🌹 3 ~ Mas Raden Kepo 🌹

437 188 67
                                    

HAPPY READING

***

"Aku akan menjadikan kamu satu-satunya di hidupku itu janjiku untukmu suamiku, walau hanya mendapatkan rasa sakit darimu mas raden."

Nadira Safa Apriliani

"Aku begitu kejam terhadap istri hamba sehingga membuat hidupku di selimuti oleh rasa bersalah dan dipenuhi dengan kata menyesal telah menyia-nyiakan sosok istri seperti mu nadira."

Raden Arsen Dirgantara

***

Hari ini hari dimana Nadira libur, sekarang Nadira berada di dapur sedang berkutat dengan alat dapur pagi ini Nadira akan memasak sup ayam dan rendang pakai sambel beh membayangkan aja udah pasti enak, namun kegiatan memasak terganggu dengan kedatangan suaminya.

"Loh, mas Raden udah bangun?" tanya Nadira.

"Hmm!! apa anda nggak liat saya di sini," jawab ketus Raden.

"Hehe maaf mas," ucap Nadira.

"Anda masak apa hari ini?" tanya Raden. Nggak ada angin nggak ada hujan tumben-tumbenan suaminya bertanya biasanya cuek, ada apa gerangan? apa suaminya ini kerasukan.

"Nadira masak sup ayam sama rendang mas," balas Nadira dengan muka menunduk dan tangan sedikit gemetar.

"Saya boleh tanya sama anda?" tanya Raden.

"Boleh mas, mas mau tanya apa?" pasti Nadira jawab dengan jujur." jawab Nadira.

"Siapa laki-laki yang bersama anda, kemarin?" tanya Raden.

"Cie mas Raden cemburu iya?" liat Dira sama cowo." ledek Nadira.

"Nggak!! siapa juga yang cemburu sama cewe kampung kaya anda," ucap Raden begitu menusuk.

"Hehe ternyata Dira yang kegeeran sama mas," balas Nadira dengan menahan rasa sesak di dada.

"Cepat tinggal jawab, nggak usah bertele-tele," ucap Raden.

"Namanya Bagas mas, kita juga baru kenal satu sama lain, karena aku sama mas Bagas nggak sengaja tabrakan, di situlah kita saling kenalan, dah itu aja nggak lebih." balas Nadira.

"Terus!! dia minta nomor wa anda nggak?" tanya Raden.

"Nggak mas, karena waktu itu aku buru-buru." balas Nadira.

"Berati kalau nggak buru-buru, anda mau kasih nomor wanya ke si Bagas," lirih Raden namun di dengar oleh Nadira.

"Mas!! aku nggak bakal kasih nomor wa aku ke sembarang orang kok," ucap Nadira.

"Jangan geer saya tidak mau kamu jadi wanita jalang, apa jangan-jangan anda jelang yang bermuka polos." balas Raden.

"Astaghfirullah mas, Dira bukan wanita jelang seperti apa yang di bilang sama mas barusan," balas Nadira dengan melangkah pergi meninggalkan Raden, masakannya sudah selesai tinggal di tata di meja oleh Bibi Rumi niatnya Nadira yang mau menatanya namun mendengar kata yang terlontar dari mulut suaminya yang menyebutnya jelang membuat dirinya sakit dan menangis.

Nadira langsung menutup pintu kamarnya, ia menjatuhkan badannya di depan pintu setelah pintu kamar terkunci.

"Mas apa salah Dira sama mas, apa segitu rendahnya aku di mata mas sampai di bilang wanita jelang." Batin Nadira sakit.

"Hiks sakit banget," ucap Nadira dengan nada terisak.

Nadira pun langsung menghapus air mata yang sedari tadi menetes di pipi cantiknya ia sudah cape menangis terus, biar hatinya tenang Nadira pun memutuskan untuk pergi ke rumah orang tuanya, sebelum pergi Nadira mencuci muka terlebih dahulu biar kedua orang tuanya tidak curiga tenteng kelakuan suaminya terhadapnya, setelah selesai mencuci muka Nadira langsung beranjak keluar menuruni tangga namun langkah Nadira terhenti oleh suara Raden.

Kehadiran Yang Tak Di Anggap Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang