Tidak ada yang paling di tunggu selain kematian bagi seorang Fe.
.
.Gedung tinggi itu di batasi police line, ada juga mobil ambulance yang di datangkan untuk membawa tubuh tak bernyawa itu.
Beberapa polisi juga detektif masih berada di Rooftop.
"Sulit, semalam hujan."
Yang berada di samping nya mengangguk setuju. "Hm, jejak nya hilang karena hujan. Belum lagi cctv yang sudah tidak berfungsi sepanjang jalan menuju kemari."
"Tidak ada alasan, buat saja keterangan bunuh diri."
Sangat mudah menyimpulkan, apalagi jika pria itu belum memiliki identitas yang jelas.
.
.Hyunjin menatap miris, tubuh itu tak terbalut kain sehelai pun. Hanya sehelai kain putih yang di buka hingga sebatas dada atas.
Wajahnya bengkak, mata kirinya membiru bisa di pastikan karena pukulan keras. Tangan Hyunjin bergetar kala menarik helai kain itu turun.
Air mata tak bisa ia tahan, tubuh kecil itu penuh bekas luka. Entah karena benda tajam ataupun bekas cambukan. Hyunjin merosot turun, menangis sejadi-jadinya.
"Maaf, hiks.. maafkan aku, Feli. Seharusnya aku tidak menyuruhmu bekerja."
"Seharusnya kau di rumah."
"Semua salah ku."
"Hiks.. maaf, maaf.."
Hyunjin merintih, dadanya sesak seolah di himpit oleh dinding besar.
"Hiks,, hahh.. hiks.."
Hyunjin bangkit, mengusap wajahnya. "Siapa yang membunuhnya, katakan!"
Detektif itu menatap sendu, ia hanya menggeleng kecil. "Maaf Tuan."
"Hahahaha, KAU TIDAK LIHAT? BAGAIMANA BISA ITU BUNUH DIRI?!" Teriak Hyunjin sembari menunjuk tubuh kaku itu.
Hyunjin berteriak, "BAGAIMANA BISA?!"
"Lihat!"
Sreet
Hyunjin menarik detektif itu ke arah Feli, membuka sehelai kain putih itu hingga jatuh ke lantai.
"LIHAT WAJAH DAN TUBUHNYA!"
Beberapa orang yang ada disana langsung memalingkan wajah, menatap kasihan tubuh kecil itu.
"Brengsek, bagaimana bisa kau mengatakan jika dia bunuh diri?!"
Dokter forensik itu hanya menggelengkan kepalanya, merasa kasihan pada pria yang tengah berteriak histeris itu.
Hongjoong, berjalan meraih kain yang terjatuh itu. Kembali menyelimuti tubuh kaku Feli, "semoga kau tenang dan damai, Fe." Ucapnya.
Hongjoong masih ingat jelas siapa pria ini, alasannya di depak dari kampus. Hingga akhirnya memutuskan untuk kuliah di luar negeri. Ia benar-benar tidak menyangka akan kembali bertemu Fe, tapi dengan keadaan dimana pria manis itu tak lagi bernyawa. Banyak yang ingin Hongjoong katakan pada Fe. Namun, yang keluar dari bibirnya hanya helaan nafas.
Pria yang Hongjoong benci pasti dalang dari semua kejadian ini.
Hyunjin masih menangis, memukul lantai di bawahnya. Hongjoong yang melihat itu segera mendekati, "tidak ada gunanya."
"Sebaiknya kau menyiapkan pemakaman." Hongjoong menepuk bahu itu sebelum pergi dari ruangan.
Butuh waktu untuk Hyunjin mengendalikan emosi nya, pria itu bangkit membuka kembali kain Feli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mianhe (END)
Fiksi PenggemarHwang Hyunjin adalah putra tunggal ia ingin sekali memiliki seorang adik untuk menemaninya ketika sang ibu dan ayah pergi bekerja. Hingga akhirnya ia dapatkan seorang peri cantik yang tidak sempurna. "Dad, aku mau dia!" End 09/10/24