Tangan Wira (Wiyon) ditekuk ke punggung oleh Jaka. Dirinya memberontak, namun Jaka mengeluarkan kekuatannya yang membuat Wira tak bisa melepas cengkraman tangan Jaka. "Lepas!" teriaknya dengan gusar.
"Apa yang dilakukan Antana padamu? Mengapa jadi seperti ini?!" Jaka berusaha dengan keras agar Wira tak melepas cengkraman tangannya.
"Jaka!" Jati membantunya untuk mencengkram tangan Wira yang berusaha melepaskan diri.
"Mas Wiyon di mantrai, kamu cengkram yang kuat, ya. Nanti aku bakalan balikin dia." Jati menatapnya kebingungan, namun dia hanya bisa mengangguk agar semua cepat selesai.
"Cengkram, jangan lepas. Aku sudah memantrai cengkramanmu." Jati mengangguk, sekuat tenaga ia mencengkram tangan itu.
"Lepasin!" Jati benar-benar tak bisa melepas cengkraman itu. Tangannya benar-benar dimantrai hingga seperti lengket dengan pergelangan tangan Wira.
Damar yang melihat itu langsung menendang Jati untuk menjauh. Jati meringis kesakitan, ia memandang Damar yang matanya berubah menjadi merah. "Dam ..." lirih Jati. Tangan milik Jati tetap berada di dua pergelangan tangan Wira.
"Lepas atau aku membunuhmu." Suara Damar berubah. Suara itu berhasil membuatnya bergidik ngeri. Jati jadi teringat suara peneror saat menelponnya. Ternyata itu adalah suara Damar. Namun, mengapa Damar menerror keluarganya sendiri? Atau jangan-jangan, Damar lah yang memukuli Rike? Tapi tak ada yang cukup kuat untuk melawan atau menyakiti Rike. Bukan Rike yang akan sakit, namun orang yang akan menyelakainya yang akan babak belur.
Semua teror ini, apakah Damar yang melakukannya juga? Jati tak menyerah, ia tetap memegang pergelangan Wira. "Pergi kau! Dasar iblis!" Ia meludah ke arah Damar. Baru sekali seumur hidup ia meludahi seseorang. Apalagi orang itu adalah adiknya sendiri.
Jati baru menyadari bahwa Damar tak mempunyai bau seperti biasanya. Mengapa ia baru menyadarinya? Ia juga baru ingat bahwa adiknya itu tak pernah lagi bertingkah konyol saat di rumah. Padahal, keadaan semacam apapun, Damar akan berusaha menghibur mas dan adik-adiknya.
Ia juga yang paling serius akhir-akhir ini. Saudaranya yang lain terlihat kesakitan akibat terpental. Tapi untungnya tak ada yang samapi pingsan dan mengalami luka yang serius. Jaka terlihat mengatakan suatu mantra dan menggerakkan tangannya, Damar yang melihat itu berusaha untuk mengganggu Jaka. Ia tak suka jika rencanaya tak berhasil sama sekali seperti ini. Rencananya adalah untuk membunuh seluruh keluarga Wiyono, sudah berabad-abad dirinya menjadi roh dan terkurung di dalam botol. Baru kali ini dia terbebas, namun rencanya malah gagal total.
Mata Jaka tiba-tiba berubah menjadi warna biru, terdapat sinar terpancar di tubuhnya. Yang lain hanya memandang dirinya dengan keadaan diam. Jaka mengisyaratkan yang lain untuk mundur agar dirinya bisa melawan Damar. "Kau ingin membunuh seluruh keluargaku?" Jaka memandangnya dengan tajam. Damar terlihat tersenyum menyeringai.
"Maka kau yang akan aku bunuh, Antana." Jaka langsung menyerang Damar, ia kini bertarung hebat dengan orang di depannya. Damar terlihat menahan serangan Jaka dengan tubuhnya yang melar. Tak bisa dipungkiri, bahwa tubuh di depannya adalah tubuh milik Damar. Sedangkan jiwanya adalah milik Antana. Pangeran terkutuk dari masa lalu yang mempunyai dendam.
"Argh!" Damar menjerit ketika Jaka terlihat membacakan mantra dan menyentuhnya. Mantra itu adalah mantra guna membuat Antana keluar dari tubuh Damar.
"Do ou." Satu kata itu membuat Antana benar-benar keluar dari tubuh milik Damar. Rohnya dimasukkan ke dalam botol dan ditutup dengan rapat. Keluarnya Antana membuat Damar pingsan, begitu juga dengan Wira.
"Damar!" Rike menghampiri sang kembaran dan memangku kepalanya. "Mar? Bangun, Mar! Ini aku Rike!" Rike mengguncang tubuh kembarannya yang nampak pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
WIYONO FAMILY
De TodoApakah dirimu masih percaya pada kekuatan super di zaman modern ini? Bagaimana jika hal itu masih ada sampai sekarang? Mungkin kau akan berkata bahwa itu hal yang kekanak-kanakan bukan? Apa menurutmu seluruh keluarga ini berbohong jika mereka menga...