Persia

2 0 0
                                    


Aku memberikan hasil lanjutan novel semalam pada Kana. Laki-laki itu mulai membacanya.


"Hmm...kurang menarik."


Aku mengembuskan napas, kecewa, "Lalu apa lagi yang harus kutambahkan ya? Bingung."


"Ada apa nih?" Persia mendekat.


Kana memberikan kertas itu pada Persia, "Coba berikan pendapatmu."


"Hmm, ada yang kurang dari cerita ini," ucap Persia.


Cepat sekali!


"Coba dijabarkan."


"Yang kurang adalah romance-nya," ucap Persia santai. Mulutku ternganga. Hah, maksudnya?


"Bumbu romance itu sangat penting dalam genre slice of life, Finn. Tanpa itu, cerita genre Slice of Life hanya akan menjadi cerita ampas."


"Benar kata Kana, tapi kamu hanya perlu menaburi unsur


romance itu sedikit saja,"


Aku mengangguk paham.


"Genre Slice of Life itu sebenarnya genre yang fleksibel, jadi bisa dimasukkan ke genre lain seperti comedy, sport, supernatural, dan lainnya."


"Penulisanmu sudah cukup bagus, Finn. Hanya perlu beberapa perbaikan di alur ceritanya supaya bisa kosisten dan menarik," ucap Kana, tersenyum.


"Siap, makasih sarannya Kana."


Laki-laki itu tertawa, "Santai saja, Finn."


"Ah iya, aku punya sesuatu untukmu."


Persia mengeluarkan sebuah kertas dari saku, lantas memberikannya padaku.


Festival literasi nasional telah tiba!


Bagi yang ingin mendaftar harap memperhatikkan beberapa hal di bawah ini:


Tercantum beberapa persyaratan agar dapat mendaftar, dari ukuran font, spasi, dan model font seperti apa yang dipakai.


"Coba kamu ikut lomba itu, Finn. deadline-nya masih lama, yah cukuplah untuk kamu membuat satu novel utuh."


Mataku terbinar-binar. Perlombaan ini diadakan oleh salah satu penerbit besar. Jika mengikutinya, kemungkinan bukuku dapat diterbitkan jadi lebih besar.


"Baiklah, aku akan mengambilnya."


"Sip, nanti Pana yang mengurus mendaftarannya," Persia tersenyum.

Finn an His Word'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang