Enjoy ~
.
.
.
Pukul 06:15
Max berjalan santai dengan sesuatu yang dirinya sembunyikan di balik badannya.
Tok
Tok
Tok"Adek?" Panggil Max dengan tidak sabaran.
"Kakak masuk~" setelah mengatakan itu, Max langsung membuka kamar Oliv dan masuk dengan langkah pelan.
Menatap kearah gundukan selimut yang pasti terisi dengan lemak bayi disana. Mendekat dan mulai menatap wajah damai nan polos sang adik, sungguh menggemaskan.
Fyuh~
Max dengan sengaja meniup wajah Oliv. Terkekeh kecil saat melihat Oliv yang mulai terganggu dan menutup wajahnya dengan kedua tangan mungilnya.
"Bangun" bisiknya tepat pada telinga Oliv.
"Ishh.. masih pagi~" rengeknya, tangannya turun untuk menutupi telinganya.
"Sekolah atau tidak?" Tanya Max dengan bersedekap dada. Tubuhnya dia bawa berdiri dan menatap kearah Oliv yang mulai mengerjap.
"Sekolah~" lirih Oliv dengan mencoba membuka matanya yang terasa lengket.
Setelah matanya terbuka, walaupun sedikit karena dirinya yang masih merasa kantuk pun mendudukkan dirinya.
"Ngantuk~" rengek Oliv. Menguap dan kembali merebahkan tubuhnya.
Max berdecak, menarik tangan Oliv agar kembali terduduk. Dia ingin mengajak adik kecilnya ini untuk ikut bersamanya ke kampus. Dia ingin berduaan dengan adik kecilnya untuk hari ini.
"Bangunlah" mencium pipi bulat itu dengan bertubi-tubi, berharap Oliv segera terbangun dan menatap kearah nya.
"Ishh, kakak~" rengek Oliv, menutup wajahnya dengan kedua tangan mungilnya.
"Padahal kakak ingin memberikan sesuatu~" membuat nada suaranya menjadi lesu, melirik kearah Oliv yang sekarang sudah mulai melepas tangannya dan membuka matanya perlahan.
Dengan sengaja Max berjalan pelan kearah pintu, jangan lupakan sesuatu di tangannya yang ia perlihatkan dan goyangkan.
"Huh~ kakak berikan pada Damian saja" terkekeh, Max tidak bisa menahan rasa gemasnya pada Oliv yang sekarang sedang menatap kearah tangannya dengan binar.
Oliv turun dari kasur dan berlari mendekati Max, memeluk kakaknya erat dan menduselkan wajahnya pada punggung sang kakak.
"Buat Oliv saja boleh?" Tanya Oliv dengan mendongak untuk bisa melihat wajah tampan sang kakak, dengan wajah yang dibuat semelas mungkin.
Tangan mungil nya dengan pelan mengarah pada coklat di genggaman sang kakak, berharap kakak nya tidak menyadari.
Max yang tau gerak gerik sang adik pun terkekeh kecil. Dengan sengaja dia mengangkat tangannya yang memegang coklat dan menguap.
Oliv yang melihat itu cemberut, gagal sudah rencana nya. "Mau~" rengek Oliv dengan matanya yang sudah berkaca-kaca, dia baru beberapa kali memakan coklat.
"Adek mau mencuri ya~" goda Max pada Oliv yang terlihat mengalihkan pandangan.
Oliv menggeleng keras, mana ada seperti itu, orang dia hanya ingin mengambil secara diam-diam, bukan mencuri.
Max terkekeh, adiknya memang lucu. Mengangkat Oliv kedalam gendongannya dan berjalan kearah kamar mandi. Mulai membasuh wajah Oliv dan menyikat gigi putih nan rapi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Olivia Xavier Helton ||END✓
Short Story"Ugh ini dimana?" Dirinya langsung saja terduduk dan meneliti sekitar. "Ini bukan lumah Oliv" "Ini kamal bukan milik Oliv bukan lumah Oliv sama mama sama papa" "Hiks mama papa~" tangis nya, apakah kedua orang tuanya membuangnya? "Hiks jangan buang...