11. You're Trash

2.3K 540 145
                                    

Kwon Nara tidak tahu tentang rencana suaminya untuk mengubah suasana ruang tamu dengan menghilangkan sosok Lee Dahee, dan menambahkan foto ketiga anaknya disana untuk menemani foto Lisa yang semula sendiri.

"Mengapa kau menghilangkan foto Dahee dari ruang tamu?" Nara bertanya pada Jinhyuk, ketika lelaki itu baru saja selesai membersihkan diri.

"Tentu saja agar anak-anak kita merasa nyaman---"

"Apakah kau sudah meminta persetujuan pada Lisa untuk menurunkan foto itu?" Pertanyaan Nara kali ini mampu membuat Jinhyuk terdiam.

Dia memang sama sekali tidak meminta persetujuan pada Lisa untuk menurunkan satu-satunya foto Dahee di rumah itu. Jinhyuk pikir ini bukanlah masalah serius.

"Nara-ya, ini hanya sebuah foto---"

"Kau tahu betapa sulitnya foto itu tercipta kan Jinhyuk-ah? Jika saja Lisa tidak menangis semalaman, kau tidak akan bersedia menciptakan foto itu bersama Dahee dulu." Nara yang melihat Jinhyuk masih tidak merasa bersalah, tanpa sadar membentak lelaki itu.

Dia amat tahu bagaimana foto keluarga itu terbentuk. Dahulu Dahee menceritakan sendiri pada Nara ketika hubungan mereka sudah membaik. Bahkan setelah itu, Jinhyuk tidak lagi mau berfoto bersama Dahee dan Lisa sudah muak untuk memintanya kembali. Alhasil hanya itulah foto satu-satunya tentang mereka bertiga.

"Foto itu sangat berharga untuk Lisa. Apakah kau benar-benar tidak bisa memahami putrimu sendiri, Jinhyuk-ah?" Dahulu, Nara selalu merasa bingung mengapa Jinhyuk tidak bisa dekat dengan Lisa.

Sekalipun sejak beberapa tahun Jinhyuk lebih sering berada di rumah ini untuk menemani Lisa, namun lelaki itu selalu bercerita jika Lisa selalu ketus padanya.

Kini ia mulai paham. Karena Jinhyuk tak pernah sekali pun mengerti bagaimana perasaan Lisa. Lelaki Choi itu selalu melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang. Tanpa tahu apa yang dia lakukan disukai oleh Lisa atau tidak.

"Dan sekarang, kau membuat semuanya menjadi runyam. Kau bicara seakan perubahan ini Jisoo yang menginginkannya. Tapi dia bilang padaku jika tak pernah bicara seperti itu." Bukan hanya tak bisa memahami Lisa. Nara pikir Jinhyuk benar-benar tak bisa mengerti semua anaknya.

Choi Jisoo adalah anak sulung yang baik untuk mereka berdua. Dia adalah satu-satunya anak yang tidak pernah membantah. Maka dari itu ketika Jinhyuk menyalah artikan keinginannya, Jisoo tidak berani melawan.

Hanya saja kali ini dia merasa harus mengutarakan perasaannya. Karena kejadian hari ini membuat Lisa menjadi salah paham terhadap Jisoo. Ia memilih bicara pada Nara agar ibunya bisa menyampaikan hal itu pada sang ayah.

Memikirkan semua perkataan Nara, kini Jinhyuk mulai terduduk di pinggir ranjang dengan tatapan menerawang jauh.

"Kau sungguh munafik, Nara-ya." Suara lirih itu membuat Nara mengerutkan kening.

"Terlepas dari yang ku lakukan ini bukanlah keinginan Jisoo. Apa kau merasa nyaman tinggal di sebuah rumah yang dihiasi oleh istri lain dari suamimu?" Napas Nara tercekat mendengar penurutan sang suami.

Memang ia merasa tak nyaman jika ini terjadi beberapa tahun lalu, sebelum Nara menyadari kesalahan besarnya yang memilih masuk kembali di kehidupan Jinhyuk.

"Choi Jinhyuk-ssi, aku datang kesini tidak memiliki niat lain kecuali menemani Lisa. Kita sudah membicarakan ini sebelumnya." Tapi sekarang, Nara seakan tidak peduli jika rumah itu masih dipenuhi oleh kenangan sang suami bersama istri pertamamya.

Setelah berpikir cukup lama, Nara memutuskan menyetujui ajakan Jinhyuk untuk menemani Lisa yang kesepian di rumah itu. Di hatinya tak ada niat lain datang kesana. Bahkan merusak kenyamanan Lisa.

LabyrinthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang