"Selamat ulang tahun Choi Chaeyoung!"
Tepat pada jam 12 malam di tahun 2012 itu, tiga orang meneriakkan hal yang sama. Dibandingkan menyambut tahun baru bersama, keluarga kecil nan hangat itu memilih merayakan hari ulang tahun Choi Chaeyoung yang ke 8.
Langit kota London itu kini dipenuhi oleh kembang api yang berwarna-warni. Choi Chaeyoung merasa sangat beruntung dilahirkan pada hari dimana semua orang menyambut kehidupan baru. Dengan begitu, setiap tahun Chaeyoung merasa seluruh dunia tengah merayakan ulang tahunnya.
"Ayo berdoa dan tiup lilinnya!" Seru seorang Choi Jennie yang kini tengah berusia 10 tahun itu. Wajahnya menampakkan kesenangan luar biasa ketika menyambut usia baru adiknya yang ke 8 tahun.
Ketika Chaeyoung berhasil meniup lilinnya, gema suara kembang api semakin meriah. Dari balkon rumah berlantai 2 itu, Chaeyoung begitu berbinar melihat suasana langit malam saat ini.
"Ayo, kita makan kue di dalam saja. Di luar sangat dingin." Kwon Nara berniat mengajak keluarga kecilnya masuk ke dalam rumah. Karena saat ini musim dingin masih bertahan.
"Eomma, tapi Chaeyoung masih ingin melihat kembang api. Kita bisa disini sedikit lebih lama?" Anak tertua di keluarga itu mulai bersuara. Dia tidak tega menghentikan tatapan berbinar adiknya.
"Ani. Aku tidak mau Jisoo Unnie sakit. Jisoo Unnie kan tidak kuat udara dingin. Kita masuk saja." Menyudahi tatapannya pada gemerlap langit tahun baru kota itu, Chaeyoung memilih menggandengan lengan kedua kakaknya dan menggiring mereka memasuki rumah.
Hal sederhana itu membuat Choi Jinhyuk dan Kwon Nara saling menatap dan tersenyum. Memiliki ketiga anak yang manis dan saling menyayangi memang adalah anugrah terindah untuk mereka.
Di sebuah rumah berlantai 2 yang Choi Jinhyuk beli untuk keluarga kecilnya berlibur sesekali ke London itu, mereka merayakan ulang tahun Choi Chaeyoung dengan penuh tawa.
..........
"Selamat tahun baru, Lisa-ya." Suara lembut itu menyapa indera pendengaran Lisa yang tengah memandang langit kota Seoul dari balkon kamar.
Lee Dahee memberikan kecupan di setiap bagian wajah anaknya. Membuat Lisa merasa geli dan tertawa ringan. Ibunya sangat sering melakukan itu. Walaupun cukup mengganggu, namun Lisa pun tak pernah melayangkan protes. Karena dia pun menyukai setiap sentuhan yang ibunya berikan.
"Sudah tahun 2012 saja. Sebentar lagi aku akan berusia 8 tahun." Lisa tampak menggerutu, membuat Dahee tergelak.
"Sayang, bukan seperti itu konsepnya. Baru kemarin kau berulang tahun yang ke-7."
Dahee mencubit pipi anaknya dengan gemas. Lahir pada akhir tahun sepertinya membuat Lisa selalu kebingungan terhadap umurnya. Salah Dahee juga, memasukkan Lisa ke sekolah bersamaan dengan teman-teman yang memiliki tahun kelahiran sama dengan Lisa. Membuat ia selalu menjadi yang termuda di antara mereka.
"Tapi teman-temanku sebentar lagi akan berusia 8 tahun. Bukankah aku juga?" Dahee hanya tertawa merespon ucapan Lisa dengan wajah cemberut itu.
"Seandainya Lisa setuju untuk Eomma ajak berlibur ke London, pasti akan lebih menyenangkan." Dahee duduk di samping Lisa. Ikut memandang ledakan kembang api yang terlihat cukup menerangkan malam gelap mereka.
"Percuma saja jika tanpa Appa."
Dahee menoleh pada sang putri. Terlihat jelas perubahan raut wajah Lisa. Padahal semula anaknya itu tampak gembira. Namun saat mengingat sang ayah tidak ada di antara mereka, membuat wajah itu berubah murung.
"Lisa tahu kan jika Appa sedang melakukan pertemuan bisnis di luar negeri? Ketika Appa pulang---"
"Mengapa selalu setiap tahun? Bahkan Appa tak pernah ada saat ulang tahunku." Perasaan gadis berusia 7 tahun itu sangat sensitif jika mengingat perihal ulang tahunnya kemarin.
Ia selalu merasa iri jika teman-temannya bercerita mengenai betapa hangatnya perayaan ulang tahun mereka. Berbeda dengan Lisa yang selalu merayakan dengan hambar bersama sang ibu, juga terkadang bersama kakek dan neneknya.
"Arrayo. Saat Appa pulang nanti, Eomma akan meminta Appa tahun depan tidak melakukan perjalanan apa pun. Kita akan merayakan ulang tahun Lisa bersama, hm?" Mendengar itu, Lisa mengangguk antusias. Ia merasa tidak sabar untuk mempercepat waktu.
- Early Part -
Tangerang, 13 Agustus 2024
Note.
Part 1 di publish kalau ramai ya✌️
KAMU SEDANG MEMBACA
Labyrinth
FanfictionDia sangat rumit. Dia tidak bisa dimengerti. Dia sulit untuk digapai. Layaknya labirin.