05. Lee Minho

26 4 0
                                    

Angin sepoi-sepoi berhembus menyentuh kulit wajah Minho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin sepoi-sepoi berhembus menyentuh kulit wajah Minho. Membuat pria itu semakin merasa kedinginan padahal sudah memakai jaket yang lumayan tebal. Cuaca terasa semakin membeku, tetapi dedaunan belum sepenuhnya gugur. Artinya, musim tidak akan berganti dalam waktu dekat.

Tangannya yang menenteng belanjaan semakin bergetar saat sudah sampai didepan pintu flat. Ia bergegas memasukkan kode kunci dan menghela napas lega saat masuk kedalam.

"Wahh, ini hangat," desahnya pelan. Kedatangan Minho disambut oleh ketiga kucing kesayangannya yang mengeong pelan.

"Kalian lapar? Tunggu sebentar aku akan menata ini dan memberikan kalian cemilan."

Minho baru saja pulang untuk belanja bulanan. Ia memberi bahan makanan dan beberapa keperluan rumah, seperti sabun pel, sabun cuci, pokoknya hal-hal seperti itu. Ia benar-benar hidup sendirian setelah ibunya meninggal karena sakit. Ya, tidak benar-benar sendirian karena ada Sonie, Dori, dan Dongie; kucing-kucingnya.

Minho mengelus kepala Sonie sembali menyuapi kucing oranye itu cemilan kucing.
"Aigoo, kau bukan kucing. Kau ini babi," kata Minho melihat Sonie yang terlihat rakus menjilat makanan.

Mereka berharga bagi Minho. Sejak kecil, ia ingin sekali punya adik karena merasa kesepian, tetapi sepertinya itu tidak bisa dikabulkan oleh ibunya. Ayahnya sudah meninggal sejak Minho balita. Jadi, sebagai gantinya, suatu hari ibu Minho membawa pulang tiga anak kucing yang katanya ia pungut dijalanan. Mereka terlantar dan Minho menganggap Sonie, Dori, dan Dongie sebagai adik-adiknya sejak saat itu.

Minho selalu menyayangi mereka layaknya manusia. Ia tidur dengan mereka, bahkan saat sulit dulu, Minho rela tidak makan karena uangnya ia gunakan untuk membeli makanan kucing. Ia ingat betul, dirinya pernah bertengkar dengan Seungwan karena salah satu kucingnya. Waktu itu Dongi sakit, kucing itu lemas dan muntah beberapa kali. Minho ingat jelas dia berlari seperti orang kesetanan ke klinik hewan dan membatalkan janjinya dengan Seungwan karena Dongi harus di operasi. Minho tidak sanggup meninggalkan Dongi.

Seungwan juga sering mengomeli Minho karena terlalu sering menguataman kucingnya daripada dirinya sendiri. Namun, Minho malah merasa sedih dan tersinggung karena Seungwan tidak bisa menghargai mereka sebagaimana dirinya. Memang salah Minho juga tidak pernah memberi tahu Seungwan apa arti mereka baginya.

"Kau merindukan Nuna-mu Sonie?" Katanya sambil masih mengelus-elus Sonie.

"Kau merindukan Nuna-mu Sonie?" Katanya sambil masih mengelus-elus Sonie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tears In HeavenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang