Bagian 6

204 31 3
                                    

Cerita ini inspirasi by Movie Christmas carol ya.. keadaan Fisik Felix nya kurang lebih, mirip kayak Wol Woo di Movie..

Hyunjin menatap senja di balkon kamarnya, beberapa alat lukis berserakan di lantai begitupun kanvas putih yang hanya ia coret-coret dengan abstrak.

Sudah 3 bulan berlalu, ia hanya meninggali apartemen. Hidup dengan sisa tabungan yang semakin hari semakin menipis, semenjak sang adik hilang ia sudah tidak lagi bekerja.

"Hhaa, brengsek. Aku butuh lebih banyak." Dengusnya, dengan langkah sempoyongan Hyunjin berjalan masuk.

Botol hijau khas soju yang telah habis ia tenggak di lempar begitu saja ke lantai, botol-botol itu bergabung di sudut ruangan yang gelap.

Brak

Tubuh yang sudah kehilangan berat badan itu ambruk, Hyunjin terlalu banyak mengonsumsi alkohol. Ya, hanya itu yang bisa masuk ke dalam perut nya. Berupaya agar bisa melupakan si adik yang ia sayangi, hanya berujung pada penderitaan yang semakin dalam.

.
.
.

"K-kak?"

Hyunjin kecil itu menoleh, si pirang yang baru saja menjadi penghuni rumah itu datang dengan polos ke kamarnya.

Hyunjin tersenyum lebar, "ada apa? Feli ayo kemari!"

Felix Hwang, itu nama yang Hyunjin berikan. Ia tarik sang adik mendekat.

"Eung.."

"I-ibu, Fe m-au, I-ibu." Si kecil terbata, ia sungguh tidak nyaman berada di rumah besar yang sepi ini.

Di pagi hari Hyunjin akan pergi ke sekolah, begitupun orangtuanya yang bekerja. Felix hanya tinggal bersama para pembantu, seperti itu setiap harinya.

Dahi Hyunjin menyernyit tak suka, "Feli itu adik ku. Tidak boleh pergi."

Hyunjin memegang bahu Felix erat mengguncang nya dengan kesal, "dengar! Tidak boleh pergi dari rumah ini!"

Felix meringis, ia tidak suka di bentak seperti ini.

Isak kecil lolos dari bibirnya, Hyunjin termenung begitu saja. "Feli, maafkan Kakak ya?"

Si kecil menggeleng kecil, ia berbalik dan berlari keluar.

"FELI!" Hyunjin berteriak memanggil, ikut menyusul Feli yang menuruni tangga dengan pelan.

"Huhuhu.. I-ibbu." Felix menangis kecil, mendengar Hyunjin yang terus memanggil nya membuat dadanya berdebar takut.

Karena kamar yang terletak di lantai 2, semakin dekat langkah Hyunjin Felix tidak fokus pada langkah nya.

"FELIX!"

Teriakan itu membuat para maid mendekati suara, mereka menatap terkejut pada si kecil pirang yang sudah bersimbah darah di bawah.

"Oh astaga, Tuan Felix."

"Daddy, hiks.. Ahjuma panggil Daddy, Feli.." Hyunjin menangis, ia masih berada di untaian tangga atas.

Dengan hati-hati mereka membawa Felix menuju mobil, Hyunjin masih menangis sembari memegangi sebelah tangan sang adik.

"Maaf, hiks.. Ahjuma Felix akan baik-baik saja kan?" Ucapnya dengan tersedat.

Maid itu tersenyum kecil, ia mengelus pucuk kepala Hyunjin sayang. "Tuan Hyunjin tidak perlu takut, adik Felix hanya tidur sebentar."

Hyunjin mengangguk kecil, perjalanan mereka menuju rumah sakit cukup sunyi.

Heels itu mengetuk lantai dengan tak sabaran, wanita dengan pakaian khas kantor segera memeluk sang putera.

"Hah, Hyunjin syukurlah. Tidak ada yang terluka kan? Kau baik-baik saja." Sang ibu memperhatikan tubuh Hyunjin dengan hati-hati.

Tak lama sang Ayah datang, "Hyunjin ada apa?"

Hyunjin meremat tangan ibunya takut, "D-dad, hiks.."

"Kita kembalikan saja dia, kau tidak bisa menjaganya Kid."

"No, i want. Aku bisa, Dad!" Ucap Hyunjin, ia tidak ingin sang adik di kembalikan ke panti itu.

"Iya sayang, kasihan Felix. Dia pasti kesepian jika di tinggal terus, Hyunjin kan harus sekolah." Sang Ibu ikut menenangkan.

Hyunjin masih bersikeras, kini anak itu menatap pintu unit tempat dimana Felix sedang di tangani.

Jika sedang tertidur, Felix terlihat tenang. Cantik juga menggemaskan disaat yang bersamaan, kantuk itu bahkan tak bisa membawa Hyunjin untuk pergi tidur. Sang Kakak dengan setia menemani, duduk di tepi ranjang.

"Hyune, sudah malam." Sang ibu menatap lelah, sang anak masih tetap keras kepala.

"Hhaah, sini tidur bersama Felix. Biar Mommy geser agar Hyune bisa tidur ya?"

"Tidak mau! Nanti Daddy bawa Felix pergi." Ucap Hyunjin dengan mata berkaca.

Melihat itu membuat sang ayah juga ibu tersenyum kecil.

"Tidur Kid, ingat besok hari apa? Kau harus pergi sekolah."

"Ayah janji tidak akan mengembalikan Felix ke panti." Lanjut sang ayah sembari mengelus surai Hyunjin.

"Your promise, Dad." Ucap Hyunjin kecil.

"Sure."

Mendengar itu Hyunjin mulai ikut merebahkan tubuhnya, ranjang yang di tempati Felix cukup besar.

Tangan menggenggam tangan Felix pelan. "Maaf ya, Adik."

.
.
.

Lembut tangan kecil itu masih membekas, Hyunjin menatap tangan besarnya. Ia bangkit, meraih cardingan abu yang tersampir di belakang pintu.

"Harus membeli lagi." Bisiknya.

Dengan langkah gontai, tubuh itu susuri jalan trotoar. Hingga akhir nya menepi masuki supermarket.

"Kemana lagi aku harus mencari mu?"


Tbc✨


Mianhe (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang