Langit tak lagi menampakkan sinarnya, seolah menjadi saksi betapa mendungnya hati Hyunjin saat ini.
Matahari nya sudah hilang, tertidur dengan nyaman di bawah tanah yang kini tengah ia tatap lamat.
"Seperti nya, membawa mu dari panti asuhan itu adalah awal mula kesalahan ku ya?"
"Seharusnya aku mendengarkan Dad dan Mom untuk tidak memaksa keinginan ku."
Lagi, pipi nya di aliri air mata. Hyunjin menyeka nya dengan kasar, tubuhnya perlahan turun terduduk, memeluk kedua lututnya.
"Apa kau sudah bahagia sekarang, Feli?"
"Maafkan aku."
Tubuh besar itu bergetar menahan tangis, Hyunjin hanya bisa menggigit bibir bawahnya erat. Tak biarkan sekecil apapun isakan nya keluar, "semoga-"
Rahang Hyunjin mengeras, menatap lekat tangannya. "Semoga kita bertemu lagi, di kehidupan yang lebih indah."
"Dimana, hiks-dimana kita bisa memulai nya dengan cinta."
"Maafkan aku."
Hyunjin terdiam, pisau yang menyayat nadinya itu terlepas begitu saja. Darahnya mengalir, Hyunjin menyandarkan tubuhnya di tumpukan tanah itu. Menatap kosong tangan.
"Semoga, kita bertemu lagi." Ucapnya sembari memejam.
"Banyak sekali, semoga yang aku harapkan Feli." Lirihnya.
.
"Hiks-Aww.."
Gadis itu merenggut kala hidungnya di apit oleh jari, "Oppa!"
"Berhenti membaca novel-novel fiksi, Feliya!"
Pria yang baru saja mengapit hidung Eliya duduk di samping gadis itu, menangkup wajah cantik istrinya. Ya, mereka baru saja melangsungkan pernikahan kemarin malam.
Joseph Vincent, pria keturunan inggris itu berdecih malas. Bagaimana tidak? Wajah Eliya begitu sembab dengan mata yang bengkak bukan main.
Bibirnya mencucu, "Oppa, isi novel ini sedih sekali." Lagi, manik caramel nya bergenang.
Joseph mengambil buku itu, menyimpan nya di atas nakas. "Cup cup."
Joseph mendekat, beri kecupan ringan di kedua mata sembab itu.
Si gadis tentu memeluk suaminya, menyandarkan kepalanya nyaman di dada bidang Joseph.
"Lainkali baca novel yang membuat mu bahagia, aku tidak suka melihat mu menangis Eliya." Ucap Joseph pelan, mengendus aroma vanilla di surai sang istri.
Feliya Lee, gadis blasteran Sydney-Korea itu hanya terkekeh kecil, tangannya menepuk punggung Joseph pelan. "Maaf, lagi pula cerita nya seru. Jadi aku ketagihan."
"Hm, sampai melupakan malam pertama kita."
Eliya melepaskan pelukannya, manik nya mengerjap pelan. Ia baru ingat, jika kemarin adalah hari pernikahan nya. Salahkan Sky dan Kala yang memberinya kado novel, jadi saat membaca prolog nya saja membuat Eliya si pecinta buku langsung terbawa arus.
Joseph tak bisa sembunyikan kegemasan nya, ia menciumi wajah cantik itu.
"Ih, Oppa!"
Keduanya tertawa bersama, sampai akhirnya Joseph menarik Eliya agar tertidur di pelukan nya.
"Oppa, maaf." Cicit Eliya kecil, tangannya bergerak abstrak di dada Joseph.
Si pria hanya mengangguk, lalu mengecup dahi sang istri. "Is okay, Babe."
Keduanya berpelukan mencari kehangatan, karena cuaca sedang mendung. Bumi di siram air hujan semenjak semalam, dan untungnya setelah pesta mereka selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhe (END)
FanfictionHwang Hyunjin adalah putra tunggal ia ingin sekali memiliki seorang adik untuk menemaninya ketika sang ibu dan ayah pergi bekerja. Hingga akhirnya ia dapatkan seorang peri cantik yang tidak sempurna. "Dad, aku mau dia!" End 09/10/24