Apartemen Naruto petang itu bau rokok dan alkohol serta riuh dengan suara musik yang menghentak. Padahal ruangannya tidak besar, tapi ada 8 orang berjejalan di dalam ruang tengah yang langsung berbatasan dengan dapur dan sekaligus menjadi ruang makan.
Sakura bingung kenapa dia bisa-bisanya menuruti keinginan Ino untuk ikut acara kumpul-kumpul di sana. Padahal dari dulu dia paling malas jika harus berkumpul di rumah seseorang hanya untuk minum-minum yang sejatinya bisa dia lakukan dengan tenang di tempatnya.
Mengabsen satu-satu temannya yang datang, maka dia menemukan kehadiran Sasuke di sana sebagai yang paling mencolok. Rambut hitamnya yang terlihat berantakan namun disukai para gadis, wajah tampannya yang memasang wajah datar seperti orang bosan, dan gerak tubuhnya yang tidak nyaman karena harus duduk dekat dengan Naruto yang bernyanyi kencang sambil merokok.
"Aku pulang saja." Bisiknya pada Ino yang sepertinya tidak peduli. Dari tadi sang sahabat sudah terlalu lengket pada Sai yang berceloteh panjang lebar soal lukisan abad pertengahan yang dia sukai. Masalahnya, apa Ino mengerti atau hanya pura-pura mengerti demi bisa terus mengobrol dengan sang pujaan hati?
Tidak dihiraukan oleh Ino, maka Sakura melengos pergi begitu saja. Paling nanti sahabat pirangnya akan menghubunginya jika sudah sadar dari mabuk Sai yang membuatnya bertambah bodoh.
Tepat di depan pintu keluar, suara seseorang menghentikannya. Suara yang sudah lama tidak diakrabinya.
"Kau mau kemana Sakura?"
Sasuke berdiri di belakangnya. Kedua tangannya masuk ke dalam saku. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi berarti.
"Pulang." Jawab Sakura singkat sambil berjongkok memasang sepatu ketsnya. "Kenapa, Sasuke?"
Tidak ada jawaban dari laki-laki itu. Namun dia justru ikut berjongkok di samping Sakura dan ikut memasang sepatu.
Untuk sesaat Sakura tertegun. Sudah lama sekali dia tidak berada sedekat ini dengan Sasuke.
Bisa dibilang hubungan mereka jadi aneh sejak lulus SMA. Tidak lagi ada tegur sapa yang berarti kecuali di saat-saat tertentu ketika mereka tanpa sengaja bertemu di acara kumpul-kumpul seperti malam ini. Terutama karena mereka berdua tidak berkuliah di tempat yang sama. Hanya pertemanan erat yang Naruto kibarkan yang hingga saat ini masih membuat mereka terhubung melalui undangan-undangan nongkrong di akhir pekan yang biasanya tidak di saat yang sama mereka datangi.
Kecuali malam ini. Sakura jelas dipaksa Ino yang ingin PDKT dengan Sai. Sementara Sasuke jelas karena Naruto. Mereka berdua sahabat kental meski punya sifat bertolak belakang.
"Kau mau pulang juga?" Tanya Sakura lagi saat menyadari lagi-lagi Sasuke mengikutinya.
"Hn." Gumam Sasuke sebagai jawaban.
Sasuke menutup pintu apartemen Naruto lalu mereka berjalan bersisian menyusuri lorong sempit apartemen sederhana itu dalam keheningan. Tiba di lantai dasar dan menuju lobi, Sakura pikir Sasuke akan mengambil arah yang berbeda dengannya di jalan raya. Ternyata tidak. Lelaki itu berjalan terus di sampingnya. Masih dengan tangan masuk ke dalam saku sementara matanya memandang ke depan. Mulutnya tertutup rapat.
"Arah rumahmu ke sini juga?" Sakura bertanya lagi. Dia tidak tahan dengan keheningan yang melanda mereka ketika seharusnya mereka saling bertukar kata sebagai teman lama.
"Tidak." Jawab Sasuke santai.
"Kenapa mengambil arah ke sini kalau begitu?" Sakura bingung. Sasuke memang selalu tidak bisa ditebak dengan sikap dinginnya dan wajah tanpa ekspresinya.
"Menemanimu pulang. Tidak sebaiknya perempuan pulang sendirian di malam hari."
Itu adalah kalimat terpanjang yang Sasuke keluarkan dari tadi. Matanya memandang ke arah Sakura dengan senyum tidak simetris yang menghiasi wajahnya. "Sudah lama kita tidak seperti ini kan, Sakura?"