Jennie tidak tahu, apakah keputusannya akan membuat hidup gadis itu berubah. Sejak tadi, dia hanya merenung sembari sesekali menyesap gelas wine nya.
Sekarang masih pukul 11 malam. Jennie rasanya enggan untuk mengakhiri malam ini. Karena esok, ia harus memulai hidupnya yang baru.
Menghela napas, Jennie hendak menuangkan wine ke dalam gelasnya yang kosong. Namun sebuah tangan menahan lengannya, membuat Jennie mengerutkan dahi bingung.
"Bagaimana kau bisa bersenang-senang setelah mencampakanku, Jennie-ya?" Sosok pria berambut blonde terlihat olehnya.
Jennie berdecak kesal. Hong Mino masih saja mengejarnya padahal mereka sudah memutuskan hubungan sejak beberapa bulan lalu. Sialnya lagi, hari ini Jennie pergi tenpa kedua temannya ke nightclub. Membuat ia harus mengatasi pria itu sendirian.
"Lalu aku harus apa? Menangisi pria brengsek sepertimu?" Jennie bertanya dengan emosi.
Ucapan Mino seakan menggambarkan Jennie yang jahat di antara mereka. Padahal sebaliknya, lelaki itu terlalu mempermainkan perasaan Jennie. Walau memiliki hubungan bersama Jennie, lelaki itu masih saja pergi bersama wanita lain.
"Tidak bisakah kita kembali seperti dulu?" Tatap Mino yang sayu menunjukkan bahwa lelaki itu dalam keadaan mabuk.
Karena enggan meladeni Mino, gadis berpipi mandu itu memilih beranjak. Tujuannya pergi ke night club hanya untuk menghibur diri. Namun yang ia dapat justru rasa tak nyaman akubat kedatangan Mino.
"Dalam mimpimu, Mino-ssi." Jennie hendak pergi, namun dengan cepat Mino menahannya.
"Aku tidak akan melepasmu. Kau harus menjadi milikku." Tatapan lelaki itu berubah tajam.
Jennie yang lengannya dicengram amat erat meringis. Hendak melepaskan namun Mino justru menariknya hingga ia jatuh ke dalam dekapan Mino.
"Lepaskan, Hong Mino!" Gadis berpipi mandu itu mulai ketakutan.
Terlebih di dalam sana, semua orang sibuk dengan dunianya masing-masing. Menganggap jika Jennie hanyalah bertengkar kecil dengan kekasihnya.
"Jika kau tidak ingin cara yang lembut, aku akan melakukan berbagai hal untuk mendapatkanmu." Suara Mino terdengar menakutkan untuk Jennie.
Dia mulai menyesal karena dahulu memilih jatuh cinta pada sosok itu. Padahal kedua temannya sudah memperingatkan Jennie, jika dia sudah masuk ke dalam hidup Mino maka lelaki itu tak mungkin akan melepaskannya.
Hong Mino yang hidup sebagai anak tunggal seorang chaebol, selalu mendapatkan keinginannya tanpa syarat. Menjadikan sosok itu manusia yang egois. Jennie mulai mengerti disaat dia memilih putus dengan Mino.
Sekarang Jennie mulai ketakutan. Tenaganya tak cukup kuat untuk melawan Mino. Entah apa yang akan terjadi pada Jennie malam ini. Rasanya gadis itu tidak memiliki pilihan lain, kecuali pasrah.
"Dia tidak ingin bersamamu. Jangan memaksanya." Suara dingin itu muncul bersamaan dengan sebuah cengkranan erat di bahu Mino, membuat pria itu melepaskan dekapan di tubuh Jennie.
"Bocah ini selalu saja mengganggu kesenanganku." Mino mendesis kesal, hingga tiba-tiba dia melayangkan pukulan pada wajah Lisa.
Bugh!
Karena tidak siap dengan serangan mendadak itu, Lisa terpaksa membiarkan sudut bibirnya terluka. Tak tinggal tinggal diam, dia membalas pukulan Mino hingga membuat pria itu mundur beberapa langkah.
Bugh!
"Sialan!" Mino ingin kembali memukul rivalnya itu, namun dua sahabat Lisa menahan lengan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Labyrinth
FanfictionDia sangat rumit. Dia tidak bisa dimengerti. Dia sulit untuk digapai. Layaknya labirin.