Orang-orang itu mengerubungi Nyonya Theo. Berusaha menyelamatkan nyawa wanita itu.
Itulah hal terakhir yang Luna bisa lihat sebelum tangannya di borgol dan ia digeret kasar keluar dari sana.
Kenapa para pengawal itu juga tidak langsung membunuhnya saja?
Seharusnya orang-orang itu menembak kepalanya juga. Bukannya mereka selalu siap siaga dengan senjata api di balik ikat pinggang mereka?
Tubuhnya di dorong masuk ke dalam sebuah mobil hitam.
Hingga saat ini, Luna tidak berusaha untuk berontak. Toh, dia sudah siap menghadapi kematian sebelumnya, memangnya ada hal yang lebih buruk dari itu?
Masuk penjara?
Atau mungkin, ia harus menghadapi kemarahan seseorang karena ia berusaha mencelakai anaknya?
Semua akan Luna hadapi. Semenyakitkan apapun itu.
Entah kemana mereka membawanya. Saat mobil berhenti seseorang yang dari tadi mengawal dengan duduk di sampingnya, mengikatkan sebuah kain hitam di mata Luna. Membuatnya tidak sanggup melihat apapun.
Hanya sebuah tarikan di lengan Luna yang menuntunnya untuk turun lalu melangkah entah kemana.
Sebuah dorongan membuat ia jatuh terjerembab untuk kedua kalinya. Kali ini Luna bisa merasakan tubuhnya mendarat di atas sesuatu yang keras dan dingin.
Kain hitam yang menutupi matanya ditarik. Kemudian orang-orang itu meninggalkannya tanpa mengatakan apapun.
Luna berusaha bangun dengan kedua tangan yang masih diikat di belakang badannya. Memperhatikan sekelilingnya yang gelap. Dia berada di sebuah tempat seperti gudang. Namun tempat itu terlalu kosong untuk disebut sebagai gudang. Hanya ada beberapa tumpukan kayu-kayu di salah satu sudut.
Lantai yang langsung beralas tanah merah yang basah, menyebabkan bau lembab dan membuatnya mengerutkan hidung. Rok yang dipakainya juga bagian depan bajunya ikut penuh dengan tanah.
Waktu demi waktu ia lewati.
Hingga ia tidak tahu apakah ini siang atau malam.
Apakah sudah esok, atau masih hari ini.
Mulut dan kerongkongannya mulai gatal karena kering. Bibirnya perih. Perutnya sakit karena sudah lama tidak diisi.
Apakah ia akan dikurung di tempat ini sampai membusuk?
Suara derit pintu membuat Luna membuka matanya, tapi sedetik kemudian ia tutup kembali karena cahaya menyilaukan dari luar membuat matanya sakit.
Dua pria berjas hitam berdiri di ambang pintu. Kemudian seseorang melangkah masuk dengan langkah tegap. Ujung coat panjang berkibar mengikuti setiap langkahnya. Semakin dekat, bau maskulin dari sebuah parfum membuat Luna merasa mual.
Luna mengangkat pandangan. Pria berambut putih. Dan Luna mengenali siapa pria tua berkacamata itu.
Tuan Besar Theodore.
"Ternyata hanya seorang wanita lemah yang tulangnya bisa hancur sekali ku injak." gumamnya. Sudut bibir pria itu terangkat. "Darimana kau mendapatkan keberanian besar untuk menyulut kemarahanku, ha?"
"Bawa dia ke tempat itu." Suaranya tiba-tiba meninggi. Memberikan perintah pada para bawahannya. "Akan kutunggu sampai Esme bangun. Agar aku bisa tahu, apa cara yang Esme inginkan untuk mengeksekusi wanita ini."
"Oke, Sir."
Para bawahan itu kembali menyeret Luna. Dengan langkah tertatih karena tubuhnya sudah kehilangan seluruh tenaga, Luna berusaha mengikuti para pria berjas hitam tersebut dan langkahnya yang cepat.
Bukan lagi memikirkan, kemana mereka akan membawanya pergi kali ini. Tapi mendengar ucapan pria tadi membuat Luna mengetahui sesuatu.
Wanita itu ternyata belum mati? Sial!
Kalau begitu dia juga tidak boleh mati kalau wanita itu belum mati.
Niat untuk kabur akhirnya muncul untuk pertama kalinya di pikirannya. Ia harus pergi. Ia harus kabur dari orang-orang ini.
Tapi, bagaimana caranya?
Luna mengamati pria yang duduk di sampingnya. Lalu, 2 pria yang duduk di depan. Ia yakin dibalik setelan formal yang mereka kenakan ada senjata api yang siap siaga.
Sepertinya ia tidak bisa melakukan apa-apa kali ini. Kalau ia berontak sekarang mungkin ia yang akan benar-benar mati di dalam mobil ini. Ia tidak boleh mati lebih dulu dari wanita itu..
Keadaan setidaknya terkendali dan baik-baik saja bagi nyawanya sampai Luna merasakan tubuhnya terpental hebat.
Dimulai dari suara klakson yang keras, lalu mobil mereka ditabrak sesuatu dengan kencang.
Semuanya berputar dan pandangan Luna mulai gelap.
Itulah hal terakhir yang bisa Luna ingat.
*
Apakah ia sudah mati?
Pertanyaan itu yang langsung muncul di kepalanya begitu ia mengerjapkan mata.
Apakah Tuhan sedang menghukumnya? Badannya terasa remuk. Kepalanya sakit sekali. Begitupun juga dengan dadanya. Napasnya sesak.
Napas? Dia masih bernapas?
Luna mencoba membuka kelopak matanya. Yang pertama ia lihat adalah langit-langit yang berwarna putih. Sinar lampu berkelebatan dari jendela di kanan kirinya. Tubuhnya yang berbaring di atas sebuah ranjang yang keras kadang oleng ke kanan dan ke kiri. Dia berada di dalam sesuatu yang berjalan.
Dia berada di dalam sebuah mobil.
Luna berusaha bangun. Saat setengah duduk, ia sadar tengah berbaring di atas sebuah stretcher. Tapi tidak ada peralatan medis apapun di sekitarnya selayaknya ambulans.
Bahkan gelap dan tidak ada siapapun, kecuali seorang pria bertopi yang sosoknya baru saja tertangkap tatapan Luna.
Pria itu tidak tampak seperti seorang paramedis. Namun, posturnya tampak tidak asing di mata Luna. Luna mencoba menebak hanya dari mulut dan hidung pria itu yang sanggup dilihat.
Tapi, Luna sendiri tidak ingin mempercayai dugaannya.
Sampai pria itu akhirnya melepas topinya.
Apakah ini mimpi? Atau... dirinya memang sudah mati?
Jika kematian bisa mempertemukannya kembali dengan pria itu, Luna rela meninggalkan dunia sekarang juga.
Ia tidak menyangka bisa melihat pria itu kembali.
"Tuan... Theo?" Cicit Luna. Tidak percaya. Mungkin saja orang di depannya itu hantu.
Segores senyum yang terukir di wajah itu membuat setetes kehangatan jatuh di pipi Luna.
Dia baru menyadari kalau dia merindukan pria itu.
Sangat merindukannya.
Luna menghambur memeluk seseorang yang tampak seperti mimpi di hadapannya sekarang.
~ END ~
Apa? Ending?
Iya, saya tahu masih ada persoalan yang belum terjawab.
Tapi karena mulai saat ini Luna udah nggak tinggal di mansion lagi, jadi kita lanjutin ceritanya di season 2 aja ya.
Ntar ga nyambung sama judul :)
See you soon ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
(S1) Rahasia Di Mansion Tuan Theo - Selesai
RomantizmBekerja di salah satu mansion paling mewah itu merupakan sesuatu yang membanggakan bagi Luna, sebelum ia tahu kalau memiliki majikan dengan kedisplinan yang menyeramkan. Lalu, seorang pelayan wanita ditemukan bunuh diri dan teman sekamarnya pergi s...