Exorcist

PEMAKAMAN

"Disaat semua kehancuran itu datang, pasti perlahan-lahan akan ada hal yang baik datang menghampiri Rumah itu"

Di bawah langit yang mendung, langkah-langkah terdengar berat memasuki gerbang pemakaman yang sunyi. Suasana hening dan khidmat menyelimuti setiap sudut, seolah alam pun turut berduka atas kepergian seseorang yang dicintai. Deretan batu nisan putih dan hijau terhampar rapi di antara pepohonan yang merunduk dalam kesedihan.

Di tengah lapangan pemakaman, Raka dan Liona yang hadir berkumpul dengan wajah yang penuh kesedihan. Mata yang berkaca-kaca dan tatapan yang sayu mencerminkan kehilangan yang begitu dalam. Suasana haru dan duka terasa begitu kental, namun juga diiringi dengan doa-doa dan kata-kata penghiburan yang mengalir tulus dari hati yang terluka.

Prosesi pemakaman dimulai, di mana peti mati yang terbungkus rapi diletakkan di atas tanah yang telah disiapkan. Suara ayat-ayat suci dan doa-doa terdengar merdu di antara gemuruh angin yang berbisik lembut. Setiap suara yang terucap menjadi ungkapan terakhir penghormatan untuk almarhum/almarhumah yang telah pergi.

Di saat jenazah Damian dan Laxia mulai diturunkan ke dalam tanah, tangis haru pecah dari Liona sang adik bungsu yang Raka sayangi. Pelukan-pelukan hangat dan kata-kata penghiburan saling menguatkan satu sama lain dalam menghadapi kehilangan yang mendalam. Di bawah langit yang mendung, pemakaman menjadi saksi bisu dari perpisahan yang tak terelakkan, namun juga menjadi titik awal dari kenangan yang abadi dan doa yang selalu mengalir untuk almarhum/almarhumah.

" Bang Raka, bang Damian udah pergi untuk selama nya " Iuran tangis dari Liona yang membuat suasana pemakaman makin mendung, tangisan itu penuh dengan ketidak sangkaan yang penuh.

" bang Raka, Liona ga tau gimana cara menjelaskan nya bang. Bang Damian udah ga ada? Ini serius? Liona pasti mimpi kan!! MIMPI KAN BANG! "

" BANG.... BUNDA.... Kenapa harus sekarang pergi nya? Raka belum buat abang bahagia bang "