Hendra...
"huhhh, padahal sudah pukul 12 malam, kenapa aku belum bisa tidur? mungkin dengan berjalan-jalan sebentar bisa membuat ku mengantuk" Zian pun segera keluar dari kamarnya dan berjalan-jalan mengelilingi taman mansion itu.
Zian mengelilingi taman luas itu sendirian
"wahh, taman ini lebih indah disaat malam hari, air mancurnya keliatan lebih indah saat di sinari cahaya lampu taman" ucap Zian sambil duduk di kursi taman.
Saat tengah sibuk melihat sekeliling taman, tiba-tiba Zian melihat mobil Hendra masuk ke kawasan dengan dibukakannya gerbang oleh penjaga.
"kenapa dia baru pulang?" ucap Zian bingung.
"sebaiknya aku segera kembali ke kamar" Zian pun segera berjalan masuk ke dalam rumah itu ketika Hendra sudah masuk.
Saat Zian tengah berjalan melangkah dan sedikit lagi masuk kedalam kamar, tiba-tiba ada suara berat yang memanggil nya.
"Hei, kenapa kau belum tidur?" ucap Hendra dengan suaranya yang terdengar begitu berat sambil menatap tajam kearah Zian.
Zian bergidik ngeri mendengarnya, dan mencoba berbalik melihat kearah Hendra. Tampak Hendra dengan setelan kemeja hitam yang begitu ketat membentuk lekukan otot-otot nya serta lengan yang digulung setengah.
"A-aku tidak bisa tidur pak Hen.."
"Jangan sebut panggilan itu saat sedang disaat yang tidak formal seperti ini, cukup dengan nama ku saja" ucap Hendra pada Zian
"ah.. iya, maaf. Aku tidak bisa tidur karena itu aku baru saja dari taman" ucap Zian
"tidur lah, aku hanya ingin memperingatkan mu untuk jangan pernah mencoba memasuki ruangan yang berada di samping kamarku, jika kau mencoba nya sekali saja, kau pasti tau konsekuensinya" ucap Hendra dengan smirk mengerikannya dan segera pergi meninggalkan Zian yang masih terpaku dengan ucapannya.
Tubuh Zian menggigil ketakutan, rasanya ingin bergerak pun tidak bisa sama sekali.
"Aku harus lebih berhati-hati" ucap Zian
Zian pun segera masuk dan mengunci kamarnya dengan cepat, berharap pria psikopat itu tidak melakukan apa-apa padanya.
Jangan lupa vote guyss
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Boy [BL]
Random"Jangan!!! Aghhhh sakit!! Ahhhh" Teriak Zian kesakitan "Bagaimana jika sedikit ukiran lagi di sini" Ucap Hendra sambil mengukir namanya di lengan kanan Zian "Aghhh stop!!! s-stop" Zian semakin lemah dan cahaya redup hingga ia tak sadarkan diri.