Drtt...drtt....drttt....
Dering alarm handphone berbunyi keras membangunkan 2 insan yang tengah tertidur sambil berpelukan dengan tubuh yang masih telanjang tanpa berpakaian.
Hendra dan Zian terbangun, keduanya saling tatapan sejenak, hingga beberapa detik kemudian....
"AHHH!!" Zian mendorong Hendra yang memeluk dirinya.
"HEII KENAPA BISA AKU DISINI? APA YANG KAU LAKUKAN?" Tanya Hendra kaget
"KAU YANG MELAKUKANNYA! TANPA SADAR, KAU MELECEHKAN KU TADI MALAM" Ucap Zian dengan marah
"TIDAK MUNGKIN AKU MELAKUKAN NYA!" Ucap Hendra yakin
"TAPI KAU MELAKUKANNYA, KAU DATANG KEMARI DENGAN BAU ALKOHOL YANG SANGAT MENYENGAT" Zian menyembunyikan tubuhnya dibalik selimut.
"BERSIAPLAH, KAU HARUS SEKOLAH" Hendra mengalihkan pembicaraan agar Zian tidak membalas itu, jujur ia malu.
Hendra segera mengenakan kembali pakaiannya dan hendak keluar dari kamar Zian, namun Zian menghentikan nya.
"Hendra, a-aku tidak bisa bergerak. Lubang ku terlalu sakit awh, maaf terlalu lancang" ucap Zian
"Kalau begitu kau tidak perlu bersekolah, istirahatlah" Ucap Hendra lalu pergi meninggalkan Zian
"agh aku tidak bisa bergerak" Zian mencoba bergerak menuruni kasur dengan perasaan pinggang remuk, lubang yang terasa perih. Ia hanya sanggup menyeret tubuhnya ke bathtub dan segera membersihkan tubuhnya.
💫💫💫
"apa yang terjadi? apa aku melakukannya? dasar bodoh" Ucap Hendra kesal.
"apa yang akan dipikirkannya tentang aku" Hendra merasa ada hal yang mulai bergejolak dalam dirinya, ia mulai merasa takut apabila Zian akan marah padanya.
"Tidak-tidak dia tidak bisa apa-apa kan?" Ucap Hendra sejenak dan memutuskan untuk membersihkan dirinya.
Beberapa saat kemudian, Hendra keluar dari kamarnya dengan setelan baju rumahan yakni kaos putih dengan celana pendek rumahan berwarna hitam.
Ia memberanikan diri untuk masuk kekamar Zian walaupun diselimuti dengan rasa gugup karena kejadian yang terjadi semalam.
tok.... tok.. tok...
"masuklah" ucap Zian yang tengah terduduk dikasurnya.
Hendra pun segera memasuki kamar Zian. Saat Zian menyadari bahwasanya itu adalah Hendra, ia sedikit terkejut.
"apa kau tidak kesekolah untuk mengajar? sudah beberapa hari ini aku tidak melihat mu disekolah, nanti kau ditegur oleh kepala sekolah" Ucap Zian dengan polos
"siapa yang akan memarahi ku disekolah yang menjadi milikku?" ucap Hendra yang tengah sibuk dengan ponselnya di sofa kamar Zian
"Hah? maksud mu" Zian sedikit terkejut.
Hendra tersadar bahwasanya ia baru saja keceplosan mengatakan hal yang seharusnya tidak ada orang sembarangan yang tau.
"Ahh itu a-a...." Hendra gelagapan
"Sekolah itu adalah milikmu?" Zian terkejut
"APAA KAUU SERIUS?!! BAGAIMANA BISA? SEBENARNYA KAU INI APA??" Zian semakin ingin tau
"huhh, baiklah akan ku ceritakan" Hendra menceritakan semua seluk beluknya pada Zian serta siapa dia yang sesungguhnya.
"APAA?!! KAU MAFIA?" ucap Zian
"hmm"
"KENAPA KAU TIDAK BILANG HENDRA, AKU BISA DALAM BAHAYA KALAU BEGITU" ucap Zian
"Tidak perlu takut, selama ada aku" ucap Hendra dengan wajah yang di palingkannya dari tatapan Zian dengan malu
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Boy [BL]
Random"Jangan!!! Aghhhh sakit!! Ahhhh" Teriak Zian kesakitan "Bagaimana jika sedikit ukiran lagi di sini" Ucap Hendra sambil mengukir namanya di lengan kanan Zian "Aghhh stop!!! s-stop" Zian semakin lemah dan cahaya redup hingga ia tak sadarkan diri.