3 - Self-Esteem And Family

125 48 88
                                    

[ cerita ini hanyalah fiksi! jika ada persamaan nama tokoh, itu hanyalah sebuah kebetulan. dimohon juga untuk tidak copy paste cerita ini, karena cerita ini murni pemikiran author! jadilah penulis yang bijak dan juga kreatif dengan menyalurkan ide-ide anda sendiri! sekian, janlup tanda bintang nyaa! ]

• Happy Reading & Kiyowok! •



📍 SMA Negeri 1 Satya Radja, 16.07 WIB.

Parkiran besar khusus kelas 11 dan 12 SMANSA sudah mulai sepi, para siswa kelas 11 dan 12 sudah pulang kerumah masing-masing untuk beristirahat. Begitupula dengan Hayden yang kini tengah menuntun motornya keluar dari parkiran.

Aturan sekolahnya, motor tidak boleh dinyalakan jika masih didalam parkiran.

Di ujung dekat pintu masuk parkiran, sudah ada gadis kecil dengan jaket kulit kebesaran di punggungnya, guna menutupi kerudung putihnya yang ternodai oleh tandatangan Jean.

"Kak, nanti kalau Bunda marah gimana?" Tanya sang adek pada kakaknya yang baru saja keluar dari area parkir siswa. Hayden terdengar menghela nafas perlahan, sudah pasti dirinya akan disalahkan, mau bagaimanapun tugas Hayden adalah menjaga adeknya agar tidak mendapatkan masalah disekolahnya.

"Besok juga masih dipakai kerudungnya," adu Hairyn penuh penyesalan, dirinya menyesal tidak mengingat nama kakak OSIS yang membimbingnya. Padahal baru juga masuk SMA.

"Nanti biar kakak yang bicara sama Bunda," balas Hayden berusaha menenangkan adeknya.

Hairyn menghela nafas, dirinya jadi merasa bersalah karena kakaknya juga yang harus terkena imbas nantinya. Saat hendak menaikki motor besar milik kakaknya, seseorang menghentikan mereka.

"Den!"

Hayden sontak mendongak, memperhatikan seorang cowok dengan almamater OSIS bewarna merah maroon dipunggungnya, mendekat kearahnya dan juga adeknya yang hendak pulang. Dia adalah, Nazif.

"Jean bodoamat waktu gue marahin dia, dia bilang itu urusan OSIS yang udah cantumin nama dia buat dimintai tandatangan," jelas Hayden pada Nazif yang baru saja datang, seolah tahu apa yang hendak cowok itu katakan.

"Gue paham, gue juga minta maaf, isengnya gue jadi bikin masalah," ujar Nazif meminta maaf, ini juga termasuk kesalahan dia, karna awalnya iseng memasukan nama Jean untuk dimintai tandatangan oleh peserta MOS.

"Kak, ini salah saya juga, karena tidak hafal nama kakak OSIS yang membimbing saya," ujar Hairyn sembari membungkuk pelan meminta maaf.

"Tidak apa-apa, selain pelajaran untuk kamu, ini pelajaran untuk saya juga, gara-gara saya, kerudung kamu jadi kotor, jadi tadi saya suruh salah satu anggota saya untuk membelikan kerudung ganti di toko terdekat. Ini, ambil saja," jelas Nazif sembari mendekati Hairyn. Perawakan Nazif tidak setinggi Jean, aura nya terlihat positif, Hairyn jadi tidak merasa was-was saat berada didekatnya. Totebag bewarna coklat itu kini diberikan kepada Hairyn.

"Makasih banyak, kak," ujar Hairyn menerima totebag itu, ia tersenyum manis melupakan kegelisahan dan kesedihannya tadi.

"Sama-sama," balas Nazif sembari tersenyum tipis.

"Gue balik, mau nyusun kegiatan buat besok," izin Nazif pada Hayden yang sedari tadi terdiam memperhatikan Nazif dan Hairyn.

"Yoi! Semangat Mas Waketos!" Hayden mengangkat tangannya untuk high-five dengan Nazif. Sebelum akhirnya Nazif meninggalkan keduanya.

"Yuk!" Ajak Hayden pada Hairyn yang tersenyum senang, melihat isi totebag itu ternyata kerudung putih yang serupa dengan kerudungnya sekarang. Hairyn pun dengan riang menaikki motor besar kakaknya dan bergegas pulang kerumahnya.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang