Hari terlalu cepat berlalu. Padahal kemarin baru saja keluarga Damian berlibur ke pantai untuk menenangkan hati. Damian masih mengingat perkataan Ayah dan bunda nya yang sangat menyentuh hati nya. Sakit hati nya Damian hampir saja membatal kan niat Damian untuk ikut bersama sama untuk liburan kemarin.
Tapi hal itu bisa Damian rangkap dengan baik di hati nya. Damian tau betul bagaimana mengontrol kesedihan nya. Damian hanyalah pria yang mudah sekali terpilu hati nya maka dari itu, dia lebih memilih sabar dan tidak melawan agar hal hal yang tidak di ingin kan tidak terjadi.
" Pagi, dek, Yah, Bun? Kalian semua di mana?"
Rumah terasa sangat sepih, tidak ada seseorang pun di rumah itu. Hening nya suasana rumah, sampai sanpai sendok jatuh aja suara nya sekuat bom nuklir. Damian bingung kemana semua orang di rumah? Biasa nya di saat ayah atau bunda mau pergi, mereka selalu mengkabarin damian terlebih dahulu. Atau menitipkan adik adik nya, tetapi hari ini tidak ada titipan atau pun kabar yang Damian terima dari siapa pun.
Tidak ada balasan. Bahkan, tidak online. Damian cemas sekali, di manakah sebenarnya mereka saat ini?
Damian Kembali ke kamar. Apa mungkin keberadaan nya saat ini sudah di tiadakan? Takdir memang selalu berjalan waktu demi waktu. Tetapi kenapa harus Damian yang mendapat kan nya? Cukup Raka saja jangan lagi Damian merasakan hal itu. Tiba tiba ada pesan masuk dari hp nya. Nmpak pesan itu dari sang adik bungsu nya, Mahen.
__________________________
Adek mahen
__________________________
_____________________________
(Bang maaf yaa ga ngabarin abang kalo kita pergi. )
__________________________
(Abang gpp kan di rumah sendiri? Kita pergi 2 minggu)
______________________________________________
(Oke dek, nanti
Kabarin abang yaa)
______ _____________________
(Oke)
______"Dua Minggu? Dua minggu bukan waktu yang singkat. Apalagi ke adaan aku di sini sendiri. Tuhan kenapa harus seperti ini? Padahal kalo Ayah dan Bunda pergi selama itu, aku juga di bawa
Tapi kenapa hari ini berbeda? Aku juga anak kalian, aku tau aku anak adopsi, aku bukan bagian asli dari kalian, tapi aku juga butuh di sayangi!! Apalagi aku sudah bercerai dengan istri ku ". Bercerai? Iya, damian sudah bercerai dari istrinya. Di sebabkan oleh istrinya yang begitu tamak dan matrek nya di luar kepala. Damian hanyalah orang biasa, dia bukan CEO apalagi miliader jadi dia hanya bisa memberikan apa yang dia mampu saja. Damian prustasi sangat PRUSTASISeminggu telah dia hadapi sendirian. Tidak ada seseorang pun di rumah nya, hanya dia seorang diri di rumah.
Damian berencana untuk pergi keluar, sembari menenangkan diri ke pantai yang sering di kunjungi raka dahulu.
" Kembali ku datangi tempat ini
Namun ku dengan yang lain, aku sendiri di sini. Hati ku tenang, tanpa adanya kecemasan yang memuncak di kepala ku "Damian duduk di pasir pantai yang putih itu. Memandang indah nya pemandangan du depan mata nya itu, pantas raka selalu pulang lama kalo udah pergi ke sini. Hembusan angin menyelimuti tubuh damian. Di sini ia merasakan adanya ketenangan yang sangat puas ia rasakan sebelum ia balik ke rumah yang kosong itu.
" udah jam berapa ini? HA!! Jam 5 soreh? "" rumah kosong lagi gak ada orang aduh "
Damian beranjak menuju motor yang ia kendarai dan segera pulang ke rumah yang kosong itu.
" Haaah sepi banget gak ada adek di sini "
Damian memasuki kamar adik nya Nuggrah dan melihat kamar itu tertatah rapi sekali.
" Dek, abang di sini sendiri gak ada yang bisa abang ajak ngobrol dek. Dek abang rindu banget sama kamu, banyak masalah abang yang ingin abang ceritain sama kamu dek. Abang udah cerai sama Kak Lexia dek. Pasti adek marah banget ya? Maafin abang ya dek? Abang jarang ke makam kamu abang terlalu memikirkan pekerjaan dan masalah abang dek. Sampai sampai abang lupa sama kamu dek. Abang selaluu sayang adek di sini. Adek yang tenang ya di sana ya? Abang akan selalu kirim doa dek "
Tangisan cowok itu sangat tragis. Damian ingat masa masa bersama kedua adik nya, Nuggrah dan Raka yang sangat cemara saat itu. Masa masa mencari adik nya yang telah pergi, masa masa Pertengkaran antara Nuggrah dan raka, masa masa makan malam bersama adik nya nuggrah, masa masa motoran dengan nuggrah juga yang paling damian ingat saat ini. Damian merasa kalau Nuggrah masih ada di sini. Sudah 6 tahun kepergian nuggrah, tetapi rasa rindu itu masih ia rasakan sampai saat ini.
Raka yang sedang menikmati liburan nya, sedikit membalikan pikiran nya kepada abang nya yang berada di rumah sendiri tanpa seseorang pun.
" bang dem gimana ya? Aduh hp ku gak on lagi kemarin jadi gak bisa ngabarain bang dem "
" bang rak? Abang mikirin apa sih? Kok bengong gitu? Kita lagi liburan bang jangan terlalu di pikirin juga lah masa masa yang menurut abang gak enak dan ngebuat perasaan abang jadi hancur "
" eh, gak. Abang cuma kepikiran sama bang damian aja dek. Kan kita pergi gak ngabarin bang damian sama sekali "
" adek juga bang, kepikiran juga sama bang dem yang ada di rumah. Padahal kemarin ayah dan bunda kan ngajak bang dem piknik kan "
" gak tau deh, abang juga heran banget sama ayah dan bunda kenapa sampe ninggalin bang damian sih dek? Bang damian salah apa? Abang tau banget bang damian itu baiikk banget sama abang "
" ihh abang kok nangis sih? Adek juga mikir gitu bang. Udalah bang jangan nangis gih, kita lagi liburan. Intinya kita mikirin aja kalo bang dem di rumah baik baik aja, sehat sehat dan gak ada kendala apa pun "
" iyaa iyaa "
" tapi abang jangan nangis lagi adek gak mau ya! Pokonya hari ini kita harus happy gak ada nangis nangis oke? Nanti kita vc bang dem "
" iya adeeek "
Sore hari pun tiba. Mahen sedang sibuk mencari nomor damian untuk di hubungin.
" mana sih? Perasaan udah adek sv deh? Kok gak ada "
" cari baik baik dulu deek sapa tau nyelip kan "
" enggak bang!! Kemarin bang demian barusan aja adek chat, dan gak mungkin langsung hilang kan? "
" nah inii!! "
" Vc ya? "
" iya iya dek buruaaan abang udah gak sabar "
" bentarr "
Damian kaget saat melihat panggilan video dari adik nya mahen secara tiba tiba.
" Ha? ADEK?? "
" Halo dek? "
" abaaaangg abang gimana kabar nyaa? Adek rindu sama abang " Nyaring nya suara raka sedikit membuat hati damian terobatin
" adeeek abang juga rindu sama kalian abang sendiri di rumah gak ada siapa siapa " Tangisan damian kini keluar lagi saat mengucap kan kata kata itu
" abang jangan khawatir ya? Adek gak bakalan lama kok di sini 3 hari lagi kita pulang bang "
" iyaaa adeek raka kuu makasih yaa udah mau video call sama abaang makasih sekali yaa adek adek abang "
" iyaaa abaaang abang sehat sehat yaa di sana tunggu kita pulang yaaa adek pasti peluk abang dengan sekuat tenanga adek oke? "
" hahahahaha jangan sekuat tenaga dong adek udah gede bukan bocil lagii jadi tenaga nya udah gedeee banget hahahahaha bisa remuk abang nanti "
" yaudaah mahen aja nanti yang meluk abang sekuat tanaga mahen kan masih bocill "
" heeemm iyaa iyaa nanti peluk sekuat kuat nyaa yaa adek adek abaang "
" iyaa yaudah ya bang adek akhiri dulu yaa besok kita sambung lagii okee "
" iyaa selamat malan dedeek nya abaaang mimpi yang indah yaa "
TUT TUT TUT
PANGILAN SUDAH BERAKHIR
Damian sedikit mendingan. Hati nya kembali dingin dan tidak lagi merasakan cemas dan panik yang mendalam.
Damian dengan sangat semangat nya menunggu kepulangan adik adik dan orang tua nya ke rumah. Apakah yang akan ia terima dari orang tua nya? Perkataan maaf kah? Atau malah cacian?
KAMU SEDANG MEMBACA
Exorcist
Ficção AdolescenteDi kota Nurbazkia tak ramah di kenal orang tentang keramatnya kota itu. Sebagian orang memilih untuk tidak terlalu lama melewatinya, namun keluarga Navistain tetap kekeh untuk berdiam di kota itu. Tak apa, semenjak kematian anak perempuan mereka, Ca...