23🐣

17.7K 1K 329
                                    

Enjoy ~

.

.

.

Sekarang Oliv sedang bersama kedua kakaknya di dalam kamar, dia tidak dibiarkan keluar sebelum makan malam berlangsung.

Sekarang pukul 18:15, yang berarti tinggal 15 menit lagi waktu makan malam akan berlangsung. Kedua kakak nya begitu semangat mendandaninya. Dari baju yang dirinya kenakan, hingga tataan rambut.

Pakaian yang dirinya kenakan sekarang adalah, sweater big size berwarna merah muda dengan motif strawberry kecil. Sweater ini benar-benar besar, entah dimana kedua kakaknya mendapatkan sweater yang begitu besar ini. Bagaimana tidak, sweater ini seakan menenggelamkan tubuh mungilnya. Yang biasanya sweater hanya mencapai atas lutut, ini sampai di bawah lututnya saking besarnya. Tangannya pun tidak terlihat.

Celana pendek berwarna putih yang dikenakan nya tak terlihat karena tertutupi oleh sweater.

Rambut nya dibiarkan tergerai, dengan jepit rambut kecil berbentuk strawberry bertengger apik di kedua sisi kepalanya.

Kaus kaki berwarna putih dengan bulu lembut menutupi kaki mungilnya.

Dan yang paling lucu adalah, empeng di mulutnya. Kedua kakaknya memasukkan empeng kedalam mulutnya yang sedari tadi mengoceh karena tidak menyukai pakaian yang di berikan padanya.

"Jangan lepas!" Marah Adrian saat melihat tangan Oliv yang terangkat ingin melepas empeng dimulut nya.

Oliv menghentikan pergerakan tangannya saat mendengar ucapan sang kakak. Terduduk lesu dengan mulut yang aktif menyesap empeng. Memang tidak ada rasanya, tapi dia suka sensasi empuk dari empeng ini.

"Adek kakak sungguh menggemaskan!" Pekik Damian dengan memandang berbinar kearah Oliv. Ini adalah keinginan nya sedari dulu, dia ingin melihat Oliv yang seperti bayi, bukan Oliv yang pendiam.

Oliv hanya diam dengan tatapan kesalnya. Baju ini sungguh membuat pergerakannya terbatasi. Rasanya begitu sulit untuk bergerak, apalagi bagian tangannya, dia sama sekali tidak bisa memegang apapun.

"Ayo turun~" Adrian mengangkat Oliv kedalam gendongannya. Membawa kakinya berjalan untuk turun kelantai dasar.

Oliv menyenderkan kepalanya pada bahu lebar sang kakak dengan nyaman. Mulutnya aktif menyesap empeng, dengan tatapan tak teralihkan dari wajah tampan sang kakak.

Mereka, yang ada di meja makan memusatkan perhatian mereka pada tiga orang yang sedang berjalan kearah mereka, dengan yang paling kecil berada di gendongan.

Yang membuat mereka penasaran adalah, anak perempuan yang memakai baju yang begitu besar. Benar-benar aneh, itu terlihat seperti orang gila, batin mereka remeh.

"Kau sungguh memanjakan nya ya sekarang~" kekeh seorang wanita yang masih terlihat cantik, dia, Sinta Xavier Helton.

Oliv yang mendengar suara asing, langsung menegakkan tubuhnya dan berbalik. Menatap mereka polos dengan tangan mungilnya yang mencoba bergerak melepas empeng di mulutnya. Tapi tak bisa. Tangannya tidak bisa keluar dari persembunyiannya. Alhasil, dia membuka mulutnya dan membiarkan empeng nya terjatuh.

Mereka diam dengan wajah memerah seperti kepiting rebus. Ini sungguh menggemaskan dan lucu. Apakah Oliv memang semenggemaskan ini? Kenapa mereka baru mengetahuinya.

Sepertinya mereka telah menelan habis perkataan mereka barusan. Yang ada, sekarang mereka sedang menahan gemas melihat betapa indahnya rupa Oliv.

Baju yang kebesaran itu, kenapa bisa Oliv terlihat begitu lucu bagaikan bayi yang baru lahir saat memakai baju kebesaran itu. Tubuhnya yang memang mungil menjadi semakin mungil.

Olivia Xavier Helton ||END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang