Bagian 10

139 35 1
                                    

Hyunjin menatap pantulan dirinya di cermin, ia mengelus cipratan merah yang basahi pipinya. Sesekali terkekeh kecil, "ternyata merenggut nyawa seseorang itu akan se- menyenangkan ini."

Kasus ke 4, Hyunjin menanganinya. Tubuh wanita itu sudah tersimpan rapih di dalam koper, tetesan darah juga bau amis memenuhi ruangan. Hyunjin masih setia membasuh wajah juga tangannya.

Getaran di saku membuat bibir tebalnya berdecak malas.

"Kau dimana Hwang?"

Itu Jisung dan suara cempreng nya, padahal sudah ia jelaskan jika sedang sibuk.

"Aku baru selesai, paketnya harus di kirim dulu." Ucapnya jengah, sebelum menerima kembali omelan Hyunjin segera mematikan telpon.

Han Ji-Sung : Cepat pulang! Ada sesuatu yang harus di rapat kan.

Melihat pesan itu Hyunjin segera menarik koper di samping nya. Selalu ada hambatan saat akan bersenang-senang, ia harus mengantar koper ini. Memberikan peringatan untuk si pria tua yang memanfaatkan jabatannya di pemerintahan.

Sebenarnya ini tidak ada hubungannya dengan kasus 4, tapi Hyunjin muak sekali karena wanita ini menganggu nya saat menjalankan tugas.

Di depan rumah mewah, Hyunjin menarik kupluk Hoodie nya. Membuka bagasi mobil dengan senyuman miring, tak hanya ada koper disana. Namun seorang pria yang di ikat sedemikian rupa agar cukup bersebelahan dengan koper.

"Tunggu sebentar, kau pasti lelah terus diposisi seperti itu."

Hyunjin memukul kepala pria itu sebelum kembali menutup bagasi, mengeret koper dengan sebelah tangan masuk ke saku.

Hyunjin meninggal kan nya begitu saja di depan gerbang.

Setelah itu pergi melaju ke mansion.

.
.
.

"Jadi, besok malam kita akan ke Warning Club?"

"Hmm, aku dengar mereka mengadakan pelelangan. Setelah vakum selama 1,5 tahun." Ucap Jeongin, walaupun ia sibuk bersekolah. Tetap saja gosip seperti itu akan terdengar di kalangan anak nakal.

Jisung hanya mengangguk begitu pun Seungmin yang fokus dengan laptop nya.

"Aku dapat 1 nomor antrian nya." Ucap Seungmin dengan senyum lebar, sedari tadi ia memang terus melihat darkweb milik warning club untuk mendapatkan nomor antrian.

"Ketentuan nya hanya bisa membawa 1 bodyguard, dan peserta harus memakai topeng wajah hewan."

Chris yang hanya menyimak, hari yang di tunggu nya sebentar lagi tiba.

"Siapa yang akan kau bawa Hyung?" Ucap Jisung, di pikiran nya sudah pasti Minho.

Chris memegang dagu, "Hwang, dia yang akan aku bawa."

Seisi ruangan itu menatap terkejut, Changbin hanya berdehem pelan. "Aku akan menyiapkan pasukan nanti malam untuk menjauh di daerah itu."

"Ku harap kalian bisa menyelesaikan nya dengan cepat."

Jeongin menatap Jisung lamat, bagaimana bisa ketua mereka akan membawa Hwang? Kedua pria berdarah dingin itu pasti akan benar-benar memporak-porandakan warning club.

.
.
.

"Hahh, kau bawa siapa itu?" Minho meringis kecil, tangannya meremat bahu Hyunjin.

Keduanya berada di ruang bawah tanah, tempat Hyunjin mengeksekusi para mangsanya.

Masih asik bergerak naik-turun di pangkuan si dominan, Minho menyeringai kecil.

"Sshh, berhenti menggoda Hyung!" Hyunjin meremat pinggang ramping itu, pinggulnya ikut bergerak berlawan arah.

Mianhe (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang