Selamat membaca!
Ferrel sudah tiba di basecampnya, dan saat ia sampai ternyata teman temannya berada disana. Tapi ferrel tidak mengahmpirinya, melainkan dirinya sedang mencari keberadaan bang sean. Ferrel ingin meminta bantuan pada bang sean.
Akhirnya ferrel pun menemukan bang sean, lalu ia langsung menghampirinya.
"Bang" ferrel menepuk pundak sean yang sedang duduk dibalkon sembari menyeruput teh.
Slurrpp
"Ya kenapa?" Tanya bang sean.
"Bantuin gue bang" sean pun hanya mengangkat sebelah alisnya.
"Bantuin gue buat cari bukti tentang kematian ayahnya flora" sambung ferrel.
"Tenang aja, gue bakalan bantuin lo" ujar bang sean dan melanjuti seruput tehnya.
"Makasih ya bang, dan kalo lo udah ketemu buktinya, lo bisa hubungin gua" senang ferrel. Dan sean pun hanya berdehem.
"Yaudah, gua kebawah ya bang? Gua mau ke anak anak" pamit ferrel.
Setelah kepergian ferrel, sean pun menelpon seseorang.
"Halo"
"...."
"Gimana, udah ada buktinya?"
"...."
"Oke, setelah itu lo dateng kesini"
"...."
"Gapapa, aman aja"
"...."
"Ya, hati hati"
Tuttt
Setelah selesai telponan sean pun melanjutkan aktivitasnya yaitu menyeruput teh.
Sedangkan ferrel dan teman temannya sedang bermain game bersama sembari berbibcang bincang.
"Tumben lo kesini rel, ada apaan?" Tanya zean yang sedang memakan chiki.
"Gue minta tolong ke bang sean" jawab ferrel.
"Mintol apaan?" Kepo ollan.
"Itu cariin bukti tentang kematian ayahnya flora" balas ferrel.
"Lho, kenapa lo ga minta tolong ke kita juga?" Tanya daniel.
"Gak lah, gue ga percaya sama kalian" ujar ferrel yang mengambil chiki zean.
Dan saat mereka sedang asik mengobrol, tiba tiba ada suara ketukan pintu dari luar sana.
Tok tok tok
"Anjir, siapa itu cok? Niel buka niel pintunya" titah ollan pada daniel.
"Dih, gamau gue, lo aja do" suruh daniel.
"Yeuu, kenapa harus gue? Kan lo bisa niel" tolak aldo.
"Gue, ga berani" jujur daniel.
"Ga berani kenapa jir?" Tanya aran.
"Ya ga berani aja" jawab daniel.
"Udah udah! Mending gue aja yang bukain pintunya" ferrel pun berdiri dan langsung menuju pintu itu.
Ceklek~
Saat dibuka, terlihatlah seorang laki laki mengenakan topi dan masker sangat rapat, dan membuat ferrel tidak mengetahui seseoranf tersebut.
"Siapa? Dan ada perlu apa?" Tanya ferrel dengan jaga jaga.
"Gue mau ketemu sean" jawabnya.
"Gak, lo ga bis-"
"Suruh dia masuk rel" sean datang dan menyuruh seseorang itu masuk.
"Bang, tapi dia siapa?" Tanya ferrel yang masih keheranan.
"Nanti lo tau" lalu sean pun membawa seseorang itu ke ruang tamu. Dan ferrel pun memanggil teman temannya agar pergi menuju ruang tamu.
"Gimana kabar lo? Lo baik baik aja kan disana?" Tanya sean.
"Gue baik. Dan gimana kabar lo? Terutama geng ini?" Tanyanya balik.
"Baik kok, aman aja. Karena semuanya udah diurus sama dia" sean menunjuk jari telunjuknya mengarah pada ferrel.
Seseorang itu pun mengangguk paham."Sebentar, lo siapa? Dan kenapa dengan mudahnya lo diperbolehkan masuk kesini?" Tanya ferrel.
"Bisa dong! Karena gue ..." seseorang itupun meleoas topi dan maskernya.
"Gito, gito adrian" ferrel dan kawan kawannya pun terkejut saat seseorang itu membuka topi dan maskernya. Ternyata dibalik topi dan masker itu, ada seseorang yang bernama gito. Mereka semua pun langsung memeluk gito dengan sangat erat.
"Bang gito, lo kemana aja? Gue kangen sama lo" tangis ollan.
"Gue ga kemana mana kok, gue cuman pergi jalan jalan aja" jawab gito dengan santai.
Mereka pun melepaskan pelukannya.
"Tapi bang, kenapa lo kesini?" Ucap ollan sembari melap cairan kental pada hidungnya.
"Hmmm" gito sedang berpura pura berfikir.
"Ya gapap lah, emangnya ga boleh ya?" Lanjut gito.
"Ya boleh lah bang!" Seru ollan.
Sean pun memberika isyarat pada gito agar dirinya pergi dan menuju ruangan sean. Lalu gito pun mangangguk dan pamitan pada ferrel dan kawan kawannya.
-Diruangan Sean-
Diruangan itu hanya terdapata sean dan gito, mereka berdua sedang berbicara empat mata.
"Jadi ... mana rekamannya?" Tanya sean.
Gito pun menaruh rekaman itu dan memutar rekaman itu.
Suara rekaman
"Terus sekarang gue harus gimana bos? Mereka berdua sudah mulai menjauh"
"Tunggu aja dulu sampai flora semakin benci sama ferrel"
"Tapi apa benar geng kita, yaitu Xe-tion yang sudah membunuh ayahnya flora bos?"
"Ya memang benar, tapi semua orang tidak mengetahuinya"
"Sekarang kalian semua boleh pergi, dan lo, harus menjalankan sesuai dengan rencana"
Rekaman selesai
Sean pun hanya menyimak rekaman itu, dan ia pun mengirim pesan pada ferrel agar ke ruangan sean.
Setelah itu ferrel pun datang, dan langsung bertanya tanya. Mengapa dirinya dipanggil untuk ke ruangan sean?
"Kenapa bang?" Tanya ferrel.
Sean langsung memutar rekaman itu agar ferrel bisa mendengarnya.
Setelah mendengar rekaman itu, ferrel merasa kesal dan marah pada Xe-tion. Hingga dirinya ingin menghabisi geng Xe-tion.
"Brengsek mereka semua!" Umpat ferrel.
"Gue harus ketemu tian" saat hendak pergi, dirinya ditahan oleh gito.
"Tahan emosi lo, jangan terlalu gegabah" ucap gito.
"Tapi bang, mereka brengsek semua" tutur ferrel.
"Gue tau rel, tapi setidaknya lo kesana jangan sendirian" ferrel pun menghembuskan nafasnya panjang.
"Iya bang" lalu ferrel pun melangkahkan kakinya menuju teman temannya.
Saat sampai diteman temannya, lalu ferrel mendudukkan bokongnya pada sofa empuk, dan menyederkan punggungnya pada kepala sofa
"Lah, napa lo rel?" Ferre hanya menggeleng kepala.
"Dah ya gue mau balik dulu" pamit ferrel dan langsung pergi dari sana dan kembali kerumahnya dikarenakan sudah malam.
Tbc
See you next chapter!
Maaf ya kalo nunggu lama, soalnya saya bener bener sibuk. Jadi ga ada waktu buat nulis wkwk. Segini dulu yaww!

KAMU SEDANG MEMBACA
Promise [FreFlo]
Novela Juvenil(Hiatus) . . . . _____ Janji harus selalu di tepati, jika kita mengingkari apa yang akan terjadi? ──ׁ──╌ ۪ ⟣⟢ ۫ ╌──── "Janji sama aku oke!"- F "Janji" - F ──ׁ──╌ ۪ ⟣⟢ ۫ ╌──── Warning! Ada beberapa kata kasar, jadi berbijaklah dalam membaca...