Bab 41🔞

8.8K 301 202
                                    

Happy Reading

-----------------------------------------------------------


Raja menatap Dika yang bersembunyi didadanya, Dika memeluknya begitu erat, dia merasa khawatir, bagaimanapun Dika tidak pernah bertingkah seperti ini.

Raja mengutuk Siregar ratusan kali, pak tua sialan itu! Beraninya dia melakukan hal ini pada istrinya.

Raja mengelus kepala Dika, dia mencium dahinya, "Apakah masih sakit?"

Dika menjawab tanpa melepaskan tangannya dari pinggang Raja,"Em ... Sakit."

Raja mengatupkan giginya, dia terlihat marah, "Sialan! Jangan khawatir ... Besok aku akan menendang pantatnya."

Dika kemudian mengeluarkan wajahnya, sedikit tercengang, "Dia adalah ayahmu."

Raja memutar matanya, "Kamu tidak tahu, kami sering berdebat."

Dika terkekeh, sepertinya itu sudah tidak mengejutkan lagi.

Kemudian Dika mengutarakan pikiran yang dia simpan selama ini, "Ja, kamu tahu? Apakah kamu tidak merasakannya ada yang aneh tentang ayahmu?"

Raja memiringkan kepalanya, "Dia tidak aneh, dia memang orang yang cukup menakutkan, kamu mungkin terkejut dengan sikapnya."

Dika menggeleng, "Aku tahu, seseorang dari keluarga Adhitama tidak mungkin menjadi biasa-biasa saja, tetapi ayahmu berbeda ..."

Raja mengangkat alisnya, "Mengapa kamu berpikir begitu?"

Dika kemudian mengingat momentum yang membuatnya merasa merinding, itu sangat berbeda dengan orang lain, dia merasa takut pada Siregar karena dia terlihat seperti tidak manusiawi, "Aku tidak tahu hanya saja ... Aku merasa ayahmu berbeda dari orang lain."

Raja mengangkat alisnya, "Benarkah ...?"

Dika mengerucutkan bibirnya, dia merasa Raja memahami kata-kata dengan maksud biasa.

Setelah beberapa saat Dika menghela nafas, tidak ada gunanya menjelaskan sekali lagi.

Dika, "Mari kita tidur."

Raja mengangguk, dia memeluk Dika dan mengecup dahinya, Dika memeluk Raja dengan erat sambil menyembunyikan wajahnya didada bidang milik Raja.

Setelah merasakan bahwa Dika tertidur, Raja membuka matanya, dia tidak menganggap kata-kata Dika adalah omong kosong.

...

Keesokan harinya.

Dika tersenyum, dia memeluk leher Raja, Raja terkekeh melihat Dika digendongannya, tubuh mereka masih basah karena baru saja keluar dari kamar mandi.

Raja menurunkan Dika, kemudian dia menatap tubuhnya dari kaca, Dika menyipitkan matanya, dia berbicara pada Raja, "Ja, lihat kandunganku hampir mencapai dua bulan, tetapi apakah kamu merasa perutku sedikit menonjol ...?"

Raja memeluk Dika dari belakang, dia menatap kearah kaca, dia membelai perut Dika, "Aku rasa itu belum membesar, bahkan saat aku mengangkat tubuhmu, rasanya lebih ringan."

Dika menoleh kearah Raja, wajah mereka begitu dekat, "Itu karena kamu bertambah tinggi, mungkin itu sebabnya kamu merasa aku lebih ringan."

Raja terkekeh, "Kenapa? Apakah kamu merasa malu?"

Dika menggeleng, "Tidak, hanya saja aku tidak membayangkan bahwa aku akan hamil, aku sedikit tidak terbiasa dengan hal ini."

Raja tersenyum, dia mengecup singkat bibir Dika, "Jangan khawatir, kamu tidak perlu malu, aku akan selalu ada untukmu."

[Bxb]Kingdao🔞[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang