Bagian 12

130 23 1
                                    

Hyunjin pulang dengan tubuh bersimbah darah, berjalan dari club hingga ke mansion. Tatap orang yang melihat nya sudah tak ia pedulikan, yang ada di pikiran nya adalah si manis yang sekarang mungkin berada di mansion.

Tapi untuk apa ketua mereka membeli Feli? Apakah sedari awal memang itu tujuannya?

Hyunjin gigiti kuku ibu jarinya, mengabaikan darah yang mulai terasa di lidahnya. "Apa sebenarnya yang terjadi?"

Jisung yang sedang menonton di ruang tengah terkejut melihat Hyunjin yang masuk dengan tergesa-gesa, "Hwang, bersihkan dirimu dulu!"

"Tidak! Dimana Tuan Christopher?"

Jisung menyernyit bingung, "dia belum pulang."

"Kau yang bersama nya sedari tadi."

Hyunjin mengepalkan tangannya, Jisung yang melihat itu bergidik ngeri. Daripada terkena imbasnya, ia memilih kembali fokus menonton tv.

Hyunjin berjalan memasuki kamar, membanting pintu itu dengan kasar.

"Brengsek, kemana dia pergi?"

"Kau mencari Chris?"

Minho tersenyum miring, sedari tadi dia memang menunggu Hyunjin kembali. Masih dengan tubuh berbalut bathrobe navy, tangan Minho memegang gelas berisi wine.

Hyunjin menatap penuh amarah, berjalan dengan tergesa kearah Minho.

BRAK

"Kkhh—"

Hyunjin mencekik leher Minho erat.

"Lep-pash!"

Wajah Minho memerah keunguan, tangannya berulang kali memukul Hyunjin secara random.

Yang mencekik hanya tersenyum miring, semakin menekan punggung Minho ke jendela.

Minho tidak menyangka jika Hyunjin akan senekat ini, Hyunjin yang melihat Minho mulai kehabisan nafas pun segera melepaskan nya. Membiarkan tubuh itu merosot turun ke bawah.

"Kkhh, hahaha. Kau gila!"

"Hahh, sial sekali." Desis Minho tak suka, tangannya masih mengelus leher.

"Katakan dimana Chris!"

"Akh!"

Minho menengadah, helai rambutnya di tarik dengan kasar hingga mendongak.

Senyum menjengkelkan itu membuat Hyunjin kesal bukan main, ingin sekali menguliti Minho hidup-hidup.

"Di apartemen, di pusat Seoul." Ucap Minho tertahan.

Hyunjin tersenyum kecil, menepuk pipi Minho.

"Lepaskan! Aku sudah memberi tahu mu."

Hyunjin menarik Minho memasuki kamar mandi, mendorong nya hingga terjatuh di bawah shower.

"Kau menyukai nya bukan?" Bisik Hyunjin kecil sembari membiarkan miliknya keluar dari dalam celana.

Minho yang melihat itu meneguk ludah, salahkan lubang sialannya yang jalang itu.

Besar dan panjang, siapa yang tidak akan keenakan jika sudah bertemu kejantanan itu. Minho duduk bersimpuh, bibirnya mengecup ujung kemaluan Hyunjin pelan.

"Mmnhg, slurp..MN—!!"

Hyunjin mendorong dengan kasar miliknya, membuat wajah Minho memerah.

Sial, aku tidak bisa bernafas.

Tangan Minho memukul paha Hyunjin berulang kali.

"Argh, shit!" Hyunjin menggeram, kakinya gemetar kala pelepasan itu tiba.

Mianhe (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang