12. Ketahuan

302 42 6
                                        

'Sebenarnya aku ingin dibawa kemana sih? Kukira dia akan membawaku kabur ke kantin' pikir (Name) saat melewati kantin dengan Jay yg masih membawamu kabur.

(Name) Terdiam menatap Jay yg ternyata hanya ingin ke kamar mandi, dia diam sampai Jay mengajak nya masuk.

(Name) Dengan enggan masuk ke kamar mandi (laki laki) bersama Jay.

Saat melihat Jay mulai membuka celananya (Name) langsung mengalihkan pandangannya, berusaha untuk tidak peduli.

'Sial, aku masih tidak terbiasa dengan ini' pikir (Name)

Tidak lama dari itu (Name) mendengar suara anak anak yg ternyata berada di salah satu bilik kamar mandi.

"Ayo taklukan anak itu."

"Si murid pindahan?"

"Tapi dia mengalahkan Zin..."

"Tapi belum tentu, karna ada anak baru yg menghentikan pertarungannya..."

"Biarkan saja itu, kan kita bertiga"

"Bisa apa dia kalau seorang pegang dia dari belakang la-"

Sebelum mereka melanjutkan rencana mereka, (Name) lebih dulu mendobrak pintu mereka dan menatap mereka dengan tajam.

Jay terkejut akan tindakan mu tapi dia tetap membiarkanmu melakukan apa yg ingin kamu lakukan.

"Asap rokokmu menggangguku, sialan"

-----------------------------------------------------------

(Name) Keluar dari kamar mandi dengan kesal, sedangkan Jay menatapmu sambil tersenyum.

Mereka berpaspasan dengan murid culun yg sering jadi sasaran bully. (Name) Langsung menyapa nya karna mereka satu kelas dan itu malah membuat laki laki culun itu mempercepat langkahnya sambil mengalihkan pandangannya dari (Name)

"Eh kenapa malah kayak takut gitu ya? Apa aku se jamet itu sampe dia takut?" Tanya (Name) pada Jay, dan dibalas gelengan besar dari Jay.

"..."

"Aku? Tampan? Ahaha tidak mungkin, masa iya laki laki dengan rambut pink bisa disebut tampan."

Disisi laki laki culun tadi

'EHH?! SERIUSAN?! SALAH SATU PANGERAN KELAS YG BARU, MENYAPAKU?!'

Laki laki culun itu terus kebingungan sampai dia ke kamar mandi dan melihat tiga anak yg sudah terkapar tidak berdaya.

'T-tunggu, murid baru, dan murid pendiam tadi? J-jangan jangan...' laki laki culun itu ketakutan sampai tidak bisa berkata kata dan langsung melesat pergi dari sana.

"Jadi, kita mau ke mana lagi nih?" Ucap (Name) sambil menatap Jay.

Sebelum Jay ingin membawa (Name) lagi, para perempuan sudah lebih dulu mendatangi (Name) dan berkerumun di sana.

"Kyaa Kak, kau tampan sekali sih"

"Jangan kabur lagi ya, kak"

"Mau jadi pacarku gk, kak?

(Name) Yg sudah mulai risih langsung mengusap salah satu dari perempuan di sana yg membuat perempuan lain pun langsung iri dan murung yg membuat (Name) dapat kabur dengan Jay.

Perempuan yg di usap kepalanya hanya terdiam, wajahnya sudah memerah. Padahal dia tidak sengaja terbawa oleh kerumunan tadi tapi dia tidak menyangka akan di usap kepala nya seperti itu, dia adalah Haneul.

(Name) Menghela nafas lega karna akhirnya terlepas dari para perempuan caper itu.

"Jay, maaf ya, tadi kau juga hampir ikut terbawa oleh mereka" ucap (Name) sambil menyatukan kedua tangannya.

Jay menggeleng cepat sambil mengibas ibaskan kedua tangannya.

"...!"

"Eh beneran gpp nih?"

Jay mengangguk sambil tersenyum. Jay ingin mengajak (Name) untuk pergi ke kantin, tapi bel masuk malah berbunyi yg membuat mereka harus kembali ke kelas.

----------------------------------------------------------

Bel pulang telah berbunyi. (Name) Sekarang sedang membereskan semua buku nya dan ingin segera pulang karna harus mengurus sesuatu.

Yg lain tentu saja heran kenapa (Name) sangat buru buru, termasuk Jay.

'aghh... Sialan, aku lupa kalau aku belum membeli novel BSD."(Name) Berteriak dalam hati, merutuki diri nya yg melupakan hal itu.

(Name) Dengan secepat mungkin berlari menuju tempat kemarin, tapi naas nya dia malah tertabrak dengan seseorang berambut hitam.

(Name) Mengusap kepala nya yg tidak sengaja bertabrakan dengan pria itu.

"Aishh... Maaf om aku tidak se-ngaja"

Suara (Name) perlahan menjadi kecil ketika melihat siapa yg dia tabrak, dia adalah Park Jonggun.

'HAH YUZU?! APA APAAN INI?! MEMANGNYA ADA KEBETULAN SEMACAM INI?! APA TUHAN TIDAK SAYANG PADAKU LAGI?!" Teriak (Name) dalam hati nya yg bertanya tanya mengapa dia mengalami kebetulan seperti ini dua kali.

"K-kalau begitu, aku permisi dulu ya om ehehe" ucap (Name) dengan suara yg dia buat buat, karna dia tau Jonggun pasti akan mengenali suaranya. (Name) Mulai mencoba berjalan dengan biasa seperti tidak terjadi apa apa.

"Tunggu..."

Hanya dengan satu kata itu saja sudah membuat (Name) merinding, bukan karna takut tapi karna keheranan. Bagaimana bisa Jonggun mengetahui penyamarannya, itu lah yg (Name) pikirkan.

(Name) Secara perlahan menoleh ke belakang, dia sudah mendapatkan tatapan maut dari Jonggun.

"Kecepatanmu tadi... Setara dengan kakakku, aku bahkan tidak bisa melihat gerakanmu, bagaimana kau melakukannya?" Ucap Jonggun sambil mendekati (Name)

"Huh a-apa maksudmu? Aku hanya berlari saja tadi karna terburu buru" ucap (Name) gugup.

Jonggun memicingkan matanya menatap (Name) dengan curiga.

"Kau... Ikut aku sekarang" Ucap Jonggun tajam sambil menarik tangan (Name)

Sebelum (Name) dapat menepis tangan Jonggun, Jonggun lebih dulu terhenti dan berbalik menghadap (Name)

"Suara, tinggi, kecepatan, tangan, gaya bicara, mata, kau (Name) onee san, ya?" Tanya dan analisis Jonggun yg membuat (Name) merinding.

'APAAN?! PENYAMARANKU GAGAL NIH?!' Batin (Name) yg terheran heran.

"Hah? Siapa i-itu?" Jawab (Name) sambil menoleh kearah lain dengan gugup. Sungguh, dia tidak bisa berakting jika dengan adik nya itu.

"Kau tidak perlu berbohong, nee san"

(Name) Mundur selangkah lalu langsung cepat pergi meninggalkan Jonggun.

Kecepatan (Name) itu diatas rata rata, dan bahkan berkali kali lipat melebihi Jonggun. Jadi, Jonggun akan susah bahkan mustahil untuk mengejar nya sekarang.

Jonggun menghela nafas kasar melihat kepergian kakak nya itu.

"Apa apaan warna rambut itu? Seperti dia saja"

-----------------------------------------------------------

-866 kata

AGHHHH AKU KEHABISAN IDE! TOLONG!!!!!!!!!!!😭

Btw dari sini keliatan gua suka siapa mwehehe


-bersambung?

LIKE A BOY? LOOKISM X READER?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang