Hari Sial

207 122 49
                                    

***

   Seorang gadis cantik dengan tinggi badan 165cm itu terlihat sedang berlari menuju sekolahnya. Jam sudah menunjukkan pukul 07.05 pagi.

     "Ah sial, gue telat lagi" gerutunya sembari terus berlari menuju gerbang sekolah.

      Namun sayangnya gerbang sekolah sudah ditutup oleh satpam. "Aduhh mati gue, oh iya pagar belakang" ujarnya lalu berbalik memutari sekolah menuju tembok pembatas di belakang sekolah elite itu.

      Gadis itu mulai bersiap untuk memanjat ke pagar tembok melalui pohon mangga yang tumbuh tepat disebelahnya. Dengan percaya diri dia melemparkan tasnya ke seberang tembok lalu memanjat pohon mangga dan berpindah ke tembok tersebut.

      Sebenarnya pagar itu tidak begitu tinggi, tapi cukup untuk membuat gadis itu kewalahan. Jangan heran, karena bukan untuk pertama kalinya gadis itu telat datang ke sekolah.

      Sampai di atas tembok, gadis itu celingak-celinguk melihat sekitar untuk memastikan tidak ada orang. Setelah dirasa aman dia pun bersiap untuk melompat turun dari tembok tua itu.

      "Oke aman" ujarnya sembari mengelus dada kemudian melompat kebawah.

        Brukkk

      "Untung aja, oke gue harus ke kelas sekarang" gadis itu langsung mengambil tasnya dan berjalan mengendap ke koridor yang mengarah ke kelasnya.

      "Heh kamu!" ucap seseorang yang sukses membuat gadis itu tersentak kaget.

      "Mau kemana kamu?" ujarnya lagi membuat gadis cantik itu menghela nafas panjang dan berbalik.

      Gadis cantik dengan mata sipit itu berbalik dan menghadap ke arah orang yang berbicara. Disana sudah berdiri Pak Asep yang menatap dirinya seakan siap menerkam gadis dengan badge nama Meysha Gloretta Dhaisy itu.

      "Kamu emang ga ada kapok-kapoknya ya, Meysha" ucap pak Asep memijat keningnya. Pria itu tampak sudah lelah menghadapi siswi satu ini. Bagaimana tidak, dalam seminggu bisa empat kali kepergok telat dan malah manjat pagar untuk masuk.

      "Yah bapak, saya tuh engga telat, cuma salah jalur aja" Meysha menjawab asal sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

     "Ga usah ngejawab, sekarang lari keliling lapangan tiga kali" katanya membuat gadis itu mendengus pelan.

       "Yahh bapak, saya tuh cuma telat lima menit loh pak, kurangin napa. Bapak Asep kan ganteng dan baik hati" bujuk meysha, berharap pak Asep bisa meringankan hukumannya.

         Bagaimanapun lapangan sekolahnya itu luas sekali pastinya akan sangat melelahkan, apalagi untuk gadis seperti Meysha yang apa-apa males.

       "Ada apa ini?" seketika pak Asep dan Meysha serentak menoleh keasal suara.

        Sekarang tidak hanya pak Asep, didepannya sudah berdiri Areza Geano Diazkara dengan tatapan dingin dan raut wajah datar.

        Sial.

Kenapa Meysha harus berhadapan dengan cowok ini lagi?

Lo Punya GueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang