🌹 5 ~ Nadira izin 2 🌹

346 158 55
                                    

HAPPY READING

***

"Aku akan menjadikan kamu satu-satunya di hidupku itu janjiku untukmu suamiku, walau hanya mendapatkan rasa sakit darimu mas raden."

Nadira Safa Apriliani

"Aku begitu kejam terhadap istri hamba sehingga membuat hidupku di selimuti oleh rasa bersalah dan dipenuhi dengan kata menyesal telah menyia-nyiakan sosok istri seperti mu nadira."

Raden Arsen Dirgantara

***

Sudah dua hari Nadira berada di rumah sakit, Nadira begitu bosen berada di rumah sakit, kini yang berjaga Bundanya setelah abangnya pulang tadi pagi karena harus kerja harus mengurus urusan yang tertunda kemarin.

"Bunda, Dira sangat bosen sekali di rumah sakit terus, pengin pulang," ucap Nadira.

"Sabar iyah sayang, besok kamu juga sudah boleh pulang," balas Bunda Karina.

"Iya bun, tapi aku kangen banget kuliah dan juga kangen banget kumpul bareng sama sahabat Dira bun," Ucap Nadira sedih.

"Hey jangan sedih sayang, makanya anak bunda harus semangat biar besok boleh pulang sama dokternya," balas Nadira.

"Siap bunda." ucap Nadira.

"Pinter banget anak bunda," balas Bunda Karina.

"Kamu sarapan dulu iya, bunda suapi," ucap Bunda Karina dengan mengambil mangkok berisi bubur ayam yang sudah di sediakan oleh rumah sakit, Bunda Kirana pun langsung menyuapi Nadira.

"Buburnya kan rasanya hambar bun, tapi di saat di suapi sama bunda jadi rasanya enak," ucap Nadira.

"Kamu ini biasa aja bikin bunda salting," Bunda Karina.

"Hihi bunda aku lucu banget kalau lagi salting pantes aja ayah jatuh cinta sama bunda, karena bundaku ini sangat cantik dan baik," ucap Nadira.

"Masyaallah makasih sayang, kalian bertiga adalah harta yang paling berharga untuk bunda," balas Bunda Karina.

"Kalau semisal Dira pergi dari dunia ini apa mas Raden akan sedih atau mungkin mas Raden orang yang paling pertama yang bahagia kalau Dira udah nggak ada, karena udah nggak ada juga perempuan jelang yang selalu mengganggu hidup mas." batin Nadira dengan menatap kosong ke arah jendela rumah sakit.

"Hey, anak bunda kenapa bengong gini dari tadi, apa ada yang mengganggu di pikiran kamu nak?" tanya Bunda Karina melihat sang anak melamun.

"Nggak papa kok bun, Dira cuma kangen sama mas Raden," balas Nadira bohong.

"Apa bunda hubungi nak Raden untuk kesini?" ucap Bunda Karina.

"Jangan bun, soalnya Dira bilang ke mas Raden lagi nginep kan bun bukan lagi di rumah sakit," balas Nadira.

"Iya sih nak, tapi suami kamu harus tau kamu di rawat," ucap Bunda Karina.

"Nggak usah bun, aku nggak mau buat mas Raden khawatir sama aku," balas Nadira, Bunda Karina pun hanya membalas dengan menganggukkan kepala.

"Padahal yang sebenarnya mas Raden nggak sama sekali peduli sama Dira bunda." batin Nadira terluka.

"Udah bun, Dira udah kenyang?" ucap Nadira mencegah Bundanya untuk menyuapinya lagi.

"Tinggal satu suapan lagi sayangku," balas Bunda Karina.

"Tapi Dira udah kenyang banget Bunda," ucap Nadira dengan nada merengek. lucu banget sih kamu Dir~Author

Kehadiran Yang Tak Di Anggap Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang