Muthe, Pretension

3.9K 36 3
                                    

"Jadi nggak ke mpok Diah? Ngopi dulu kita."

"Jadi. Ayo kuy."

Salah satu dari gerombolan laki-laki berseragam SMA itu terlihat sedikit panik. Tangannya meraba setiap saku yang ada di celananya, tapi benda yang dia cari tidak ketemu. Melihat salah satu temannya panik begitu, mereka jadi penasaran dan menanyakannya.

"Kenape, Al? Ada yang ilang?"

"Iye, Met. Hp gue ketinggalan di laci kelas kayaknya."

"Lah, udah jam segini. Kelas paling udah dikonci. Ambil besok aja."

Anak laki-laki yang kehilangan hp itu lantas berbalik lalu dia berjalan cepat meninggalkan teman-temannya. Sambil melambai dia berteriak: "Tinggal aja. Gue mau ambil hp dulu di kelas. Semoga belom dikonci."

***

Cklek

"Weh, untung belom dikunci nih kelas," gumam Aldi saat membuka pintu kelasnya.

Aldi adalah seorang siswa kelas 2 di suatu SMK Jakarta barat. Hpnya tertinggal di dalam kelas dan dia berniat untuk mengambilnya kali ini.

Aldi mendekat ke tempat duduknya lalu meraih laci meja untuk mencari hpnya yang tertinggal, tapi tangannya tidak menemukan hp itu di laci meja miliknya. Alhasil, dia harus berjongkok untuk mencoba mengecek laci meja itu dengan mata kepalanya sendiri.

"Hadeh, dimana sih?"

Saat sedang mencari, terdengar suara langkah kaki mendekat ke kelasnya. Sedetik kemudian, pintu kelas itu dibuka secara kasar.

Brak

"Aduhhh..."

Terdengar suara perempuan merintih kesakitan saat pintu itu terbuka. Aldi malah refleks bersembunyi di bawah meja ketika mendengar suara itu. Entah dia takut apa kaget, tapi otaknya merespon dengan bersembunyi di bawah meja.

"Udah berapa kali bapak bilang? Kalo ada tugas tu yang dikerjain!"

Plak

Aldi sedikit terkejut mendengar suara itu. Apa laki-laki itu menampar si gadis? Batinnya. Karena rasa penasaran, Aldi mengintip sedikit ke arah sumber suara. Matanya langsung membelalak ketika mendapati seorang gadis sedang dalam posisi menungging dan roknya sudah tersingkap menunjukkan bongkahan pantat yang sekal. Tak hanya itu, sosok laki-laki yang menampar pantat gadis itu, dia mengenalnya. Pria itu adalah Pak Rohmat. Guru Fisikanya. Tapi ada rasa penasaran yang lebih mengundang di dalam benak Aldi. Siapakah gadis itu?

Plak

"Maaf, Pak... Uhhh..."

"Maaf, maaf. Maaf mu nggak menyelesaikan masalah. Tau kan kamu harus ngapain?"

Gadis itu menoleh ke belakang dengan raut ekspresi sangat menggoda. Saat dia menoleh seperti itu, Aldi baru tahu kalau gadis itu adalah teman sekelasnya. Mutiara Azzahra Umandana, atau yang biasa dipanggil Muthe kalau di kelas.

Pandangan Aldi kini jadi terfokus pada pantat sekal milik Muthe yang mulai dielus-elus secara halus oleh Rohmat. Ekspresi muthe lama kelamaan mulai berubah dari awalnya terlihat takut dan kesakitan, kini menjadi keenakan. Sesekali pinggulnya bergerak kanan kiri menghindari tangan kasar itu di pantatnya.

"Mau langsung atau pelan-pelan aja?" tanya Rohmat pada Muthe.

"Langsung aja, Pak. Saya ada show theater jam 7 nanti," jawab Muthe.

Selain menjadi teman satu kelas Aldi, Muthe juga seorang member idol grup di ibukota. Belum semua tahu soal siapa dirinya di idol grup tersebut, bahkan teman sekelasnya. Hanya sedikit guru yang mengetahui Muthe sebagai member idol grup dan salah satunya adalah Rohmat.

PakahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang