Hendra sampai dititik yang telah dikirimkan oleh Damian. Tampak sebuah rumah kosong yang terbengkalai, dengan cepat Hendra memasuki rumah tersebut dengan waspada.
Saat ia masuk kedalam rumah itu, dengan terkejut ia melihat Zian yang sudah terikat dengan wajah lebam dan tidak sadarkan diri.
"HAHAHAHA, apa kabar Geraldano? ketua the Electric Eagle yang tidak berguna" ucap Damian yang muncul dari balik kegelapan.
"Apa mau mu Damian?"
"ohhh? kau bertanya apa yang aku inginkan? baik akan ku jawab dengan senang hati, aku ingin KAU MENDERITA!!" ucap Damian
"atas dasar apa? kenapa kau melibatkan nya dalam urusan pribadi kita?"
"apa kau lupa? KAU MEMPERMALUKAN KU DIHADAPAN DUNIA, KAU MEREBUT KEKAYAAN KU SAAT ITU, KAU HARUS MERASAKAN PENDERITAAN YANG PERNAH AKU RASAKAN!!!!" Ucap Damian dengan penuh amarah.
Tiba-tiba anggota-anggota Damian yang bersembunyi sejak tadi muncul dan menodong kepala Hendra.
"kau salah besar Damian" Hendra mengeluarkan senyuman liciknya yang membuat Damian bingung.
Tiba-tiba....
Dorr
Dorr
DorrSatu persatu anggota Damian yang menodong Hendra tumbang tertembak dari belakang. The wings dengan Leonard datang membawa pasukan.
"DASAR KAUU!!!!!"
Pertempuran adu tembak menembak pun terjadi, seluruh anggota Damian keluar dengan menembaki anggota the Electric Eagle.
Perlahan-lahan mata Zian terbuka dan ia pun tersadar. Adu tembak menembak terjadi dihadapannya, rasa takut menyelimuti perasaannya.
Seberapa kuat usaha Damian dan anggota nya tetap saja tidak bisa menumbangkan Hendra dan anggotanya.
"tidak....tidak....TIDAKKK!! KAU TIDAK BOLEH BAHAGIA, SAKSIKAN LAH KEMATIAN KEKASIH MU YANG SANGAT KAU CINTAI INI" dengan jarak yang lumayan jauh, Damian menodongkan senjatanya kearah Zian dan....
Dorr... Dorr.... Dorr
tiga kali tembakan terluncurkan...
"AGHHHHH!!!!!" Suara teriakan seorang pria terkena tembakan, Damian merasa tidak asing dengan suara itu, ia menoleh dan melihat ternyata.
Arkan adik satu-satunya yang tidak sengaja tertembak olehnya karena hendak melindungi Zian.
"ARKAN!!!!!" Ziannn berteriak menangiss.
Sementara Damian hanya diam mematung, ia masih belum percaya terhadap apa yang terjadi dihadapannya, adiknya yang sangat ia sayangi, kini mati ditangannya.
Dorrr ...
Tanpa pikir panjang, Hendra langsung menembak kepala Damian hingga ia tewas ditempat.
"ARKANN!!!! Kumohon Arkan, kau harus bertahan Arkan!!! hikss" Zian menangis sejadi-jadinya, ia memangku kepala Arkan sambil mencoba menyadarkan Arkan agar tidak menutup matanya.
"Z-zian? kau tidak a-apa-apakan?" Arkan mencoba memegang wajah Zian sekuat tenaga.
"Kau H-harus men-jaga d-dirimu lebih b-baik l-lagi, maafkan a-ku t-tidak m-memberitahumu te-tentang i-ini" Suara Arkan semakin melehmah, ia mulai tidak sadarkan diri
"Tidak Arkan, kau harus kuatt, kau tidak boleh kenapa-kenapa kumohon hiks, ayo bertahan lah hiks" ucap Zian dengan tangisan derasnya
"A-aku tau, k-kau menganggap ku se-bagai teman saja, t-tapi asal k-kau tau, a-ku menci-ntai mu le-bih dari teman, te-terima ka-kasih Zian, a-ku menci-ntai mu" Arkan memberikan senyuman terakhir nya sebelum akhirnya ia menghembuskan nafas terakhir nya.
"TIDAKK, TIDAKKK, TIDAKKK!!!!!! ARKAN BANGUN ARKAN!!!! HIKSS ARKANN KUMOHON ARKANNN BANGUN LAH, KAU AKAN MENJADI SAHABAT KUU SELAMANYA TAPI KAU HARUS BANGUN, JANGAN TINGGALKAN AKU!!!" Zian menangis histeris sembari memeluk tubuh tak berdaya Arkan.
"HENDRAA TOLONG ARKAN HENDRA!! HIKSS AKU TIDAK MAU KEHILANGAN SAHABAT KU, HENDRA!! BANTU ARKAN JANGAN DIAM SAJA!!" Zian meminta pertolongan kepada Hendra, namun Hendra hanya diam saja dan menundukkan kepalanya.
Hendra dengan penuh amarah mengepal kan tangannya, ia menembaki sisa peluru yang ada pada senjatanya tepat ke arah kepala mayat Damian hingga kepala tersebut hancur.
Melihat Zian yang masih saja histeris tidak berhenti menangis, Hendra menghampiri nya dan memeluknya erat.
"Hendra, hiks kenapa semua orang-orang terdekat ku pergi meninggalkan ku Hendra!!! KENAPA!!! KENAPA MEREKA SEMUA MATI MENGENASKAN SEPERTI INI!!!!! AYAHKU, IBUKU, BAHKAN ARKAN YANG MASIH BARU MENJADI SAHABAT KU, KENAPA HENDRAA" Zian meluapkan segala emosinya dipelukan Hendra.
"Tenanglah, aku akan ada disini untukmu Zian, luap kan semua emosi mu" Hendra memeluk erat Zian sambil mengelus-elus kepalanya berharap Zian tenang.
"Kenapa tidak aku saja? kenapa bukan aku saja yang mati Hendra? kenapa? hikss, kenapa!"
Mendengar itu, Hendra begitu hancur.
"KAU TIDAK BOLEH MENGATAKAN ITU, KAU TIDAK BOLEH MATI, KAU TIDAK BOLEH PERGI, KAU ADALAH SEPARUH DARI HIDUP KU ZIAN!! KAU SUDAH MENGAMBIL ALIH KENDALI HIDUPKU, AKU MENCINTAI MU JANGAN KATAKAN BAHWA KAU YANG SEHARUSNYA MATI, KAU TIDAK BOLEH MENINGGALKAN KU!!!!" Ucap Hendra dengan nada tinggi dan marah sambil memegang wajah Zian.
Mendengar bahwasanya Hendra mencintai dirinya, Zian begitu terkejut dengan hal tersebut.
"hikss... aku pembawa sial, hikss aku pembawa sial" ucap Zian takut Hendra juga akan terkena sial.
"Kau bukan pembawa sial, bagi ku kau adalah pembawa keberuntungan, aku sangat mencintaimu Zian, kumohon bertahan lah bersama ku" ucap Hendra sambil memeluk Zian dengan erat.
Zian semakin tenang, tangisnya mulai mereda. Akhirnya Zian tak sadarkan diri dipelukan Hendra, menyadari itu, Hendra segera pergi berlari menuju mobilnya dan membawa Zian ke rumah sakit.
Tapi sebelum itu, Hendra sudah memesankan kepada Leonard agar mengurus sisanya dan mengurus pemakaman Arkan yang sudah berjasa kepada Zian.
Kini Hendra menancapkan gas menuju rumah sakit. Ia melihat kondisi Zian dengan wajahnya yang memucat.
Ia begitu takut, ia tidak ingin apa-apa terjadi pada Zian. Sesampainya dirumah sakit, ia langsung menggendong Zian ala Bridal style.
"Tolong tangani dia segera!!" ucap Hendra dengan panik.
Melihat itu, para petugas medis segera membawakan brankar untuk Zian. Dengan cepat setelah Zian terbaring di brankar, para tim medis langsung mendorong brankar ke ruang IGD
Hendra hendak memasuki ruang IGD namun tim medis tidak memperbolehkan Hendra untuk masuk agar para medis bisa menangani pasien dengan fokus.
Beberapa saat kemudian dokter keluar dari ruangan
"Bagaimana kondisinya??" tanya Hendra khawatir.
"Kondisi pasien untuk saat ini masih belum sadar, pasien mengalami banyak luka lebam ditubuhnya, luka-lukanya tidak terlalu serius hanya luka eksternal saja." jelas dokter
Mendengar itu, Hendra mulai tenang.
"syukurlah" ucap Hendra menghela nafas lega.
"saya permisi kalau begitu, soalnya saya harus ke kamar pasien lain" Dokter tersebut pun pergi meninggalkan Hendra setelah permisi
HELLO GUYSSS, THANKS YAH UNTUK 300 VOTENYA, YUKK JANGAN LUPA VOTE YAHHH, NANTI 350 VOTE UNTUK CERITA INI, AKU LANJUTIN NEXT CHAPTER NYA, SAMBIL NUNGGU, BISA BACA CERITA PUNYA AUTHOR JUGA YANG SATU NYA LAGI, JUDULNYA BINTANG, JANGAN LUPA VOTE JUGA.
PADA SETUJU GAK NIH KALAU AUTHOR BUAT AKUN TIKTOK YANG ISINYA KONTEN CERITA AU DAN PROMOSIIN CERITA WATTPAD?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycho Boy [BL]
Random"Jangan!!! Aghhhh sakit!! Ahhhh" Teriak Zian kesakitan "Bagaimana jika sedikit ukiran lagi di sini" Ucap Hendra sambil mengukir namanya di lengan kanan Zian "Aghhh stop!!! s-stop" Zian semakin lemah dan cahaya redup hingga ia tak sadarkan diri.