Enjoy ~
.
.
.
"Kakak~"
Adrian langsung menunduk melihat Oliv yang sekarang sedang menatapnya berbinar.
"Kont*l" lanjut Oliv dengan polosnya.
Srett
Adrian langsung mengerem mendadak karena terkejut. Apakah dia salah dengar? Tidak, tidak, dia tidak tuli! Apa yang dikatakan adiknya tadi?! Siapa yang mengajari Oliv kata-kata sesat itu! Pasti sekarang pikiran Oliv sudah tercemari, apakah dia harus mencucinya? Tapi bagaimana caranya.
"Aduh... Kenapa belhenti kakak?" Oliv mengelus dahinya yang terbentur dengan dada bidang Adrian. Ternyata dada kakaknya sangat keras seperti batu. Tapi dada nya tidak keras, empuk. Dada papanya juga dulu empuk seperti miliknya, sama seperti perut, bulat sama empuk. Nanti tanya kakaknya saja.
"Kenapa bilang gitu tadi?"
"Siapa yang ngajarin?"
"Bilang apa?"
Adrian hanya menanyakan, tapi wajahnya sudah memerah. Dan sekarang Oliv malah balik bertanya! Apa yang harus dia katakan! Dia malu, rasanya begitu... Ah.. entahlah, dia begitu malu.
"Ekhm.. adek bilang apa tadi?"
"Kont*l"
"Nah, yang itu... Siapa yang ngajarin?"
"Agus bilang kalo mau di tlaktil halus bilang itu.. nanti langsung di tlaktil deh~"
"Gak ada kayak gitu! Adek di tipu"
"Belalti Agus bohongin Oliv?"
"Hm"
"Telus kont*l itu apa yang benel?"
Adrian bingung harus menjawab apa. Masa iya, dirinya harus menjawab itu.. ihh.. agak gimana ya~ menutup matanya untuk berfikir keras, apa yang harus dia katakan sekarang.
"Ahh.. itu.. sama seperti anjir, jadi gak boleh dek" Adrian cari aman saja, dia akan mengikuti cara teman-temannya. Kembali melajukan motornya dengan kecepatan sedang saat mendapatkan tatapan bingung dari Oliv, dia tidak ingin ditanyakan hal-hal aneh lagi.
"Tlaktil boleh? Es klim?"
"Gak"
"Kenapa tidak boleh? Es klim enak"
"Yang lain saja"
"Coklat? Pelmen?"
"Yang lain lagi. Gak boleh yang itu"
"Susu boleh?"
"Hm.. nanti dirumah saja"
"Diam!" Adrian angkat bicara saat melihat Oliv yang akan mengeluarkan suara.
Oliv patuh, diam dan memeluk erat tubuh sang kakak, sesekali dirinya mencubit dan menusuk nusuk perut Adrian yang terasa keras.
"Kelas~" gumamnya, mencubit dan menusuk perutnya sendiri yang terasa empuk.
Oliv sekarang merasa cukup nyaman jika bersama dengan Adrian. Dia pikir, Adrian akan tetap menyebalkan, tapi, dugaannya salah. Sang mommy lebih menyebalkan, melihat wajahnya saja sudah bisa membuat Oliv kepalang kesal.
Menyenderkan kepalanya karena rasa kantuk yang menyerangnya tiba-tiba. Oliv dengan sekuat tenaga mempertahankan kesadarannya, dia tidak ingin tertidur, nanti dia bisa saja terjatuh.
Tuk
Oliv tertidur, kepalanya terjatuh ke lengan Adrian. Dengan sigap, Adrian langsung memeluk erat Oliv agar tidak terjatuh nantinya. Melajukan motornya dengan satu tangan, tangan satunya dengan setia memeluk erat tubuh Oliv.
KAMU SEDANG MEMBACA
Olivia Xavier Helton ||END✓
Short Story"Ugh ini dimana?" Dirinya langsung saja terduduk dan meneliti sekitar. "Ini bukan lumah Oliv" "Ini kamal bukan milik Oliv bukan lumah Oliv sama mama sama papa" "Hiks mama papa~" tangis nya, apakah kedua orang tuanya membuangnya? "Hiks jangan buang...