Happy reading ~
.
.
.
.
.
.
.
.
Sekarang Oliv sudah mulai merasa bosan dengan kegiatannya yang hanya itu-itu saja. Ya, yang dirinya lakukan adalah rebahan bangun untuk mengemil lalu rebahan kembali.
"Huh bosen~ mau kelual tidak tau jalan, kalo tetep kelual juga nanti bisa telsesat telus ketemu sama om penculik telus dibawa, telus di kulung di gudang, telus disuluh ngamen telus di jual deh... Ih selem kan Oliv jadi takut kelual jadinya" bergidik ngeri membayangkan itu. Dirinya memang terlalu sering menonton serial penculikan yang mana itu adalah kerjaan kurang bermutu dari mamanya tersayang. Mamanya selalu menakut-nakutinya dengan yang namanya penculikan agar dirinya tidak keluar rumah, keluar gerbang rumah pun hanya untuk menghirup angin dirinya tidak dibiarkan.
"Nonton tv saja ah" mengambil remote dan menekan tanda merah pada remote tersebut.
"Ini calanya gimana sih? Kenapa belbeda sama yang dilumah Oliv dulu" dirinya merasa bingung saat melihat apa yang ditampilkan di tv besar tersebut. Yang biasanya akan ada siaran kartun atau film lainnya, tapi ini tidak, yang keluar malahan beberapa jenis aplikasi yang dirinya tak tau.
Mematikan tv tersebut dan berjalan kearah dapur, mungkin disana ada yang bisa dirinya lakukan.
Belum sampai dapur, tatapannya mengarah pada pintu geser dengan bahan kaca yang memperlihatkan taman hijau yang begitu indah.
"Bagus banget~" menatap berbinar taman tersebut dan berjalan kearah pintu dan mendorongnya, namun tidak berhasil.
"Kok tidak bisa? Mungkin halus ditalik ya?" Herannya, menarik pintu tersebut mencoba membuka.
"Ini macet ya pintunya" menatap heran kearah pintu tersebut. Meneliti apa yang salah sehingga tidak bisa dibuka.
Menatap kearah maid yang lewat di belakangnya "bibi bukain pintu nya dong" pinta Oliv.
Maid itupun mengangguk dan membukakan pintu untuk anak majikannya.
"Telimakasih bibi" ujarnya yang mendapat senyuman sopan dari maid tersebut.
"Telnyata di gesel toh" gumamnya
"Tapi kelen sih, unik pintunya di gesel gesel... Dilumah dulu tidak ada digesel gesel pintunya" ini adalah pertama kalinya dirinya melihat pintu yang digeser dan itu benar-benar unik dimatanya.
Berjalan keluar mengintari taman yang begitu segar untuk dipandang.
"Segel sejuk banget tamannya" mendudukkan dirinya dibawah pohon mangga.
"Huft... Mama sama papa apa kabal ya"
"Oliv lindu sama kalian" tanpa sadar air matanya menetes.
"Hiks Oliv mau mama sama papa telus, maaf Oliv nakal telus setiap hali hiks" ini belum sehari tapi dirinya sudah merasa tidak nyaman dengan suasana dan orang-orang yang katanya adalah keluarga barunya.
Dirinya merasa jika keluarga barunya ini tidak menyayangi dirinya jika dibandingkan dengan kedua orang tuanya dulu.
Mama dan papa nya selalu menyuapi dirinya makan, selalu mengajaknya bicara dan bermain bersama, menemaninya tidur, mencium dan memeluknya setiap saat, tapi keluarga barunya sama sekali tidak melakukan itu.
Dirinya sudah terbiasa bermanja dan menerima kasih sayang yang begitu besar, dan sekarang dengan tiba-tiba itu menghilang entah kemana membuat dirinya merasa begitu tidak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Olivia Xavier Helton ||END✓
Short Story"Ugh ini dimana?" Dirinya langsung saja terduduk dan meneliti sekitar. "Ini bukan lumah Oliv" "Ini kamal bukan milik Oliv bukan lumah Oliv sama mama sama papa" "Hiks mama papa~" tangis nya, apakah kedua orang tuanya membuangnya? "Hiks jangan buang...