Tidak mungkin...
Dia berjanji untuk kembali. Jadi pasti itu bukan Tuan Theo....
Luna meringkuk. Memeluk lututnya. Meyakinkan diri kalau semua hanya mimpinya. Tapi, semua siaran televisi yang kini terus menerus menyiarkan masalah tersebut, seakan terus meyakinkan Luna kalau semuanya adalah nyata.
"Nyonya Theodore terlihat keluar dari rumah sakit Mayden. Namun karena penjagaan ketat para wartawan tidak bisa menemuinya...."
"Beberapa mobil polisi terlihat parkir di depan mansion utama Theodore...."
"Penyebab kematian masih belum diketahui hingga saat ini, namun beredar rumor kalau korban melakukan bunuh diri."
Luna mematikan layar di depannya yang semakin berisik.
Bunuh diri?
Luna tertawa miris.
Sesuatu yang tidak akan dilakukan pria itu. Dia bukan seorang pengecut.
Bagaimana bisa mereka mengatakan dia bunuh diri? Siapa yang menyebarkan rumor seperti itu?
Luna menarik napas panjang. Merasa dia juga tidak perlu meyakinkan hal itu kepada siapapun. Memangnya apa yang akan dia katakan? Mencoba untuk meyakinkan semuanya kalau pria itu... mungkin dibunuh?
Tidak. Tuan Theo tidak mati. Dia tidak mungkin pergi seperti itu.
Dia sudah bertahan cukup lama di dunia bawah tanah. Menghadapi para mafia dan para gangster yang mengerikan. Apakah dia akan berakhir begitu saja?
Tidak mungkin.
Dia melawan siapa kali ini?
Di mansionnya sendiri?
Apakah itu... Nyonya Theo?
*
Kabut datang saat rintik hujan itu mulai sirna. Tetesan-tetesan air yang tersisa di jas hujan hitamnya bahkan belum mengering.
Luna hanya bisa memperhatikan sekelompok orang berpakaian hitam itu dari area luar pemakaman.
Halimun semakin mengaburkan jarak pandangnya. Padahal ia sudah berada cukup jauh.
Kenapa seakan bumi bahkan tidak rela membuat Luna melihat itu semua.
Perhelatan terakhir untuk Tuan Theo.
Apakah tanah dan udara sedang menunjukkan kalau ia dan Tuan Theo sebenarnya memiliki batas yang tidak bisa mereka lewati.
Batas dalam kehidupan. Karena kehidupan mereka memang berbeda.
Jika melanggar larangan alam, hanya tragedi yang akan terjadi.
Sebuah peti terlihat di jatuhkan ke dalam tanah. Dan saat itu juga pandangannya menangkap sebuah foto pria tanpa ekspresi di tengah pelukan seseorang. Tuan Theo.
Pandangan Luna beralih ke atas. Memperhatikan wanita yang memegang pigura tersebut.
Di balik kaca mata hitam itu, tentu tidak ada tangisan. Luna yakin itu. Bahkan Luna bisa melihat raut datar yang tidak menunjukkan kesedihan sama sekali.
Sebulir air mata jatuh di pipinya. Dia tidak terisak. Hanya sedih mengingat bagaimana kehidupan Tuan Theo.
Kalau saja Tuan Theo tidak terikat pernikahan dengan wanita itu, Kalau saja dia tidak dipaksa masuk ke keluarga Theodore, mungkin Tuan Theo bisa menjalani hidup sebagaimana yang dia inginkan.
Wanita itu dan keluarganya, semua gila.
Luna membuang jas hujan hitamnya. Membiarkan bajunya semakin lama semakin basah karena gerimis.
KAMU SEDANG MEMBACA
(S1) Rahasia Di Mansion Tuan Theo - Selesai
RomanceBekerja di salah satu mansion paling mewah itu merupakan sesuatu yang membanggakan bagi Luna, sebelum ia tahu kalau memiliki majikan dengan kedisplinan yang menyeramkan. Lalu, seorang pelayan wanita ditemukan bunuh diri dan teman sekamarnya pergi s...