Ini adalah hari terahkir bunda mengandung. Yang artinya, bunda akan segerah melahirkan adik dari Damian dan Raka.
"Mas sudah saat nya"
"Saya bangga melihat perjuangan kamu Laxia kamu bisa memberikan saya seorang anak lagi, dan pastinya putra baru saya"
"Terimakasih Chandra, saya juga bangga bisa memiliki suami yang pengertian seperti kamu. Kita ubah semua nya menjadi lebih baik ya mas, kita buat Raka bahagia ya?"
"Ayah gasuka dia di bawa-bawa, dengar namanya saja Ayah mau muntah"
"Maaf mas"
Kelahiran anak itu sangat membuat Raka senang dan bahagia, Berbeda dengan Damian. Damian merasa cemas karena ia pikir, saat ini lah keberadaan nya tidak akan di perdulikan lagi sementara ia adalah seorang anak adopsi yang bisa saja di perlakukan tidak baik oleh keluarga nya.
"Haloo adik kicik kenalin aku abang baru kamu yaa oh iya bun nama nya siapa ya kira kira?"
"Mahendra shamta rehandra"
"Keren bangett bunn halooo maheenn"
"Abang kamu mana nak?"
"Di luar bun sebentar ya Raka panggil"
"Yasudah panggil sana nak"
Raka menghampiri Damian yang terlihat sedang menangis di luar rumah sakit.
"Abaang? Kenapa nangis? Ada apaa abaang?"
"Eeeh gpp dek abang gpp kok, gimana adik baru nya? Cowok atau cewek?"
"Cowok bang mirip banget sama Ayah"
"Waah"
Damian nampak menyembunyikan kesedihan nya itu dari Raka adek nya itu. Ia takut saja, adek nya sedih karena dari awal Damian juga bersedih.
Banyak sekali perasaan Damian saat ini yang ia simpan dan ia cerna di dalam pikiran nya. Ia hanya bisa menyimpan semua pikiran itu dengan mengharapkan yang ia pikirkan itu tidak benar benar terjadi di kehidupan nya. Ia tau ia hanya sebatas anak adopsi, tetapi ia juga layak mendapatkan kasih sayang yang setia itu dari kedua orang tua baru nya itu. Ia mendapat kan apa yang ia mau di keluarga ini, di saat ia ingin memiliki handphone baru candra langsung membelikan nya bahkan kereta yang harga nya puluhan juta pun ia dapat kan dari keluarga itu. Makanya itu ia sangat menyayangi keluarga itu dan tanggung jawab dia sebagia seorang abang dari adik adik nya yang sedang tidak baik baik saja, yaitu di saat nuggrah masih hidup ia sangat membenci raka saat itu, tetapi ia mulai menghilangkan ego nya dan mulai menyayangi adek nya itu. Seperti itulah konsep dari pertengkaran adek adek nya Damian."Dem bunda udah tau semuanya nak"
"Maksud bunda? Tau apa bun"
"Kamu takut kan? Kalau bunda melahirkan seorang anak lagi, kamu gk di anggap lagi di keluarga ini?"
"Damian juga sempat berpikir seperti itu, dem takut, dem khawatir jika suatu saat hal itu terjadi di kehidupan Damian bun"
"Damian anak bundaa, mau seberapa banyak pun anak bunda bunda gk akan lupa kalau bunda juga punya anak yang bunda juga lahirkan deluan dari adik adik kamu yang barusan saja bunda lahirkan"
"Damian jangan langsung berpikir seperti itu nak, gak boleh yaa bunda sayaaang banget sama Damian dan juga adik adik nya Damian"
"Iya buun Damian yang terlalu memikirkan hal itu semua terjadi, padahal Damian sudah tau kalau Damian memiliki keluarga yang akan selalu menaruh kasih sayang nya setiap saat dan kapan pun di mana pun"
"bunda dan akan selalu berusaha memberikan yang terbaik buat keluarga kita ini nak"
13 Tahun sudah mereka jalani, dan Mahendra sudah memasuki bangku SMP sedangkan raka yang telah bekerja di perusahaan yang terkenal dan jabatan nya sebagai maneger dari perusahaan itu. Damian sudah menikah dan memiliki 1 orang anak laki laki bernama Mahendra Shamata Rahendra. Kini raka hidup berlima bersama Bunda Ayah Abang dan Adik.
"Abang temani Mahen ke gramedia doongg"
"Adek mau ke gramedia? Yaudah siap siap sana biar abang temani"
Raka membuka kertas yang kemarin ia tulis dengan gembira.
"Haaii aku Denraka samatha rehandra, aku adalah seorang adik bungsu dari kedua abang abang ku yaitu Damian dan Nuggrah. Mereka beruda sangat sangat random dan agak sedikit aneh di pandang heheheheh. Mahen Shamata Rehandra, dik ku, abang senaaang sekali bisa punya adik seperti mahen, mahen itu tipikal orang nya adalah mandiri dan manja di hadapan aku. Untuk bang Nuggrah dan Damian, Raka juga pastinya sayaaaang banget sama abang"
Hari minggu saat nya kaluarga kecil ini berlibur untuk pertamakalianya bersama sama dengan penuh kasih sayang. Pagi yang hangat mentari cahaya menyapa hangat kota jakarta dengan ceriah. Sama hal nya dengan perasaan Raka saat ini. Kebahagaiaan itu datang akhirnya dan menetap di tubuh itu.
"udah nak? Udah siap? Bang Damian sama adek Mahen mana? Bang Nuggrah juga?"
"Eh bun mereka lagi siap siap juga bun. Palingan bentar lagi juga selesai bun,"
"Oh iya. Yaudah bunda sama ayah mau manasin mobil dulu ya. Nanti kalo abang sama adek kamu udah selesai ajak ke bawa ya,"
"iyaa bundaa,"
Melangka dan meninggal kan anak tengah nya itu. Damian yang sudah selesai, langsung menghampiri adik bungsu nya yang sedang bersiap siap untuk segera turun juga
"Adek, udah selesai? Coba abang lihat sini,"
"eh abang, udaah siaap dongg gimana keren ga? Outfite adek? Atau gak nyambung? Gimana bang,"
"emm menurut abang, baju kamu kan udah rame banget tuh kaya pasar malam nih, masa celana kamu juga rame sih, mencolok banget dek,"
"ih ko kaya pasar malam sihh bang, oke berarti cuma ganti celana nya aja kan bang? Oke oke ade pake warna cream yaa,"
"nah bagus tuh cocok juga kan di baju kamu, yaudah pake celan cream aja dek terus nanti topi nya yang dior itu biar kesan nya mewah gitu. Eh ga deh, topi nya pake yang polos putih aja dek biar ga rame banget,"
"okee bang. Abang di luar sanaa adek mau ganti celana,"
"iya iyaa,"
Damian menuruni tangga menjumpai adik tengah nya yang sedang menyiapkan barang barang yang akan di bawa untuk pergi pagi ini. Makanan, tikar, dan baju ganti telah raka siapkan dengan sangat rapi
"udah siap dek? Kalo masih ada yang belum siap biar abang bantu"
"udah sih bang, palingan tinggal baju baju yang mau abang bawa aja lah"
"ini udah abang taro dalam ransel. Yaudah abang turun ya nanti Raka ajak Mahen turun juga ya dek"
"iyaa bang, nanti Raka ajak Mahen kok. Mahen belum siap?"
"tinggal ganti celana dek tadi kurang cocok"
"oh oke oke"
Damian keluar dari kamar raka dan mengunjungi bunda yang sedang ngobrol dengan ayah.
Entah kenapa perkataan itu keluar dari mulut mereka berdua. damian tak menyangka kata itu akan di keluarkan dari mulut ayah dan bunda nya
"yah aku udah bilang ya, jangan terlalu manjain damian! Dia cuma anak angkat kita!"
"aku udah berusaha menjauh dari dia bunn, tapi apa? Dia tetap aja cari muka di depan aku."
"yaudah nanti saat kita pergi, usahakan jangan melebih lebih kan ekspresi kamu sama Damian ya yah! Dengar"
"iya bun iya ayah akan melakukan itu. Ayah usahakan "
Air mata Damian tiba tiba keluar dengan sendirinya. "Apa salah nya? Kenapa Damian harus di singkirkan? Sadari awal kenapa nerima Damian jadi anak kalian yah? " ucap nya dalam hati.
Betul memang. Karena selama ini kasih sayang ayah dan bunda nya itu sangat ketat baginya. Raka yang adalah anak Candra dan laxia secara kandung, bahakan tidak merasakan kasih sayang dari ayah dan bunda nya. Banyak cacian bahkan pukulan yang raka dapatkan di masa masa kelam itu. Damian hanya memikirkan, sadari awal dia seharusnya membawa adik adik nya pergi dari rumah untuk menenangkan jiwa raga yang terluka berat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exorcist
Ficção AdolescenteDi kota Nurbazkia tak ramah di kenal orang tentang keramatnya kota itu. Sebagian orang memilih untuk tidak terlalu lama melewatinya, namun keluarga Navistain tetap kekeh untuk berdiam di kota itu. Tak apa, semenjak kematian anak perempuan mereka, Ca...