"Pa?"
Varen yang saat ini tengah mengemudikan mobilnya kembali ke rumah sakit seketika langsung memalingkan pandangannya ke arah sang putra.
"Ya, nak?" Sahut Varen.
"Aku minta maaf," ucap Erland, membuat Varen mengerutkan keningnya. Dengan segera dia menghentikan mobilnya yang dimana mereka masih berada dikawasan hutan.
"Minta maaf kenapa, hm?" Tanya Varen sambil mengusap pipi Erland.
"Aku minta maaf karena sudah bentak papa, tadi." Jawab Erland, membuat Varen tersenyum tipis.
"Tidak apa-apa, papa nggak marah kok," balas Varen.
"Papa sebenarnya kaget saat lihat kamu bisa mukul preman tadi, padahal dulu kamu sama sekali tidak bisa berkelahi." Erland terdiam mendengar itu.
"Semenjak kamu bangun dari koma, ada banyak hal yang berubah dari kamu. Papa nggak nyangka kalau amnesia bisa mengubahmu sejauh ini, nak. Ada banyak sekali pertanyaan yang ingin papa tanyakan padamu, tapi mungkin saja kau tidak punya jawaban atas pertanyaan itu."
Erland menggigit pelan bibir bawahnya, 'bagaimana bisa sama? Sedangkan jiwa yang berada di tubuh ini saja sudah berbeda.' kalimat yang hanya mampu Erland ucapkan didalam hatinya.
"Aku yang dulu, biarlah ada di masa lalu. Dan aku yang sekarang, adalah aku yang baru," Varen merasa janggal mendengar ucapan putra bungsunya itu, namun tak ayal dia tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Pa?" Panggil Erland, menatap lekat manik sang papa.
"Ya, sayang?" Sahut Varen.
"Apapun yang terjadi tadi, tolong jangan beritahukan pada Mama dan kakak, ya!" Varen terdiam mendengar permintaan sang anak, namun lagi-lagi dia tersenyum sambil mengangguk.
"Kalau papa bilang ke Mamamu, itu sama saja papa minta tidur di luar, kan?" Varen terkekeh saat mengatakan hal itu.
"Mamamu menitipkan mu pada papa dan bilang kalau papa harus menjagamu dengan baik-baik, jangan sampai terluka. Tapi papa malah membiarkanmu menghajar preman tadi, bahkan sampai tanganmu memerah seperti itu," sambung Varen, membuat Erland tersenyum tipis.
"Masih ada yang ingin dibicarakan? Jika tidak maka papa akan menjalankan mobilnya, kita harus segera ke rumah sakit biar tanganmu bisa diolesi salep," Erland mengangguk kecil sebagai jawaban pertanyaan itu.
"Coba papa lihat dulu," Varen meraih kedua tangan putranya yang memerah, "sakit?" Tanya pria itu.
"Hm, sedikit!" Tadi saat memukul dia tidak merasakan sakit sama sekali, tapi sekarang sakitnya baru terasa. Salahkan tubuh ini yang memiliki kulit lembut, sedangkan preman tadi kulitnya tebal dan keras.
Cup...
Hangat...
Perasaan itulah yang dirasakan Erland ketika papanya mencium punggung tangannya, perasaan yang tidak pernah dia rasakan di kehidupannya yang sebelumnya.
₍₍◞( •௰• )◟₎₎
"Ma? Papa sama adek mana?" Tanya Alden, sudah setengah jam setelah dia bangun, dia tidak mendapati kehadiran papa dan adiknya.
"Mereka keluar sebentar," jawab Dania sambil menyuapkan makanan kedalam mulut sang anak.
"Kuahnya tawar..." Komentar Alden setelah menelan makanannya.
"Namanya juga makanan rumah sakit, kak. Pasti semuanya nggak pas sama lidah pasien," balas Dania sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
♔ Transmigration King ♔ (End)
Teen FictionCERITA INI HANYA TERDAPAT DALAM APLIKASI INI. JIKA ADA YANG MENEMUKAN CERITA YANG SERUPA DI APLIKASI LAIN, TOLONG LAPORKAN KEPADA SAYA. Raja Fandricko yang meninggal akibat diracuni oleh ratunya sendiri, tiba-tiba saja jiwanya terlempar ke zaman mod...