"oh jadi namanya adalah Zian Kindrata?" ucap Damian dengan ponselnya.
"culik dia dan bawa ke markas timur"
Sementara itu, tanpa sengaja Arkan mendengar Kakaknya (Damian) yang berencana untuk menculik Zian. Dengan cepat Arkan kembali pergi ke kamarnya dan mencoba menghubungi Zian berkali-kali.
Sementara Zian, melihat ponselnya yang selalu di hubungi oleh Arkan pun langsung mengangkatnya.
"halo Arkan ada apa?" ucap Zian
"Zian, kamu jangan keluar rumah sendirian yah, kamu jangan kemana-mana tetap dirumah aja okey?" Ucap Arkan dari balik telepon.
"Ha? ada apa Arkan?" Zian bingung dengan perkataan Arkan yang menurutnya tidak masuk akal.
"dengarin aku, jaga diri kamu dan jangan keluar dari rumah karena ada yang mau..."
"Arkan?" Panggil Damian.
titt.... (suara panggilan dimatikan)
"ahh iya kakak?" Arkan terkejut karena Damian tiba-tiba datang memasuki kamarnya.
"kau sedang apa?" tanya Damian.
"ahh tidak, aku hanya mencoba vitur voice note yang di perbaharui di WhatsApp" Arkan mencoba menjelaskan dengan dengan gugup.
"oh begitu, turun lah makanan sudah selesai, kakak tunggu" Damian lalu keluar dari
"aku akan mencoba menghubunginya lagi" Ucap Arkan
Sementara Zian, ia tidak terlalu memikirkan ucapan Arkan tadi.
"ahh, baterai nya sudah habis, sebaiknya di charge saja" Zian mengisi daya handphone nya dan segera merebahkan tubuhnya di ranjangnya untuk tidur.
Sementara Hendra, ia tengah berada diruang rahasianya, lebih tepatnya ruang penyiksaan.
Stashhh....
"AGHH!!!"
Suara pecutan cambuk bersamaan dengan teriakan kesakitan seorang pria yang merupakan bawahan Damian.
"kau masih belum mau membuka mulutmu?" tanya Hendra dengan nada datar.
"TIDAK AKAN KU KATAKAN BAJINGAN!!"
"ohh,kau tidak mau membuka mulut ya? baik lah kalau begitu, kau mengajakku bermain-main lebih dalam kalau begitu" Hendra mengambil cambuk dengan penuh paku pada bagian pecutnya.
"KAU JANGAN GILA BAJINGAN!"
"tutup mulut kotor mu itu!!!" Hendra mengayunkan cambuknya, dan....
STASHHHH....
"AIGHHHH AGHH!!!"
Hendra menyambuk tepat pada wajah korbannya, alhasil wajah korbannya sobek dan penuh darah.
STASHHH....
"AGGGHHHHHHHHHH!!!"
Teriakan pria itu semakin kuat saat Hendra menyambuk tubuhnya hingga penuh luka sobekan karena paku-paku yang begitu tajam pada cambuk Hendra.
"HENTIKAN ITU DASAR KAU BASTARD!!"
"kau masih terus mengumpatiku yah? baiklah, aku sudah muak" Hendra mengambil gergaji mesinnya dan mulai menyalakan mesinnya.
"T-TIDAK!!! HENTIKAN ITU" Pria yang menjadi korban Hendra kini begitu ketakutan.
Hendra mengarahkan gergaji mesinnya tepat kearah mulut korbannya, dengan cepat Hendra langsung memotong mulut korbannya hingga tembus kebelakang kepala sang korban dan alhasil kepala sang korban pun terputus dan jatuh kelantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Boy [BL]
Random"Jangan!!! Aghhhh sakit!! Ahhhh" Teriak Zian kesakitan "Bagaimana jika sedikit ukiran lagi di sini" Ucap Hendra sambil mengukir namanya di lengan kanan Zian "Aghhh stop!!! s-stop" Zian semakin lemah dan cahaya redup hingga ia tak sadarkan diri.